Twelve

1.8K 88 14
                                    

"kenapa manusia itu serakah? Udah ada yg cantik, eh masih ngelirik yg lain. "




°°°°°°°







Sesampainya di mall,  el turun dan membukakan pintu mobil arin. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan, sampai sampai nereka tak terlihat seperri saudara melainkan layaknya pasangan kekasih.

Cocok sudah, yg lelaki tampan. Dan yg perempuan cantik, tapi apakah mereka juga merasakan getaran itu? Entahlah, hanya mereka dan tuhan yg bisa menjawabnya.

"bang? Nonton yuk,  lagi ada film bagos. "

"apaan? "

"dilan, eh jangan. Mariposa? Aihh, gk suka!"

"katanya ada film bagus, gimana sih. "

"ga tau, kita liat kuntilanak aja ya. "

"jangan! Ntar lu kaget lagi liat bayangan lu sendiri di film"

"heh bangsad, lu pikir gua kuntilanak gitu. "

"gua gk bilang tuh. "

"serah! Sono lu beli tiket, biar gua yg beli pop corn. "

"enak banget lu! "

"bodoamat, bye.. "

Seperti yg dikatakan arin,  el memesan tiket dan arin memesan pop corn. Arin lebih memilih untuk memesan pop corn, karna disana tidak antri.

Beda dengan antrian panjang untuk memesan tiket, membayangkannya saja arin sudah capek. Apalagi melakukannya.

Arin sudah selesai membeli pop corn, ia kembali ke kursi dekat antrian tiket. Dan ternyata el belum juga kembali,  mau tak mau arin harus menunggu el.

"huft, pegel juga nih kaki. Mana masih lama lagi! "keluh el.

Tak sengaja, ia menyenggol salah satu bahu seorang perempuan di depannya.

"Astaghfirullah! "kaget perempuan itu.

"cantik. "gumam el.

"ma.. Maaf, gua gk sengaja tadi. Soalnya gua juga kedorong. "alibi el, karna sebenarnya dia ingin mendorong orang didepannya ini. Sapa suruh dia lama, tapi saat melihat wajahnya ia jadi tak tega. Cantik sih.

"iya, kak. "

"eh iya, nama lu siapa? " dasar modus emang el ini, maklum saja sifat modus dion mengalir di tubuh el.

"nama saya Elvina jovanka zulfikar. "

"klo gua devan erland alfariz. "

"ah iya, "

Hanya sesingkat itu percakapan mereka, namun entah kenapa hati el seaakan menghangat. Elvina, gadis cantik nan berhijab itu membekas dihati el.

"kok hati gua jedag jedug sih? Gua juga gk pernah ngerasain ini, apa gua kena serangan jantung? Harus diperiksa ini mah!"gumam el.

Setelah mendapat tiket yg diminta arin, el segera kembali ke kursi kecil itu. Ia bisa melihat arin dari jauh,  pipinya menggembung karma sedang makan pop corn.

Menggemaskan
Eh? Memang benar bukan, arin sangat menggemaskan. Tapi mengapa ada yg janggal? Apa ini?

"lama! "ucap arin dengan bibirnya yg mengerucut.

"ya kan antri rin. "

"tau ah, bete gua! "

"gemes banget sih, sini gua peluk!"

"sakit tau lepasin gk! "

"gk mau, peluk dulu. Abis itu gua lepas. "

"iya iya. "

Setelah mendapat pelukan hangat dari arin, el melepaskan cubitan tangannya dipipi arin. Sapa suruh punya pipi kek gitu.

"kok nyaman sih, pengen gini terus. Eh?"batin arin.

"heh! Napa lu bengong? Nyaman ya? Sini peluk lagi klo gitu. "goda el.

"apaan sih! Nyaman apanya coba, dah lah. Ntar filmnya keburu mulai. "elak arin, ia tak menyadari bahwa sedari tadi pipinya sudah merah.

"kok pipi lu merah? Kebanyakan blash on tuh. "

"udahlah bang, jauh jauh sana! Bau asem tau. "

"apaan bau asem! sini gua peluk lagi. "

"gamau.. "

Tingkah keduanya menarik perhatian oengunjung bioskop, mereka seperti sepasang kekasih yg sedang bahagia. Pemandangan yg menyakitkan, khususnya untuk para jomblovers diluaran sana.

Tak lama arin dan el keluar dari ruangan bioskop, tak sampai satu jam arin sudah tidak betah berada didalam sana. Ia keluar dengan wajah yg ditekuk, sementara el keluar dengan wajah santainya.

Menyadari dengan sikap arin yg berubah, el berjalan mendekatinya.

"mau eskrim? "

"ga! "

"baju? "

"ga! "

"tas? Dompet? Sepatu? Skincare? "

"Gk! Gk! Gk! Gk! "

"klo gitu coklat deh, ma gk? "

"duh coklat! Ga bisa nih, bisa goyah pertahanan gua! Lu bisa, lu kuat! "batin arin

"coklat 5 batang? "

"gk mau! "

"okay! 1 toples! "

"gk mau!"

"fine! 1 toples besar! "

"mantabs, hayuk beli. "

"anjir, gua dikibulin! "gumam el.

Arin dan el menuju kedai coklat,  mata arin berbinar melihat tumpukan tumpukan coklat. Arin sangat menggemaskan.

"cantik. "gumam el tanpa sadar.

"udah? Setoples perjanjian tadi. "

"iya nih, udah setoples. "

"mau muter muter lagi apa pulang? "

"pulang aja, gada yg bagus. "

"iya deh. "

Mereka berdua berjalan beriringan menuju basement, tak lupa canda tawa mereka selipkan diantara perjalanan.

"gua gk mau liat film horor bareng lu lagi! "

"kenapa? Kan enak, gua yg bayarin. "

"gak mau! Titik! Malu maluin doang klo nomton film horor sama lu! "








Haihai......
Wahhhhh, mana nih pendukungnya..

El & Arin
Atau
El & Elvira

Ciri ciri pakboi emang si el nih, sana mau sini mau. Gimana nih? El harus melabuhkan hatinya ke siapa nih?
Nah jadi, disini gua mau ngasih tau ke kalian kalau......





Temen gua, buat cerita. Bentar bentar, temen? Emang dia temen gua? Ya pokoknya dia manusia lah.

Piyooed

Bagi kalean yg suka squel tentang KIM TAEHYUNG,  mampir aja ya. Apalagi para ARMY!!! Jadi, jangan lupa mampir:"

THE DARK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang