01

2.2K 161 8
                                    


Hanya sekedar biola, namun tidak ada yang tahu seberapa besar akibatnya


Joochan yang sedang membenarkan tali busur panahnya mengalihkan perhatiannya saat mendengar suara ketukan pintu yang terkesan tergesa-gesa. Dia segera berdiri, lalu membuka pintu untuk menemui orang yang ingin bertamu ke rumahnya itu.

"Maaf, ingin bertemu dengan siapa?" tanya Joochan saat melihat orang yang tak dikenalnya itu. Dia kira tadi Donghyun atau Jaehyun, yang seingatnya mereka ada janji bersama.

"Bisa bertemu dengan Saudara Lee Dayeol?"

Sebentar. Joochan seperti mengenal wajah orang ini, sering muncul di acara-acara besar yang dia hadiri bersama ayahnya.

"Anda siapa? Apa keperluan anda dengan ayah saya?"

"Saya Choi Seungyoon, saya-"

"Sebentar, saya panggilkan ayah saya,"

Joochan sadar, orang yang dihadapannya adalah Tuan Choi Seungyoon, salah satu petinggi istana. Namun yang menjadi pertanyaannya, untuk apa seorang penasihat sepertinya berkunjung ke rumahnya?


Joochan masuk kembali kerumahnya, tentu saja setelah mempersilahkan Seungyoon masuk kedalam rumahnya.

"Ayah?" Joochan membuka pintu kamar ayahnya, berniat memanggil ayahnya.

Ayahnya yang sedang duduk diatas kasur melipat kembali kertas yang tadinya sedang dia baca, "Ya? Ada apa Joochan?"

Dayeol, ayah Joochan menepuk kasur disebelahnya, meminta Joochan agar duduk disampingnya, Joochan yang paham akan isyarat dari ayahnya pun duduk disebelah ayahnya.

"Ayah ingin berbicara sebentar" Joochan yang mendengar perkataan ayahnya itu menunda niatnya untuk memberi tahu perihal 'ada tamu yang datang' ke ayahnya, karena raut muka ayahnya yang tampak sangat serius.

"Iya ayah."

"Joochan, karena ayah rasa kau sudah besar, jadi ayah berpikiran untuk memintamu menjaga rumah ini saat ayah pergi."

Joochan tidak keberatan, lagipula menurutnya menjaga rumah saat ayahnya pergi tidak akan sulit, jika dia kesulitan untuk menjaga rumah ini sendirian dia bisa meminta bantuan pada teman temannya yang lain.

Tapi kemana ayahnya akan pergi? Selama bertahun tahun Joochan hidup berdua dengan ayahnya, ayahnya tidak pernah pergi jauh sampai memintanya menjaga rumah.

"Tapi ayah akan pergi kemana sampai ayah harus meminta Joochan untuk menjaga rumah ini?"

Dayeol menghela nafas, "Ayah akan pergi ke kerajaan sebelah,"

Joochan yang mendengarnya hanya menundukkan kepalanya.

"Kakekmu meninggal dunia, dan ayah akan datang kesana," Dayeol menyodorkan selembar kertas yang tadinya dia baca ke Joochan.

Kertas surat yang berisi permintaan dari pihak keluarga yang ada disana agar ayahnya datang kepemakaman kakeknya.

Joochan mengambil kertas itu dari ayahnya, membaca setiap kata yang tertoreh pada kertas itu.

"Ayah, Joochan tidak keberatan, tetapi Joochan ingin mengatakan sesuatu kepada ayah," Dayeol tersenyum kecil, mempersilahkan anaknya untuk berbicara.

"Tuan Choi Seungyoon menunggu di ruang tamu," Dayeol sedikit terkejut mendengar nama itu, teman lamanya.



"Maaf karena telah menunggu lama, saya tadi ada sedikit urusan dengan anak saya," ucap Dayeol sopan.

Wajah Seungyoon berubah menjadi serius, "Saya membawa sedikit pesan dari Sang Raja,"

"Sang Raja mengundang anda untuk acara penobatan Sang Putra Mahkota, anda diundang untuk menampilkan permainan biola anda pada bagian penutup," Seungyoon menyerahkan undangan dari Sang Raja, dengan segel kerajaan dipenutupnya. Tanda bahwa surat itu benar-benar resmi, langsung dari Sang Raja

Dayeol membuka segelnya dan membaca isi surat undangan itu.

"Maaf, tapi saya tidak bisa menghadiri acara tersebut,"


Seungyoon hanya memasang wajah bingung saat Dayeol mengatakan hal itu, "Mengapa anda tidak bisa hadir? Saya sudah membujuk Sang Raja agar anda bisa menampilkan permainan biola anda. Anda adalah musisi kebanggaan kerajaan ini,"

Mereka terdiam sejenak, Dayeol yang merasa bersalah kepada Seungyoon, dan Seungyoon yang sedang berpikir tentang acara kerajaan yang hampir hancur.

Sang Raja sudah meminta agar bagian penutup acara ini diserahkan tanggung jawabnya ke Seongyoon,  jadi Seungyoon merasa bersalah kepada Sang Raja.

"Tapi saya bisa meminta anak saya untuk menggantikan saya"

"Silahkan diminum tehnya, tuan Seungyoon," Joochan meletakkan nampan berisi cangkir di meja.

"Anak ini?" Seungyoon mengamati Joochan lekat-lekat.

"Saya mengajarinya sebaik mungkin, dan saya berani menjamin Joochan tidak akan mengecewakan,"


"Baik. Atas nama Lee Joochan. Ditunggu, seminggu lagi. Saya harap, kau siap untuk penampilanmu kali ini. Saya pamit undur diri," Setelah mengatakan itu, Seungyoon beranjak dari tempat duduknya.



"Ayah, apa yang ayah lakukan? Aku belum mempersiapkan apapun, padahal ayah akan pergi,"

"Kau masih ingat dengan paman Youngtaek? Temuilah dia, pasti dia bisa membimbingmu. Dia sahabat lama ayah, jadi dia pasti mengenalmu,"

***


Author note:

Work ini sebenernya collab, sama dek  _Bubbu_Piyyo_ . Jadi nulisnya gantian, terinspirasi dari Road To Kingdom yang baru selesai kemarin (Telat nggak sih?)

Nanti castnya semua grup yang ikut Road To Kingdom, tapi munculinnya satu satu.

Gimana?

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang