10

329 56 13
                                    

Joochan menatap langit mendung diatasnya dengan tatapan khawatir.

Bukan apa apa, dia hanya khawatir tentang Youngtaek yang belum pulang sedari tadi, bahkan saat Jangjun-Donghyun-Jibeom sudah pulang dari jalan jalan pagi mereka.

Sedari tadi Joochan mondar mandir di depan rumah Youngtaek sambil sesekali melihat langit yang sudah berubah warna menjadi abu abu- tanda hujan sebentar lagi akan turun.

"Joochan? Kau sedang apa? Ayo masuk, sebentar lagi hujan akan turun," Jaehyun menarik lengan Joochan, memintanya agar masuk ke dalam rumah.

Joochan memandang Jaehyun lama.

"Paman Youngtaek belum pulang, aku menunggunya pulang," mata Joochan terlihat sayu, membuat Jaehyun tidak tega melihatnya.

"Paman sebentar lagi akan pulang, kamu masuk dulu ya?" tawar Jaehyun.

Joochan menggelengkan kepalanya, "Darimana kau tahu kalau paman Youngtaek sebentar lagi pulang? Aku akan tetap disini sampai paman pulang,"

Jaehyun menggelengkan kepalanya, Joochan memang bandel, keras kepala, galak, tapi disisi lainnya dia melakukan semuanya karena dia peduli.


"Kamu masuk dulu, aku akan mencari paman Youngtaek, oke?" Jaehyun berusaha meyakinkan Joochan.

Joochan menggeleng ragu, "Aku ikut mencari paman,"


"Tidak, kamu disini saja." tegas Jaehyun, membuat Joochan mau tidak mau harus menyetujuinya.

Dan Jaehyun segera berlari, dan tidak lama kemudian Jaehyun menghilang dari pandangan Joochan- bertepatan dengan jatuhnya air hujan dari langit.




"Ish, Jaehyun, kau kemana?" gumam Joochan.

"Paman Youngtaek juga, kenapa pergi begitu lama?" Joochan terus bergumam sendiri.


***

"Dimana?"

Sayap hitam yang masih mengepak itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, berharap menemukan sesuatu yang dicarinya.

"Kotak biola itu... warna merah, kan?" monolog Chan.


Dia membuka lemari, mengecek balik pintu sampai mengangkat meja demi menemukan biola itu. Namun hasilnya nihil.

Ah, seharusnya itu menjadi pekerjaan yang mudah bagi Chan, mengingat rumah ini luasnya tak seberapa dibanding altar Langit Selatan. Seharusnya tadi dia mengajak seseorang untuk membantunya.

Di luar rumah, ada Minsu yang masih melayang, berusaha menjaga seseorang yang sedang berdiri di teras, seperti menunggu sesuatu. Chan tahu siapa itu. Dia adalah oknum yang mengambil biola kutukan itu. Lee Joochan.


Chan yakin, Joochan sedang menunggu teman-temannya kembali. Tapi itu tidak akan terjadi sebelum Chan menemukan barang yang dicarinya.

Karena teman-teman Joochan ada dibawah pengaruh Para Penjaga yang lain.


Jangan kira mereka memberi anestesi atau membuat mereka pingsan. Mereka hanya melakukan apa yang pernah Chan dan Chihoon lakukan saat mereka pertama kali masuk hutan ini.

Menyesatkan. Hanya itu, tak kurang, tak lebih.


***

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang