"terkadang saat kamu terpuruk, kamu tak menyadari bahwa banyak orang yg sedih melihatmu. "
°°°°°°°
El turun dari kamarnya ke lobby, disana sudah ada anggota keluarga yg menunggu.
Matanya mencari keberadaan arin, dan ternyata arin duduk dengan pandangan kosong. Hati el sakit melihat arin, ia tak menyangka jika arin harus melewati ini semua."sudah semua? "tanya grandpa.
"sudah"
"mobil sudah ada didepan, sekarang ayo kita berangkat. "ucap grandpa.
Arin di gandeng oleh vania, grandma dan juga oma. Mereka tau jika arin sedang yak ingin berbicara, keadaannya kacau.
Saat menuju bandara, keadaan didalam mobip sangat hening. Mereka semua dalam keadaan duka atas meninggalnya mama arin, gavin dan varo serta darrel juga diam.
Mereka tau kondisi, jadi mereka berusaha bersikap cool. Meskipun itu sulit, ya bayangin aja ya. Mulut yg suka ngegosip disuruj diem? Gateo banget mulut mereka tuh.
Hingga sampai dibandara pun juga tak ada yg berbicara, samapai didalam pesawat juga tak ada yg berbicara. El duduk disamping pak kusir. ggg. Dia duduk disamping arin, tapi tak ada yg mereka bicarakan.
Saat sampai di rumah arin langsung pergi ke kamarnya, el cemas! Bisa saja ada yg mengganggunya saat arin sedang terpuruk, dan benar saja.
"HAHAHAHA!!!! "tawa arin keras dari arah kamarnya.
Semua orang terkejut, bahkan darrel saja bingung. Mereka langsung naik ke kamar arin, disana rambut arin sudah acak acakan. Bergitu juga dengan kamarnya, arin berdiri dipojok ruangan sambil tertawa keras.
"siapa? "tanya el.
"dia baru, mungkin dia ikut saat dibandara"
"cih, demit teross! Heran gua, gk di korea gk disini demit aja tros yg gua liat. "ucap gavin pake urat, dan disetujui oleh varo.
"lu berdua klo mau main sama demit tuh ya dikuburan! Ngapain dibawa ke rumah sih"lelah gavin.
"emang kita yg mau?! Gua juga capek anjir digangguin mulu. "ucap el
"udahlah, kasian kak arin. "lerai dean.
Emang, diantara mereka yg otaknya benar hanya dean. Yg lain? Gesrek! Biasa baru kemaren keluar dari RSJ, jado blom sembuh total.
Darrel, el dan dean mendekati arin secara perlahan. Sementara gavin dan varo memilih untuk menjauh, sorry aja ya.
Orang ganteng gk cocok main sama demid, cocoknya main sama cecan. Jadi, mereka menjauh aja.
"siapa kamu? "tanya darrel
"aku? Aku temannya arin! "jawab arin.
"arin gk punya temen busuk kek lu."desis el.
"arin sedih, jadi aku temenin. Dia capek, dia mau pergi. Jadi, aku mau bawa pergi arin. "
"cih, klo lu bawa arin pergi. Lu gk bakal selamat!"bentak el.
Dean segera mencengkram lengan kanan arin, sedangkan darrel ia memegang lengan kiri. Dan eo, ia kebagian memegang kaki arin. Suasana di kamar arin sangat kacau, hanya teriakan dari tubuh arin yg mengisi ruangan itu.
Dean melafalkan ayat ayat suci al qur'an, tubuh arin semakin terpontang panting. Tubuh itu hampir terangkat, namin ketiga dean, el, dan juga darrel segera menahannya.
Hampir lima belas menit mereka seperti ini, mahluk yg ada ditubuh arin sangat kuat. Namun, kekuatan do'a memang takkan terkalahkan.
Arin sudah mulai sadar, tubuhnya sakit. Kepalanya pusing, ia seperti habis mengerjakan tugas yg berat.
"ada apa? "tanya arin.
"lu serem anjir! "ucap gavin.
Gavin memang pribadi yg takut dengan hal hal mistis, ia sangat anti berhubungan dengan hal ghaib. Tapi apalah daya, jika saudaranya sering main sama demid.
Sedangkan varo, ia terduduk lemas. Baru kali ini, ia melihat orang kesurupan langsung didepan matanya. Biasanya ia hanya melihat diyutub, eh ini malah nyata.
"ngeri juga ternyata."batin varo.
"udahalah, semua istirahat aja dulu. "lerai opa
Semua kembali ke kamarnya, setelah yakin bahwa keadaan arin sudah baik baik saja.
Melelahkan memang, dari bandara bukannya istirahat malah disuruh nyembuhin irang kesurupan.
"bang, lu liat demit dari kapan? "tanya varo. Nih anak aneh juga, dia takut tapi juga penasaran.
"udah lama. "jawab el dan darrel serempak, kek paduan suara aja mereka.
"ceritain lah, kepo nih gua. "tuyul yg satu ini juga kepo ternyata, sapa lagi klo bukan gavin.
"gua bisa liat demit waktu ke kunci digudang bareng darrel, waktu itu di rumah opa. Darrel pegang tangan gua, eh tau tau gua bisa liat demit. Udah gitu doang. "jelas el.
"eh anjir! Jauh jauh lu dari gua. "ucap gavin. Ia segera menjauhkan diri dari darrel, kan serem klo dipegang darrel ntar kita bisa liat demit. Ntar yg ada gavin gk bisa tidur 7 hari 7 malem.
Varo? Dia justru pegang tangannya darrel. Entahlah, dia emang agak gila.
"ngapain lu? "tanya darrel
"sapa tau gua pegang tangan lu, ntar gua bisa liat demit. "jawab varo enteng.
Karna mendengar jawaban varo, darrel dengan senang hati memperlihatkan 'temannya'.
"aaaa... Anjeng! Sapa dia njeng! Mukanya rata, bangsat! Jauh jauh dari gua! Eh, eh sapa yg oegang pundak gua! Mata lu kemana anjer! Nama bolong doang! Astaga, bang! Gua gk mau liat kek gini lagi!! "teriak varo hisateris.
Nah kan , klo udah liat ujung ujungnya tereak. Emang varo tuh gk ada akhlaj sahabat, jadi mohon dimaklumin aja ya.
"udah liat? Cantik kan rani"ucap darrel.
"rani yg mana anjer! "ucap varo.
"itu yg pegang pundak lu tadi. "
"matamu cantek! Mata aja bolong kek gitu, cantek dari mananya sih upil! Gua gorok juga tuh leher. "geram varo.
"itu sih masih mending, lu mau liat nina?
Kasian banget dia, ""kga mau! Cukup tau aja, klo demit ternyata serem. "
Sore hari mereka lalui dengan perdebatan sengit, apalagi jika topiknya demit. Dijamin, kga ada habisnya. Ditambah darrel juga ada disini.
Haihai....
Balik lagi nih gua..Klo gua jadi varo, gua gk bakal lemes! Gua aj seneng waktu liat org kesurupan! Bahkan gua aja pengen ngerasain gimana rasanya kesurupan. Aneh ya? Emang, gua aja bingung.
Hal yg belum pernah gua rasain selama 16th ini.
-mimisan!
-kesurupan
-pingsan waktu upacara. Kenapa gk pernah? Karna disekolah gua gada upacara, lagian lapangannya juga udah di tutup. Kan gk panas:vUdah gitu aja ya...
Thank's for vote and comment:*

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK [END]
De Todo*Jangan lupa tinggalin jejaks wan kawan* ------------- "aku ingin membunuhmu, tapi aku masih ingin bermain main denganmu" ............ Dingin, angkuh, kejam. Itulah sifat dari seorang devan erland alfariz, seorang ketua mafia yg perlahan menyeret sa...