47

186 39 10
                                    


Langkah kaki kuda yang menarik kereta itu terhenti saat pengemudinya sadar ada banyak orang yang berjaga di depan. Menarik tali kekang kuat kuat, berusaha membuat kuda itu tak melanjutkan langkah.

"Banyak orang di depan. Bagaimana?"

Pemuda itu tidak menjawab, malah mengamati orang orang berseragam prajurit di depan yang menghalangi jalan. Memang ini bukan perbatasan pusat kota, namun penjagaannya benar benar ketat.

"Aku bisa mengatasinya," pidato itu turun dengan tangan kosong. Merasa bisa menyelesaikan semuanya.

"Haknyeon, jangan!"

Terlambat. Pemuda yang dipanggil 'Haknyeon' itu sudah sampai di kerumunan orang itu.

Changmin hanya bisa melihat apa yang dilakukan Haknyeon.

Haknyeon terlihat berbicara dengan mereka, lalu salah seorang prajurit itu membentaknya. Lalu dengan langkah lunglai Haknyeon kembali ke kereta kudanya.

Changmin tahu apa yang Haknyeon lakukan, dia sudah sering melihat seperti ini.

Saat Haknyeon naik ke kereta kudanya, kumpulan prajurit itu tumbang seketika. Membuat penjagaan lemah, dan Haknyeon menarik tali kekang.

Perjalanan mereka untuk menuju pusat kota tak ada halangan yang berarti, karena dengan cepat Haknyeon bisa menyingkirkan mereka.

Kereta kuda itu berjalan lagi, melewati mayat mayat prajurit yang sudah tidak berdaya.

***

Sunwoo yang sedang berjalan menuju perpustakaan istana menghentikan langkahnya saat melihat di dalam ada tiga atau empat orang yang sedang mengobrol. Dia memilih mendengarkan -menguping, maksudnya- dari balik pintu.

"Apa benar mereka akan datang? Kalau iya, kapan?"

"Dalam waktu dekat. Kemarin, aku melihat ada merpati terbang ke arah selatan, di kakinya ada surat. Pasti yang mengirim itu antara Panglima Sunwoo atau Pangeran Hyunjae,"

"Mereka memanggil Changmin dan Haknyeon? Kita benar benar berada dalam bahaya,"

"Changmin adalah penyusun strategi yang paling hebat. Sedangkan Haknyeon, aku belum tahu dia siapa. Aku hanya mendengar kata kata orang, dia sangat berbahaya. Dia bisa membunuh banyak orang sekaligus,"

"Jangan bilang begitu. Kemampuanmu tak kalah hebat dibandingkan dengan Panglima Sunwoo itu,"

"Kau adalah panglima terbaik kita selama ini, Panglima Kevin,"

Sunwoo sedikit tersentak. Panglima Kevin ada di sini? Bagaimana bisa? Terakhir dia mengawasi perbatasan, tidak ada hal yang mencurigakan, namun Younghoon bisa masuk?

"Apakah kita perlu membawa yang lain ke sini? Jacob dan Chanhee pasti bisa membantu,"

Astaga. Mereka membawa seluruh kekuatan mereka.

'Mereka tidak tahu, seberapa bahayanya saat Younghoon datang kemari,' batin Sunwoo.

Ah, Sunwoo lupa memberitahu Younghoon. Tidak apa apa, lain kali saja. Younghoon adalah ace mereka, dikeluarkan saat keadaan mendesak.

Sunwoo memandang langit, matahari tepat di atas kepala. Seharusnya Changmin dan Haknyeon sudah datang, sesuai perjanjian mereka.

"Sunwoo,"

Sunwoo terkejut saat mengetahui siapa yang berupa saja memanggilnya.

"Eric? Kapan kau datang?"

Pemuda yang usianya terpaut tak begitu jauh dari Sunwoo itu hanya tersenyum, memamerkan barisan giginya yang rapi.

"Hyunjae yang membawamu kesini? Padahal kau bawahanku, aku belum menyuruhmu datang. Sudahlah, tak apa,"

"Aku hanya ingin memberi tahu, Changmin dan Haknyeon sudah menunggumu," kata Eric pelan.

"Mereka sudah datang?"

Eric mengangguk "Aku disuruh untuk mencarimu. Ayo,"

Sunwoo mengikuti Eric yang menarik tangannya ke sebuah ruangan luas nan sepi. Ruangan itu penuh dengan lukisan lukisan berukuran besar.

Eric membuka salah satu lukisan yang berada di sudut ruangan, dan terbukalah jalan menuju ruang rahasia yang hanya mereka yang tahu.

***

"Haknyeon, kau membawa semuanya?" tanya Sunwoo. Dia tahu keahlian Haknyeon, sesuatu yang sangat berbahaya. Mungkin dianggap remeh oleh orang lain, namun jika tidak hati hati bisa merenggut nyawa dalam waktu singkat.

Haknyeon mengangguk "Semua yang penting. Yang lainnya tidak,"

Jujur, Hyunjae tidak terlalu kenal dengan Haknyeon. Dia tahu Changmin adalah salah satu petinggi militer istana, Sunwoo adalah panglima tertinggi pasukan elit, Eric adalah tangan kanan kepercayaan Sunwoo. Tapi tidak dengan Haknyeon. Dia hanya tahu namanya. Bahkan Hyunjae baru bertemu dengannya hari ini.

Tapi Hyunjae tahu, Haknyeon bukan sembarang orang.

Hyunjae mengamati beberapa barang yang dibawa Haknyeon. Semuanya terlihat aneh, namun Hyunjae tahu Haknyeon bukanlah penyihir.

"Harga diri Pangeran Juyeon sudah jatuh di mata Pangeran Hyunjoon. Semakin mudah kita menyingkirkan mereka," Sunwoo melirik ke arah Hyunjae "Sekarang mereka akan membawa bala bantuan. Kalian kenal Jacob dan Chanhee?"

Changmin mengangguk "Setahuku, mereka termasuk jajaran militer kerajaan mereka. Posisi tertinggi adalah Panglima Kevin, mereka bisa dibilang tangan kanannya,"

Kalau dilihat sekarang, Sunwoo memegang penuh kendali. Bahkan Hyunjae berada di bawah kekuasaan Sunwoo.

"Changmin, apakah pasukan khusus sudah siap?"

"Memangnya siapa target kita kali ini?" tanya Changmin.

"Pangeran Hyunjoon,"

Changmin menggeleng "Bukankah terlalu beresiko? Pangeran Hyunjoon adalah satu satunya keturunan kerajaan sekarang. Walau dia tidak mau naik tahta, tidak menutup kemungkinan bahwa banyak anggota kerajaan yang mendukungnya,"

"Maka dari itu, kita butuh Haknyeon untuk melakukannya,"

"Kau siap, Haknyeon?"

***

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang