09

331 63 15
                                    

Joochan terbangun, terbangun karena suara suara berisik.

"Hai Joochan, sudah bangun?" Paman Youngtaek menyapanya.

"Sudah paman!"

"Kau semalam tidak langsung tidurkan?" selidik Youngtaek.

Joochan kaget, bagaimana paman Youngtaek bisa mengetahuinya?

"Tidak perlu kaget begitu, paman mendengar percakapan kalian semalam, setidaknya kau tidak seperti Jaehyun yang tidak tidur semalaman," bisik Youngtaek di telinga Joochan.

Pagi kali ini sedikit agak berisik menurut Joochan dibanding pagi pagi sebelumnya sepanjang dia hidup selama ini.

Bagaimana tidak berisik, jika dia yang dulunya hanya tinggal berdua bersama sang Ayah sahaja, dan Jaehyun yang rumahnya hanya berjarak tiga rumah dari rumahnya. Berbanding jauh dengan keadaannya kali ini yang tinggal dengan manusia semacam Donghyun, hanya saja ada tiga manusia sejenis Donghyun disini. Jangjun-Donghyun-Jibeom.

"Bisakah kalian diam?" tanya Youngtaek ke Donghyun dan Jibeom yang baru saja bangun, Donghyun tidak sengaja menyenggol Jibeom dan Jibeom mempermasalahkan masalah sekecil itu, membuat pagi tenang yang Joochan harapkan hilang.

"Tidak! Ini bukan salahku! Salahkan saja Jangjun!" Donghyun berseru seraya menunjuk Jibeom.

Astaga, Joochan baru saja bangun dan dia sudah disuguhi momen seperti ini?

"Aku tidak tahu siapa yang sebenarnya bersalah, aku hanya ingin meminta kalian diam sebentar saja," Joochan memelas.

"Ooh, tidak bisa begitu wahai anak muda, biarlah mereka berbicara, terkadang kau harus diam untuk mendengarkan mereka, bukan kau yang menyuruh mereka diam," Jangjun muncul secara tiba-tiba dan memberi sebuah nasihat yang sama sekali Joochan tidak butuhkan.

"Donghyun, sebaiknya kau tidak perlu menyebarkan kata katamu yang sama sekali tidak benar ke anak Dayeol, jika kau tidak mau diomeli Dayeol nanti saat kau bertemu dengannya," Youngtaek sedikit memberi nasihat pada Jangjun, nasihat yang benar benar sebuah nasihat.

Ucapan Youngtaek membuat Joochan bersyukur memiliki seorang ayah seperti Dayeol.

"Umm, Jangjun Dan Jibeom, mau ikut paman pergi tidak?" Jangjun menawarkan Jibeom dan Donghyun untuk ikut dengannya.

"Ikut kemana paman?" Donghyun bertanya.

"Umm, jalan jalan disekitar sini?"

"Ikut paman!"

"Aku juga ikut!"

***

Matahari belum terlalu terik, dan mereka bertiga belum kembali dari jalan jalan paginya.

Youngtaek beranjak dari tempat duduknya, "paman mau pergi sebentar, kalian bisa menjaga rumah paman sebentar?"

"Pergi kemana paman?" tanya Jaehyun sopan.

"Mencari kayu bakar untuk memasak," selepas mengatakan hal itu Youngtaek menghilang dari pandangan mereka.

Menyisakan Joochan dan Jaehyun yang hanya duduk duduk saja di depan rumah Youngtaek.

Joochan sedari bangun sampai sekarang sama sekali belum berpindah tempat.

"Jaehyun, apakah benar kau tidak tidur semalam?"

"Iya,"

"Kau tidak bisa tidur?"

"Iya,"

"Kenapa?"

"Perasaanku tidak enak,"

***

"Jisu, Minsu, Chan, Chihoon. Kyungho, Jerome, Jaehyun, Donggeon. Sudah datang semua?" tanya Jeyou setelah merasa semua berkumpul.

"Anak baru itu tidak ikut?" Donggeon merasa ada yang kurang. Anak itu, Cha Woonggi.

"Woonggi? Apakah dia layak untuk menjadi penjaga? Sepertinya dia terlalu banyak bermain main," Chan meragukan.

"Bagaimanapun juga, Woonggi adalah bagian dari kita juga. Jerome, ikut aku mencari Woonggi di bumi,"

Setelah kepakan sayap Jeyou dan Jerome tak terdengar lagi, para Penjaga yang tersisa merasa sesuatu akan terjadi.

"Kalian sadar? Aku merasa peristiwa beberapa tahun yang lalu terulang lagi," kata Minsu membuka pembicaraan.

"Maksudmu... Cha Woonggi?" Donggeon memastikan.

"Kau ingat apa yang membuat Jaeyun ada di antara kita?"

Kata-kata Chihoon membuat semua terdiam. Benar, karena para Penjaga hanya ada sembilan, jadi kehadiran Woonggi akan menyebabkan sesuatu.

Seperti dulu, saat Jaeyun datang. Seseorang harus tersingkirkan.

Yoo Hanjun.

Jadi, dengan kedatangan Woonggi kali ini pasti membuat seorang Penjaga meninggalkan Langit. Entah Utara maupun Selatan.

Dulu, saat Jaeyun datang, dan tidak ada yang tahu dia akan menggantikan siapa. Tanpa petunjuk, jadi mereka semua bersiap siap. Dan ternyata, Hanjun yang tergantikan.

Ah, jangan kira orang yang menggantikan itu tidak baik. Mereka hanya Penjaga, di atas mereka masih ada yang lebih berkuasa.

Dan yang lebih berkuasa itu berhak mengganti seorang Penjaga yang dinilainya kurang pantas dalam tugasnya.

Jadi, siapa yang sekarang dinilai kurang? Rasanya, semua berjalan seperti biasa, kecuali kasus hilangnya biola kutukan itu.

Chan bergidik. Mungkinkah dia yang akan digantikan?

"Karena kasus yang paling membahayakan selama ini adalah biola kutukan itu, jadi kemungkinan yang akan digantikan adalah kalian, Penjaga Kejahatan,"

Chihoon dan Minsu bertatap tatapan.

Chan menunduk, seakan merenungi apa yang terjadi akhir akhir ini.

Jisu teringat kata-kata Jeyou. Woonggi masih kecil, apakah dia pantas untuk menggantikan posisi Penjaga?

Jerome dan Jeyou mungkin sudah tahu hal ini, apalagi Jeyou adalah pemimpin mereka.
Masalahnya, Woonggi terlihat tidak meyakinkan. Sifatnya yang masih kekanak-kanakan serta perilakunya yang ceroboh membuatnya dipandang tak layak menjadi Penjaga.

Jadi, apakah orang yang digantikan oleh Woonggi kali ini adalah orang yang dinilai tak lebih baik dari anak baru itu?

***

Woonggi datang, sangat datang, hati Woonggi berwarna datang ~

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang