86

120 31 12
                                    

"Jadi, apa yang kalian lakukan disini?"

Sekarang mereka sedang berada di ruang tamu rumah itu, dengan secangkir teh hangat di tangan masing masing. Dengan Professor beautiful X yang duduk diantara mereka.

Tapi tidak ada yang membalas perkataan sang profesor. Hanya terdiam. Terutama Gyehyeon dan Yeonho yang sudah memecahkan kaca.

Bahkan Minyoung pun tidak membuka mulutnya sedikitpun.

Semuanya terdiam, persis seperti anak kecil yang dimarahi orang tuanya.

Sedangkan yang menjadi pusat permasalahan, Kangmin, hanya diam karena tidak tahu apa apa. Meminum tehnya dengan tenang. Diluar hujan, suasana yang tepat untuk minum teh hangat dengan pembicaraan yang hangat pula. Namun, yang terakhir sepertinya tidak.

Semuanya tertunduk.

"Kalian tidak tahu, Kangmin seharusnya masih dalam masa pemulihan. Untung keadaannya sudah membaik," ucap Professor beautiful X dengan nada tajam.

"Kami minta maaf, ayah. Kami tidak tahu," kata Minyoung lirih.

"Kami hanya ingin menyelamatkan Kangmin," sambung Dongheon.

Professor beautiful X menggelengkan kepala "Kenapa kalian tidak bilang saya dulu? Kalau terjadi apa apa dengan Kangmin bagaimana?"

Tidak ada jawaban, Professor beautiful X melanjutkan ucapannya "Ya sudah, kalian disini dulu. Sebentar lagi hujannya reda, kalian boleh pulang,"

"Terima kasih, Professor," kata Minchan mewakili yang lain.

"Maaf Professor," Yongseung mengangkat sebelah tangannya "Bagaimana cara Kangmin kembali ke masa lalu?"

Professor beautiful X menatap Yongseung sejenak "Namamu siapa?"

"Kim Yongseung, Professor,"

"Ah, Yongseung. Minyoung sering menceritakan tentangmu, katanya kau anak yang genius. Benarkah?"

Yongseung mengangguk pelan.

"Nanti, setelah hujan reda, ikuti saya. Saya akan menunjukkan penemuan yang belum ada seorangpun yang mengetahuinya,"

Hening sejenak, semua sibuk dengan cangkir tehnya.

"Bagaimana rasanya ke masa lalu, Kangmin?"

"Biasa saja," kata Kangmin ke Yeonho "Malah menyebalkan. Tapi ada seru serunya, apalagi saat berburu,"

"Ah, saya hampir lupa," Professor beautiful X meletakkan cangkirnya, lalu mengambil clipboard di atas meja "Kangmin, saya ingin menanyakan beberapa hal tentang misimu. Karena kondisimu sudah pulih. Bisa kau ceritakan bagaimana keadaan kerajaan setelah Pangeran Hyunjoon meninggal?"

Kangmin berpikir sejenak sebelum berbicara "Pangeran Hyunjoon... Ah, yang perebutan tahta antara Pangeran Hyunjae dan Pangeran Juyeon itu kan?"

Professor beautiful X mengangguk.

"Setelah itu, kata Panglima Younghoon, Pangeran Juyeon yang naik tahta,"

Professor beautiful X mengerutkan dahi, melihat sebentar ke catatannya "Pangeran Juyeon? Bagaimana bisa? Padahal di penelitian saya, Pangeran Juyeon tidak naik tahta,"

"Mana Kangmin tahu, Kangmin kan sudah kembali ke sini sebelum pergi ke istana,"

Professor beautiful X menghela nafas panjang. Ini kesalahannya, tidak mengecek kelengkapan Kangmin. Akibatnya, dia harus menjemput Kangmin sebelum waktunya.

"Lalu, apa saja yang kau dapat dari sana?" tanya Hoyoung, ikut penasaran.

"Banyak. Ada Kak Wooseok, Kak Kino, Kak Hui, Kak Hongseok, Kak Yanan, Kak Hyojong, Kak Yuto, Kak Yeo One, Kak Shinwon, Kak Jinho, juga Paman Jaeseok. Aku juga bertemu Panglima Younghoon dan Kak Haknyeon. Kak Kino menceritakan banyak hal, terutama sejarah kerajaan. Dulu mereka adalah pasukan elit khusus yang dibentuk langsung oleh Raja Bomin,"

"Ah, satu lagi," sela Professor beautiful X "Aku lupa sesuatu. Bagaimana ceritanya Bomin menjadi raja? Menurut penemuan saya, dia anak dari perdana menteri saat itu, Seungyoon. Iya kan?"

Kangmin menggeleng, tanda tidak tahu.

"Tapi kata Kak Kino, itu semua hanya karena apel,"

"Hah? Maksudnya?"

Yongseung yang dari tadi mengamati jendela menyela percakapan mereka "Professor, hujan sudah reda,"

"Ah, kalau begitu, ayo keluar,"

***

"Wah, apa ini?" Gyehyeon antusias, mengelilingi benda besar berbentuk lingkaran itu.

"Portal waktu,"

"Apa itu, Professor?"

"Begini. Orang lain menciptakan mesin waktu, tapi ini portal. Jadi, kita bisa pergi dari masa lalu ke masa kini dengan akses yang permanen. Portal ini sengaja disetel agar terhubung pada saat kerajaan sedang dalam masalah, untuk penelitian,"

Yongseung mengamati portal itu "Dimana letak kerusakannya, Professor?"

Kalau dilihat lihat, tidak ada yang salah dari portal itu. Kondisinya baik baik saja, hanya sedikit basah terkena hujan.

"Kau lihat bagian bawahnya. Kemarin portal itu ambruk, karena hujan. Selain itu, kemarin tersambar petir. Saya trauma membangun portal di luar ruangan lagi,"

"Kami pamit pulang, Professor. Sudah terlalu petang," kata Dongheon. Yang lain ikut pamit.

"Ya sudah, baiklah. Sering sering mampir kesini, terutama Yongseung,"

***

"Ada tiga apel yang mengubah dunia," celetuk Kangmin tiba tiba.

"Apa?"

"Pertama, apel yang jatuh di atas kepala Newton, yang membuat pelajaran kita bertambah. Kedua, apel yang digigit Steve Jobs yang sekarang menjadi logo Apple," Kangmin sengaja menggantungkan kalimatnya, membuat yang lain penasaran.

"Yang ketiga apa?"

"Yang ketiga, apel yang dilempar Paman Jaehyun untuk menjatuhkan biola kutukan, mengenai kepala Paman Donghyun,"

"Maksudnya? Kangmin, kau berhutang cerita banyak kepada kita,"

***

Nganu, mau minta maaf. Chapt kemarin -nggak tau berapa, pokoknya nggak jauh jauh- ada typo yang merusak segalanya. Seharusnya Dongheon, jadi Donggeon. Autocorrect minta dihantam.

Btw, visualisasi portal Professor beautiful X.

Btw, visualisasi portal Professor beautiful X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan yang lain, fokus ke tengah)

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang