Bagian Empat Puluh

114 12 0
                                    

Disinilah alex dan Sinta sekarang, di taman sekolah hanya berdua saja sengaja Sinta mengajak alex kesini untuk membicarakan kejadian semalam sekaligus surat yang ia temukan di kejadian itu.

"Jadi sekarang dimana bokap nyokapnya Ica" Tanya Sinta yang sudah mengetahui semuanya dari alex. Ya alex sudah menceritakan semuanya ke Sinta mengenai masa lalu nya yang bertemu dengan saudara kembarnya Ica yang tempo hari sudah ia ceritakan ke Ica.

"Sebenarnya gue lagi cari waktu yang tepat buat Ica dan mama papanya ketemu sin"

"Emang orang tua Ica di sini"

"Bener orang tua Ica sudah lama disini semenjak kehilangan nayla orang tuanya langsung pindah kesini karena pesan terakhir dari nayla yang ingin dikuburkan disini"

"Jadi maksud lo nayla dikuburkan disini, dan Ica sudah tahu?"  Betapa banyak cerita yang ia tidak ketahui tentang sahabatnya itu, kasian Ica yang sama sekali tidak mengetahui saudara kembarnya sendiri dan dijauhii orang tua nya dari kecil.

"Iya Ica sudah tau karena waktu itu gue ceritaiin masa lalu gue tepat di tempat peristirahatan terakhirnya nayla"

Sinta tidak bisa membayangkan apa yang di rasakan Ica waktu itu, Ica yang selalu menunggu alex untuk datang selama 4 tahun ternyata dikhianati alex tanpa sengaja, dirinya juga tidak bisa menyalahkan alex dengan keadaan alex yang saat itu butuh sosok Ica dan ternyata nayla lah yang datang, dan nayla gadis yang pernah berbagi tempat hangat di dalam perut mamanya belum sempat ia bertemu tapi sekarang sudah meninggalkannya, dan orang tua ica yang sampai sekarang tidak menemui anaknya padahal sudah berada di sini sekarang.. Sungguh dirinya sangat sedih mengetahui ini semua...

"Sebagai sahabat Ica, gue tahu pasti lo benci kan sama gue"

Sinta pun menggeleng dan menghapus air matanya.

"Gue nggak benci kok, Ica yang punya hak aja bisa maafin lo kenapa gue harus benci, gue hanya iba melihat Ica lo nggak tau lex gimana rasanya seorang anak kecil yang setiap kali menangis karena tiba tiba ditinggal orang tuanya, gue ngerasain itu semua lex orang tua gue udah lama meninggal dan gue masih beruntung sempat merasakan kasih sayang dari mereka sempat merasakan apa itu di bacakan dongeng waktu tidur, sempat merasakan pelukan, ciuman dari seorang ayah tapi Ica? Lo tau Ica sendirian lex dia ditinggal dan diasuh sama bibik yang udah lama ikut orang tuanya, Ica selalu panggil bibik itu dengan sebutan mama lex saking rindunya dia dengan mamanya yang sama sekali tega meninggalkan seorang anak kecil dengan alasan pekerjaan, gue tau apa yang Ica rasain"

Alex pun memeluk sinta untuk mencoba menenangkan sinta yang sudah menangis...

"Bukan hanya lo, gue disini juga ngerasain gimana perasaan Ica"

Sinta pun tersadar bahwa alex tengah memeluknya buru buru ia melepaskannya sebelum ada kesalahpahaman nantinya.

"Ini yang buat Ica ketakutan dan sampai sakit sekarang" Ucap Sinta yang mengeluarkan kotak hitam yang ia temukan malam itu.

Alex pun membuka dan melihat isinya adalah hamster kecil yang sudah dilumuri darah banyak sekali, siapa yang telah melakukan ini dengan gadisnya.

"Dan surat ini" Sinta pun memberikan surat itu ke alex.

"MARI BERMAIN ICA" Alex mengepalkan tangannya siapapun yang berani menyentuh seujung kuku gadisnya akan ia hancurkan siapa pun itu.

*****

13.00am

Ting!
Ica yang sedang asyik membaca sebuah cerita dari aplikasi yang bernamakan wattpad pun mengerenyitkan dahinya saat muncul notifikasi dari nomor yang tidak di kenal.

Hampir saja ia menjatuhkan hape nya saat melihat sebuah foto yang memperlihatkan alex yang sedang memeluk Sinta.

Ceklek!

"Ca, ada alex nih"

Alex heran melihat Ica yang terus saja memperhatikannya, bukan hanya alex sinta pun merasakan hal yang sama ada apa dengan Ica.

"Woii kenapa sih liatin kita gitu amat"

"Sayang gimana keadaan kamu" Ucap Alex yang ingin menyentuh dahi Ica dan langsung saja Ica menepisnya.

Sinta heran kenapa Ica seperti itu.

"Ca kenapa sih lo lagi pms ya" Sinta pun mendekati ica, dan melakukan hal yang dilakukan alex tadi tapi Ica juga menepis tangannya.

"Ini apa" Ucap Ica yang menunjukan hapenya ke sinta dan alex.

Sinta terkejut melihat sebuah foto yang menunjukan dirinya sedang dipeluk alex di taman sekolah tadi.

Alex pun sama terkejutnya melihat foto itu yang sudah ada di hape Ica.

"Ca itu nggak seperti yang lo pikirin sumpah, gue nggak ada apa apa sama alex ca lo percayakan"

"Sayang, Sinta bener kita nggak ada apa apa, itu salahku aku hanya mencoba menenangkan sinta yang nangis karena aku menceritakan masa lalu ku waktu itu kamu tau kan maksud aku"

Sinta mengigit jarinya, dirinya bingung harus bagaimana, apa lagi melihat Ica yang diam saja.

"Ca maafin gue, gue nggak ada apa apa sama alex itu nggak seperti yang lo pikirin maafin gue" Ucap Sinta yang sudah menangis.

"Gue maafin tapiiii"

"Tapi apa gue kabulin lo mau apa"

"Iya sayang kamu mau apa nanti aku kabulin juga" Balas alex cepat.

"Kamu diam!" Ucap Ica yang menatap alex dengan tajam.

"Duhh kenapa gini sih Ica serem juga kalo lagi marah, maaf lex itu urusan lo yang penting gue duluan dimaafin Ica" Batin Sinta.

"Buatin bubur lagi sin sumpah enak banget gue pengen lagi yahyahyah" Ucap Ica yang memasang wajah memelasnya.

"Hah? Cuma bubur, lo nggak marah nih" Sinta kaget saat Ica memintanya untuk membuatkannya bubur disaat genting seperti ini.

"Gue dari tadi nahan untuk ketawa liat muka kalian yang serius banget hahahah"

"Maksudnya lo gak marah nih"

"Kamu nggak marah sayang"

"Aku suruh kamu diem ya diem, aku nggak bilang ya nggk marah sama kamu"

Alex pun kembali diam...

"Hhahhhaha mana mungkin gue marah cuma gara gara foto itu apalagi itu yang ngirim nomor nggak kenal kan gue tau pasti orang itu ingin ngerusak persahabatan kita, alasan lain adalah gue lebih percaya sama kalian berdua dibanding orang lain, sumpah muka kalian tadi lucu banget hhahha"

Langsung saja sinta melempar Ica dengan bantal dasar Ica keterlaluan dirinya hampir saja takut setengah mati.

"Udah ihh buruan sana buatin gue laper"

"Iyaiya tunggu" Sinta pun pergi meninggalkan alex dan ica.

"Kamu kenapa diem"

"Kalo ditanya ya jawab dong"

Alex pun menatap Ica dan tersenyum miring.

"Ihh kenapa senyum senyum aku masih marah ya sama ka"

"Hhahhaha ampunnn, ampunn udah dong, hhahha ak...uuu hhahha bakal marah sama kamuu hhahha alex ampunnnn"

Alex pun semakin menjadi mengelitiki telapak kaki Ica, bisa bisanya gadis ini mengerjainya.

"Puas ngerjain aku hah?"

"Hahahha udah gak lagi ampunn"

Alex pun memeluk Ica dan mengusap  rambutnya dengan lembut.

"Semoga kamu selalu tersenyum seperti ini sayang" Batin alex.

"Terimakasih tuhan kehadiran mereka membuat luka ku hilang"

******

GhostFriend {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang