69

138 37 1
                                    



Kino sudah berada tepat di depan pintu gerbang istana yang menjulang tinggi di depannya. Anggota lainnya berada di belakangnya, sedikit jauh darinya.

Wajar saja, Kino adalah mata mata utama dan dia maju selangkah terlebih dahulu dibandingkan mata mata lainnya atau anggota lain.

Yuto berada di sampingnya, hanya terdiam saja sedari tadi dan mengikuti langkah Kino. Terkadang saking tidak fokusnya Yuto sampai membuat Kino menariknya sewaktu waktu, sudah sering sekali ketika langkah Yuto tertinggal.

Kino menatap jauh ke dalam isi istana dari sela sela gerbang, matanya cukup untuk melihat para penjaga yang berada sepuluh meter di depannya, tampak buram karena cahaya malam yang minim.

Ya, seharusnya sekarang bisa.

Rencananya, Kino masuk dan menempatkan Yuto di sisi yang bisa dilihat dari luar istana. Tidak mungkin mereka menerobos masuk secara langsung, para prajurit akan lewat secara bergantian dan mengecek semuanya dengan teliti.


Penjagaan diperketat semenjak Pangeran Hyunjoon tiada. Miris rasanya, tanpa mereka sadari mereka mencegah "Para Penjaga" untuk masuk. Dan "Para Penjaga" berniat untuk memberikan tahta ke tangan yang benar.

Setelah Yuto berada di titik itu, Kino akan memberi Yuto aba-aba. Kemudian Yuto akan melanjutkan aba-aba dari Kino ke Yeo One yang berada bersama anggota yang lainnya.

Kino hanya membutuhkan beberapa anggota tergantung dengan keadaan yang dihadapinya. Dengan rencana ini, semuanya akan teratur. Keteraturan yang sengaja dirancang oleh Hui, untuk mempersedikitkan angka kegagalan.

Anggota yang dibutuhkan akan berjalan dengan isyarat dari Yeo One sampai di dekat Yuto, dan anggota itu mengikuti Yuto yang berjalan menuju Kino. Yuto akan berada di titik Kino dan menunggu mereka kembali dengan Wooseok.

Jika mereka berjalan bertiga pasti akan tertangkap, jadi Kino akan berjalan bersama anggota itu sedangkan Yuto akan bersama Wooseok.

Kino bagus dalam bersembunyi dan dalam "tidak nampak" ataupun hal hal seperti itu. Tetapi Yuto bagus dalam penyamaran dan penipuan seandainya mereka ditemukan. Lagi pula untuk berjaga, Hongseok memberi Yuto beberapa hal.

Jadi, kesimpulannya Wooseok lebih baik bersama Yuto dalam perjalanan pulang. Dengan wajah Wooseok yang sudah dicurigai seperti itu.

Tapi sepertinya rencana ini terlalu rumit.

Kino menepuk pundak Yuto, membuat Yuto kaget.

Yuto benar benar tidak fokus saat ini.

Jari telunjuk, kemudian jari itu mengarah ke istana, dan kepala Kino yang dimiringkan lalu senyum bahagia yang terulas di wajah Kino.

Yuto tahu itu, itu berarti, "Hei, keadaan istana sudah memungkinkan. Ayo segera kita mulai," dan senyum bahagia itu ada saat Kino sedang barharap tentang sesuatu yang bagus, mungkinkah tentang bebasnya Wooseok?

Isyarat itu dibalas dengan anggukan dari Yuto, dan rencana itu dimulai.

Langkah pertama berjalan lancar, Yuto diletakkan tepat di atap istana. Tidak terlalu tinggi, tapi itu memungkinkan untuk dilihat dari luar istana dengan ketinggiannya yang melebihi gerbang.

Yah, menyelip terlalu sulit di keadaan malam hening seperti ini dan banyaknya ruangan yang dikunci. Jadi Kino memutar otak cerdasnya dan terpikirlah cara untuk mencapai atap itu.

Memanjat dinding dan menapak di balkon ruangan. Beruntung Yuto cukup baik tentang hal itu, dan dia tidak harus melulu memanjat.

Kino sedari tadi memperhatikan Yuto dari bawah. Kino tepat berada di bawah Yuto, tidak tepat sebenarnya, beberapa langkah jauh. Itu untuk mencari tempat yang cocok.

Kino memperhatikan sekitarnya, sekarang tidak terlalu bagus untuk menyelinap. Baru saja ada pergantian prajurit yang berjaga, sialnya mereka tidak berganti begitu saja.

Beberapa baru datang kemudian.

Kino masih menunggu sembari memantau keadaan sekitarnya, tapi pikirannya tertuju kepada Wooseok dan Yuto atau bahkan keadaan istana.

Kino tidak tahu benar apa yang terjadi di dalam istana. Alasan mereka membunuh orang yang lebih berhak dan tentang apakah ada yang masih memiliki akal dan hati, jika ada Kino akan berbicara dengannya.

Yuto sepertinya sedari tadi berpikir cemas tentang Wooseok, dan itu membuat Yuto tidak fokus. Tentu saja Kino memikirkan hal yang sama atau mungkin lebih banyak.

Tapi Kino sadar apa yang harus dilakukan sekarang, dia harus fokus.

Boom! Lihatlah mata Kino yang berbinar saat melihat pergantian itu selesai, kemudian prajurit itu bergerak di jalan yang seharusnya akan dipakai untuk datangnya anggota itu dan Yeo One.

Kino bukan tanpa alasan menjadi mata-mata, dia jauh lebih fokus dan cerdik mendekati licik.

Sekarang Kino melihat cacatnya rencana yang Hui buat, sekarang Yeo One tidak bisa datang bersama anggota itu karena jalur yang sedang digunakan oleh prajurit.

Juga, bagaimana jika anggota yang menunggu di luar tertangkap? Petarung jarak dekat terbaik mereka adalah Wooseok.

Hongseok hanya merakit senjata.

Hui lebih menjurus ke merancang rencana, bersama Kino.

Shinwon dan Hyojong petarung jarak jauh.

Kino, Yuto, dan Yeo One adalah mata mata.

Yanan memang petarung jarak dekat, ketiga setelah Wooseok dan Yeo One. Tetapi Kino merasa bodoh karena membawa persenjataan yang lebih bersama Yuto dan Yeo One karena kemungkinan mereka yang berbahaya.

Beberapa memang masih ada di tangan Hongseok, dan Kino merasa sangat bodoh begitu menyadari jika Hongseok dia letakkan sedikit jauh dari kelompok anggota yang lainnya bersama Hyojong.

Shinwon hanya membawa senjata jarak jauh.


Kino sudah memutuskannya.

Kino mengeluarkan sebuah cermin kecil dari sakunya, cahaya bulan memantul dari situ dan menuju ke arah Yuto.

Yuto yang menyadarinya menoleh ke arah Kino.

Telunjuk yang mengarah ke diri Kino sendiri, tangan Kino yang membentuk tanda silang, juga kepala yang di gelengkan.

Kebanyakan berarti larangan.

"Jangan, biar aku saja," arti itu membuat Yuto membelalakkan matanya.

Kino akan menjemput Wooseok sendiri.

Dan Kino melarang adanya anggota lain yang menyusulnya, bahkan jika itu Yuto sendiri.

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang