62

157 36 14
                                    



Haknyeon masih memikirkan apa yang Younghoon katakan tadi.

Jika dipikir pikir, kenapa mereka mau merebut tahta? Untuk apa? Ah, benar juga, Sunwoo yang menyebabkan semua ini. Sunwoo yang menginginkan tahta, bukan mereka apalagi Hyunjae dan dirinya. Younghoon sama sekali tidak peduli dengan hal hal seperti ini, dia hanya fokus pada sesuatu yang disukainya seperti warna putih atau bunga putih tadi.


Haknyeon membuka perlahan pintu, pikirannya masih memikirkan kata kata Younghoon tadi. Younghoon sedang diruangan Pangeran Juyeon bukan? Haknyeon akan kembali ke ruangan miliknya untuk menghindari bertemu Younghoon.

"Hai! Haknyeon, bagaimana harimu?" Hyunjae menyapa Haknyeon. Hyunjae terlihat lebih riang dari biasanya, dan entah kenapa Haknyeon berpikiran itu karena Sunwoo yang sudah tiada.

"Baik baik saja, ada apa? Biasanya kau jarang kemari," Hyunjae hanya mengedikkan bahunya saat mendengar pertanyaan Haknyeon, "Hanya sedang ingin saja,"



"Ah, kau dipanggil untuk membicarakan sesuatu dengan Pangeran Juyeon, juga Younghoon. Itu alasanku kemari, kupikir kau mungkin masih bersama ular ular ini," Hyunjae menunjuk satu satunya sangkar burung dengan dengan dua ular di dalamnya.

"Aku? Untuk apa? Kenapa tidak kau saja? Kau kan wakil sekaligus Pangeran," Haknyeon merasa aneh, kenapa harus dirinya? Bukan Hyunjae yang seorang Pangeran?


"Kau pikir kenapa Younghoon dipanggil? Dia juga bukan seorang Pangeran bukan!" Hyunjae sedikit berseru.

Haknyeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kupikir kau tahu tentang Younghoon yang juga seorang Pangeran,"

Mata Hyunjae melebar, "Benarkah?"


"Tidak, aku berbohong,"

***

"Katanya kau tidak dipanggil?" Haknyeon menatap datar Hyunjae yang berada di ruangan yang sama dengan dirinya dan Pangeran Juyeon.



"Tidak, aku berbohong,"

Haknyeon ingin memukul kepala Hyunjae saja rasanya, Haknyeon perhatikan sekelilingnya dan sama sekali tidak mendapati adanya Younghoon, hanya Juyeon yang duduk tenang menunggu yang lainnya.

"Hei, Juyeon. Ini aku," seseorang mengetuk pintu, dan Juyeon berdiri untuk membukanya. Pintu itu terbuka, menampilkan seseorang dengan rangkaian bunga berwarna putih yang diletakkan di kepalanya seperti mahkota.

Kim Younghoon, dengan ular putih dan bercak emas di tangannya.



"Bagaimana? Apakah dia selamat?" Juyeon memperhatikan ular kecil yang tidak bergerak itu, nadanya terdengar khawatir.

Younghoon menggeleng, tidak bertenaga. "Kamu lihat sendiri dia sudah tidak bergerak,"

Juyeon mendekatkan kepalanya untuk melihat ular putih itu lebih jelas dan meletakkan ular mungil itu perlahan ke tangannya, "Apakah dia masih hidup?"

"Tidak," setelah itu, Younghoon menunduk. Rangkaian bunganya merosot turun.

Mungkin setelah ini mereka berdua akan mengadakan upacara kematian, entah jika yang lainnya akan ikut. Toh, mereka juga tidak peduli.

Road To KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang