Ica pun langsung teringat dengan ajengnya perasaanya sudah sangat tidak enak buru buru ia mengambil pecahan kaca di dekatnya.
"Lo mau apa hah?" Ucap ica yang mengarahkan pisaunya.
************************************
Buru buru ica mengambil pecahan kaca yang ada di dekatnya dan betapa kaget nya ia melihat Ajeng yang sudah terkulai lemas dengan urat leher yang sudah menjadi hitam pekat.
Dan sorot mata ica menajam menatap jelmaan itu betapa beraninya dia menyakiti sahabatnya. Ica melihat didekatnya ada pisau dan berlari mendekati jelmaan itu
"Lo mau apa hah" ucap ica yang mengarahkan pisau itu tepat di wajah sih jelmaan.
Sinta yang melihat ica seperti itu pun buru buru melepaskan pisau itu dari tangan ica.
"Lo mau bunuh sahabat lo sendiri?"
"Dia bukan sahabat gue, dan kembalikan pisau itu sekarang" Jawab ica dengan ekspresi yang sulit di gambarkan.
Jujur Sinta baru sekarang lah melihat ica semarah ini, tapi kenapa harus menyakiti sahabatnya sendiri.
"Ca, ngucap di depan lo ini sahabat kita"
Sudah cukup ia mendengar omong kosong yang Sinta ucapkan, dia tidak ingin menyiakan waktunya hanya untuk mendengar semua omong kosong itu dan...
Srettt!!!
Pisau itu mengeluarkan cairan hitam pekat yang hanya bisa Ajeng dan Ica yang melihatnya.
Sinta tidak sadar bahwa ica sudah mengambil pisau lain untuk menyakiti Ajeng dan
Plakkk!!!
Ica terjatuh akibat tamparan mendadak dari sinta.
"Gue kecewa sama lo" Ucap Sinta yang sudah pergi membopong Ajeng yang terlihat kesakitan memegang perutnya.
Ica memegangii pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari sinta, ia sakit hati sinta tega menamparnya padahal jelas jelas ia tidak bersalah disini.
"Pada akhirnya lo akan nyesel nampar gue" Gumam ica.
Ajeng tidak bisa membantu ica, jangankan membantu tubuhnya saja sulit digerakkan dan memang kenyataannya ia tidak bisa membantu apapun ia hanyalah roh yang menyusahkan sahabatnya. Dan sepertinya ini akhir dari persahabatan mereka melihat ica dan Sinta yang mulai renggang, ini semua salahnya.
"Jangan sedih, jangan pikirin apa yang terjadi antara gue dan Sinta"
"Kenapa lo bisa disini"
Flasback on
Ajeng sangat bosan terus terusan berada di kamar ica, ia ingin berkumpul seperti dulu lagi sampai kapan ia hanya menjadi bayang bayangan seperti ini.
Melihat ica tertidur sangat pulas ini kesempatan bagus pikir Ajeng. Pasalnya ia yakin sekali jika ica tidak akan membiarkannya keluar mengingat ada sosok jelmaan nya yang selalu mengintainya.
"Oke harus lebih hati hati" Gumam Ajeng.
Ajeng yang memang sedari tadi disamping Sinta tersenyum geli melihat kelakuan vian yang tak pantang menyerah untuk mendapatkan Sinta, dan akhirnya vian pulang disusul Sinta dibelakangnya.
Saat dirinya ingin kembali ke kamar ica, lehernya seperti di cengkram kuat sakit sekali, hingga sekarang dirinya berada di dapur dan yang melakukan itu adalah jelmaan dirinya sendiri. Sungguh ia sangat menyesal tidak menurut dengan ica.
Flasback off.
"Janji buat gak lakuin ini lagi jeng" Ucap ica yang sudah menangis.
"Gue janji ca, maafin gue gara gara kecerobohan gue lo dan Sinta jadi bertengkar"
"Udah jangan pikirin lagi, dan sekarang gimana keadaan lo"
"Gue gakpapa kok, jangan khawatir"
"Sekarang lo ke kamar gih"
Ajeng pun menurut pergi. Ica langsung membersihkan dapurnya seorang diri tanpa bantuan sinta yang pergi entah kemana mungkin ke rumah sakit untuk mengobati luka di perut sih jelmaan itu bisa bisanya jelmaan itu memasang tampang kesakitan padahal dia itu kan hantu.
Sesampainya di kamar ica
Ajeng merintih kesakitan memegangii perutnya, ia sengaja tidak memberitahu ica ia takut hal ini akan membuat ica merasa bersalah, andai ica tau bahwa menyakiti raganya akan berefek kepada dirinya juga.
Dan Ajeng juga baru pertama kalinya melihat ica semarah itu sampai tega menyakiti orang lain...
KAMU SEDANG MEMBACA
GhostFriend {TAMAT}
Random3 Sahabat yang bersekolah di salah satu sekolah yang tersimpan banyak misteri didalamnya. Ica Kayla Putry Ajeng Liora Sinta Caroline Saya ingin kamu mati... Janji lo bakal bertahan buat gue? Gue bakal bertahan buat kalian sekalipun nanti hanya...