98

118 26 11
                                    


"Eric... yang itu orangnya, bukan?" Wooseok menunjuk suatu arah "Yang pendek, kan?"

Haknyeon hanya diam. Memang Wooseok paling tinggi diantara mereka, tapi dia tidak harus mengatakan itu, kan? Byeonghee lebih tinggi dari Haknyeon (walau Haknyeon lebih tua), Kino juga, apalagi Wooseok. Haknyeon butuh Eric, agar dia tidak merasa paling pendek.

Dan yang ditunjuk Wooseok itu memang Eric, dengan tangan yang masih menggenggam busurnya. Sedang melihat gerbang dari dekat, tanpa takut ketahuan. Hebat, keberaniannya patut diacungi jempol.

Namun kalau dipikir pikir lagi, Eric dan Haknyeon memang tidak perlu takut untuk memasuki istana. Setidaknya, para prajurit sudah tahu kalau mereka merupakan petinggi kerajaan Hyunjae.


Ah, itupun kalau belum di blacklist oleh Juyeon.


"Eric! Jangan dekat dekat!" Kino setengah berteriak.


Eric menoleh, tanpa rasa bersalah. Malah balas berteriak, dengan volume jauh lebih keras "Hah? Apa?"


Byeonghee menepuk dahinya, tangannya menarik Haknyeon dan Wooseok untuk menghampiri Eric. Daripada mereka berteriak teriak lagi.

"Kalian bisa diam? Kalau para prajurit mengetahui kita, mampus,"


Eric menggeleng dengan santainya "Tidak akan,"

Dan Wooseok baru menyadari, anak panah dalam selongsong yang ada dipunggung Eric sudah berkurang sebagian.

Artinya...


"Bagus, Eric. Bagus," Kino menepuk nepuk pundak Eric.


Wooseok kembali mengarahkan pandangannya ke gerbang. Dan benar saja, sudah tidak ada siapapun disana.

Jangan ragukan kemampuan Eric. Dia bisa membelah sehelai rambut dengan panahnya, dengan jarak lebih dari seratus meter. Dan juga bisa melontarkan anak panah beruntun, atau bahkan beberapa sekaligus.

Pantas saja Sunwoo mempercayainya.


"Awalnya salah satu dari mereka ada yang menoleh ke arahku, jadi aku panah saja dia. Namun malah makin banyak dari mereka yang berdatangan, curiga. Jadi, sekalian saja kuhabisi semuanya," jelas Eric dengan wajah bangga.

Cuih, kata Byeonghee dalam hati. Sombong kali, cuma gitu kan Bbanghee juga nggak bisa.


"Jadi, kita langsung masuk?"

***


"Eric, Bbanghee, Wooseok, kesini sebentar,"


Mereka menoleh ke arah Haknyeon yang sedang merogoh sakunya. Megeluarkan sebuah botol kecil.


"Kemarikan senjata kalian,"

Wooseok mengecek semua belati dan pedang yang dibawanya "Semuanya?"

Haknyeon mengangguk.


Dengan hati hati, Haknyeon mengoleskan cairan biru gelap itu ke semua mata senjata yang dibawa mereka. Itu racun yang dia racik sendiri. Bukan hanya racun ular, dia juga menambahkan beberapa jenis bisa kalajengking, katak, bahkan jamur beracun. Jangan bayangkan efeknya seperti apa, hanya Haknyeon yang tahu.

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang