36

205 49 10
                                    


Chan telah sampai di altar, memandang altar dengan pandangan heran. Tidak ada siapa siapa disana, tadi Taichi berkata dia akan menunggunya disini bukan?

Taichi tadi juga berkata, dia akan menemui Jeyou bukan? Jadi kemungkinan besar Taichi bersama Jeyou, melihat tidak adanya Taichi di sini.

Yang harus Chan lakukan adalah mencari Jeyou, iya bukan?


Jeyou adalah yang paling sulit untuk dicari, dan Jeyou juga yang selalu muncul tiba tiba.

Baiklah, satu satunya cara sekarang adalah mencari Jeyou.


Sayap hitam itu melebar, mengepak bersamaan dengan tubuh Chan yang meluncur ke bawah. Meninggalkan bulu bulu hitam gelap itu di lantai altar.

***

Jeyou terdiam, dia sekarang berada di altar kebaikan, dengan Para Penjaga Kebaikan, dan Chan sebagai satu satunya Penjaga Kejahatan yang berada di sini.

Woonggi dan Para Penjaga Kejahatan yang lainnya menghilang, entah mereka pergi kemana. Termasuk Jisu.


Woonggi dan Para Penjaga Kejahatan yang lainnya menghilang, entah mereka pergi kemana. Termasuk Jisu.

"Iya, dia berkata bahwa dia adalah Taichi,"


"Apa warna sayapnya?" semuanya mendengarnya dengan jelas, suara Jeyou terdengar bergetar. Wajahnya dia sembunyikan dikedua telapak tangannya.

Semuanya tidak pernah melihat sisi Jeyou yang seperti ini, selama ini mereka selalu melihat Jeyou yang dingin nan tegas.

Jika ada sisi Jeyou yang lainnya pun, hanya Jisu yang pernah melihatnya.

Tapi Jisu juga tidak pernah melihat begitu banyak sisi Jeyou yang selalu tertimbun oleh tanggung jawabnya sebagai Penengah.

Isakan mulai terdengar, bahu Jeyou bergetar. Semuanya hanya terdiam.

Chan maju kedepan, tangannya ragu ragu untuk menyentuh bahu Jeyou atau tidak.


Tangannya kembali terkepal, uluran tangannya dia tarik lagi. Membiarkan air mata yang lolos dari mata Jeyou menuruni pipi Jeyou sendiri.

"Sekarang dimana Taichi?" Jeyou berdiri, dengan badannya yang membelakangi mereka. Chan yakin, Jeyou tidak mau berbalik karena bekas air matanya dan matanya yang memerah.

Chan takut dengan dia yang mengatakan hal ini akan membuat Jeyou hancur.


"Tadinya Taichi berkata jika dia tidak berada di altar maka dia berada bersamamu,"

Benar saja, Jeyou langsung menjatuhkan dirinya sendiri. Sayapnya dengan cepat merespon, membentang dengan lebar.

Tidak ada bulu yang berjatuhan, hanya ada air mata bening yang menetes. Air mata itu turun ke bumi dan akan dianggap menjadi legenda oleh penghuninya.

***

"Bagaimana? Apakah Jeyou sudah baikan?" Jisu bertanya kepada yang lainnya.

Tidak ada yang menjawab, semuanya terdiam. Jika seperti ini, keadaan sudah tidak bisa dibilang baik.


Taichi hilang, dan Jeyou menangis entah karena apa.


Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang