Fivety four

724 57 7
                                    

"mungkin aku tidak bisa bersikap romantis seperti yang kau harapkan, tapi aku bisa mencintaimu lebih dari apa yang kau harapkan."









°°°°°°°












Ting!

Ting!

Ting!

Drt drt drt!

Ting!

Ting!

"buset! Tuh hp lu bunyi teros anjir! Angkat aja apa susahnya sih!"ucap darrel.

Ting!

"heh! Hp lu tuh! "ucap gavin
Dean bangkit dari kursi dan berjalan menuju meja, ia mengambil hpnya.

Prang!

Yap! Dean membanting hpnya, ia terlalu risih dengan suara notifikasi bahkan panggilan telfon yg berbunyi terus menerus. Bahkan baginya pesan itu tidak penting!

"heh taik kucing! Napa lu banting hpnya sih? "tanya varo geram.

"biarin aja"

"pesan dari siapa sih? Ganggu banget keknya. "ucap gavin.

"rara"

"heh bego! Lu gk inget waktu pesta kemarin? Ntar dia nangis lagi gimana? Atau bahakan gk mau keluar kamar? Kasian goblok dia tuh masih polos! Awas aja lu nyakitin dia, gua tabok pantat lu! "ucap varo yg penuh dengan segala umpatan.

"hm"

"yaudah telfon sekarang! "

Dean hanya menaikkan alisnya sebelah, varo ini pinter apa cerdas sih? Bukankah baru saja dean membanting hpnya? Lalu disuruh telfon sekrang? Cerdas sekali varo ini.

"cih, tolol! Hpnya udah dibanting goblok! Tros lu nyuruh dean buat telfon rara? Oon banget sih lu!!!"ucap gavin

"yaudah si nyelow ae nyelow! Sewot amay jadi laki. "cibir varo.

Dean berjalan menuju varo, dan meminta nomor rara. Karna ia tak hafal nomor rara, dengan sedikit perbacotan varo yg tak berfaedah.

Akhirnya varo memberikan nomor rara, dan dean segera menghubunginrara. Kenapa bisa? Karna dean taj hanya memiliki 1 ponsel.

Ini dean.
Send


Rara

Loh kak dean, ini bener kak dean? Nomor kaka ganti ya? Simoan nomor aku ya kak, jangan lupa! Harus ingat.

Hm
Send

Hanya seperti itu saja pesan yg dean sampaikan, namun dengan begitu dean tak akan membuat rara sedih bukan? Tapi kenapa dean kesal jika rara sedih? Ada apa sebenarnya dengan dean? Entahlah, mungkin saat ini ia terlalu banyak pikiran saja.

Waktu berlalu begitu cepat, sejak el mengajak elvina ke markasnya. Dan memberitahukan semua rahasia kehidupannya, mereka menjadi lebih lengket.

Bahkan saat elvina kerja dirumah sakit,  el selalu mengikutinya.

Apa el tidak ada kerjaan, hingga bisa selalu menempel pada elvina? Jika ada gavin, buat apa dia kerja? Toh, dia itu yg punya perusahaan. Dan gavin? Dia bawahan, dan seharusnya bekerja.

Jika tidak, nantinya dia akan memakan gaji buta.

"besok kan weekend, kita ke rumah mommya yuk. "ucap el.

"iya, terserah kakak aja. "

Ini malam ygsudah el tunggu, malam ini ia akan menyatakan perasaannya kepada eovina. Ia sudah menyiapkan kejutan yg indah untuk elvina, tapi sekarang ia cemas.

Apakah nanti perasaannya diterima oleh elvina? Atau justru ditolak?

"gua harus diterima! Seorang devan erland alfariz, tidak pernah menerima penolakan!"batin el.

"vin? Ikut aku yuk, ke halaman belakang. "

"iya kak, "

"tapi mata kamu ditutup ya, gada penolakan. "

"iya"

El dengan perasaan yg berbunga bunga menutup mata elvina, dengan perlahan ia menuntun elvina ke halaman belakang. Ia tak sabar melihat reaksi epvina nantinya.

"kak? Kak el dimana? Kak? "

El meninggalkan elvina, ia bersiap pada posisinya.

"kak, aku buka tutup matanya ya? "

Karna tak ada jawaban dari el, akhirnya elvina membuka penutup matanya. Saat ia melihat kedepan, ia sangat terkejut.

Elvina tak menyangka jika ia akan diperlakukan seperti ini,  air mata elvina menetes kala melihat el.

Ia berjalan menuju el,  sisi jalan sudah dipenuhi lilin cantik. Taburan bunga memenuhi jalan elvina, ditempat el berdiri ada 1 meja cantik dengan kesan yg sangat romantis.






Haihai...
Jarang banget nih gua apdet sore, padahal biasanya kan malem:"
Maap tidak sesuai jadwal, tapi gua tetep bakal apdet tiap hari.
Tapi... Klo hari rabu sama jum'at gua gk bisa janji:(
Soalnya ada urusan organisasi

Thank's yg udah vote and comment:*
Jangan lupa follow gua:"

Yg blom vote, gua doain melar badan lu! Gk bakal bisa kurus entar!

Hewhew:"

THE DARK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang