27

219 52 12
                                    


Jisu mondar mandir di altar Langit Utara, wajahnya tampak khawatir. Tadi, Jeyou memanggilnya ke sini, namun Jeyou tidak ada. Tapi beneran Jeyou memanggil Jisu ke sini, tidak mungkin Jeyou berbohong, kan?

Jisu tahu, ada sesuatu yang ingin Jeyou bicarakan. Pasti sangat penting. Kalau tidak, Jeyou sudah mendatanginya duluan ke altar Langit Selatan, markasnya Jisu.

Jujur, Jisu merasa sedikit aneh kalau berada di sini. Canggung, sedari tadi Penjaga Kebaikan yang entah sedang apa memperhatikannya, terutama Kyungho. Seakan Jisu adalah seorang kriminal. Kenapa sih Jeyou menyuruhnya ke sini?

Tak lama kemudian, Woonggi datang. Menghampiri Jisu.

"Jisu, Jeyou menunggumu di Langit Selatan, kamu malah disini?"

Eh? Jadi Jisu salah tangkap? Utara atau Selatan?


Sebuah suara menyahut dari belakang "Jangan hiraukan Woonggi, dia suka bercanda,"

Jaeyun datang, disusul Jeyou dibelakangnya. Melirik ke arah Woonggi "Sudah kubilang bberapa kali, jangan seperti itu," kata Jeyou tajam ke arah Woonggi.


"Ayo, ada yang harus kita bicarakan," kata Jaeyun menarik tangan Jisu.



Sekarang mereka berada di sebuah ruangan yang terkesan elegan. Jisu tidak tahu ada ruangan lain di altar Langit Utara. Mungkin mereka menyembunyikannya dari Penjaga Kejahatan, kan? Penjaga Kejahatan juga punya ruangan rahasia sendiri, kok.


"Kenapa?" Jisu merasa tidak tahu apa apa dia antara mereka berempat.

Empat? Iya, ada Jisu, Jeyou, Woonggi, dan Jaeyun.


"Jadi, kalian tahu kan kalau biola itu tidak bisa dihancurkan?"

Semua mengangguk, mulai paham apa yang akan dibicarakan Jeyou.

"Jadi kita akan mengambil biola itu dari bumi, bagaimanapun caranya,"


Jaeyun menyela ucapan Jeyou "Bahkan kita tidak tahu dimana posisi biola kutukan itu sekarang, dan kita bersikeras untuk mengambilnya?"

"Kalau ada manusia yang sadar kalau itu biola kutukan, pasti dia akan menyimpannya dengan hati hati, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tambah Jisu.


"Kalau ada manusia yang sadar. Tolong garis bawahi itu. Kalau tidak ada? Kalau ada namun dia menggunakannya dengan salah?" ucap Jeyou. Woonggi mengangguk membenarkan.

"Mau tidak mau, kita yang harus menjaga biola itu," lanjutnya.


"Kita?"

"Iya. Hanya kalian yang bisa aku andalkan di saat seperti ini,"

***


"Ayah kenapa?"

Bomin menoleh ketika suara yang sangat dikenalinya itu menyapa gendang telinganya. Sedikit terkejut melihat Sungkyu sudah tidak bersama Dahee.

"Ah, tidak apa apa. Kemana Dahee? Bukannya tadi kau bersamanya?"

"Dahee sudah pulang, ibunya mencarinya tadi,"


"Sekarang Sungkyu mau apa?"

"Ayah, ayo kita menanam bunga! Dahee suka bunga, jadi Sungkyu akan memberinya bunga!"

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang