Bagian Empat Puluh Lima

106 7 0
                                    

Sengaja alex datang malam ini untuk membawa Ica pergi menemui orang tuanya.

"Sin liat muka gue menor nggak"

"Bibir merah banget ya"

"Ihh merah banget pasti kan"

"Udah deh ca alex dari tadi nungguin lo" Balas Sinta yang sebenarnya pusing sendiri melihat Ica yang sedari tadi tidak henti hentinya menanyakan hal yang sama.

"Gimana badan lo udah mendingan" Tanya Sinta mengingat keadaan Ica yang demam lagi setelah kejadian itu.

"Udah mendingan kok langsung seger kalo ketemu sama calon mertua heheh"

"Serah deh buruan sana turun"

"Dahhh"

*****

Alex menghentikan langkahnya saat melihat Ica tiba tiba berhenti dibelakangnya.

"Kenapa hem"

"Pegang tangan aku"

Alex tersenyum geli saat merasakan tangan gadisnya yang sudah dingin sekali.

"Kamu gak perlu gugup mamaku nggak gigit kok, ayo masuk"

Ica menghirup nafas nya dengan cepat lalu menghembuskannya lagi sungguh ini pertama kalinya dia datang kerumah calon mertunya setelah 4 tahun yang lalu.

"Assalamu'alaikum ma, pa"

"Waalaikumsalam, dimana Ica lex" Tanya Reno papa alex.

Ica pun muncul dari balik tubuh alex.

"Putriku" Ucap Alexa dan Arga bersamaan ya mereka berdua memutuskan untuk bertemu anaknya malam ini semua sudah ia rencanakan jauh hari dengan alex dan keluarganya.

Ica terkejut saat orang itu memanggilnya, orang yang sudah lama tidak menemuinya orang yang sama sekali tega meninggalkan nya dari kecil dan sekarang tiba tiba ada di hadapannya.

Ica mundur saat Alexa mendekatinya.

"Tolong jangan mendekat" Ucap Ica gemetar.

"Sayang ini mama nak"

Arga sedih melihat hubungan seorang ibu dan anak yang renggang.

"Maafin papa nak" Balas Arga.

Alex memang sengaja tidak memberitahukan ini dengan ica, ia terpaksa melakukan ini karena desakan dari orang tua ica yang sudah sangat merindukan putri satu satunya setelah kehilangan kembaran Ica.

Ica menatap alex kecewa bisa bisanya alex tidak memberitahunya sama sekali atau sekedar meminta izin terlebih dahulu, andai alex memberitahunya ia akan menyiapkan hatinya Tapi sekarang hati nya belum siap sama sekali terlalu sakit untuk mengingat kenangan masa kecilnya.

Ica pun berlari meninggalkan kediaman rumah Alex.

Alex yang melihat Ica keluar pun langsung menyusulnya.

Ratna mendekati alexa untuk mencoba menenangkannya.

"Ini salahku, aku ibu yang tidak berguna hiks hiks" Ucap Alexa yang berada dipelukan Ratna.

"Ica hanya belum siap dengan semuanya lexa, sabar mungkin Ica membutuhkan waktu untuk mengerti ini semua"

Alexa pun mengangguk benar apa yang diucapkan oleh Ratna dirinya tidak boleh egois ia harus memberikan Ica waktu untuk mengerti semuanya.

"Kami akan berusaha menjelaskan sebisa kami ke Ica" Ucap reno yang mencoba menenangkan suasana.

"Baiklah terimakasih, saya dan istri izin pamit pulang"

"Baiklah hati hati dijalan" Ucap reno.

*****

Alex mencekal tangan ica yang sedari tadi tidak mengihiraukan panggilannya.

Ica menghapus air matanya dengan kasar dan menatap alex dengan tatapan kecewa.

"Apa maksud kamu"

"Maafin aku sayang, dengar aku hanya ingin memperbaiki hubungan anak dengan orang tua"

"Tapi setidaknya kamu izin dulu ke aku bukan seperti ini, kamu nggak tau gimana rasanya setelah lama ditinggal oleh orang tua sendiri dan sekarang tiba tiba ada di hadapan kamu. Jujur aku sangat merindukan mereka tapi rasa kecewaku lebih besar, dan sejak kapan kamu tau orang tua ku disini"

"Sebenarnya papa mama kamu sudah lama disini semenjak nayla dikuburkan disini" Jawab alex.

Apa harus kehilangan anak dulu baru orang tuanya akan datang ke sini dan apa katanya tadi sudah lama? Jika seperti itu kemana saja mereka. Apa tidak ada niatan sama sekali untuk menemuinya.

Air mata itu lolos begitu saja padahal Ica sudah sekuat mungkin untuk menahanya.

Alex memeluk tubuh rapuh itu sungguh tidak ada niatan sama sekali untuk membuat gadisnya malam ini menangis.

"Ayo kita pulang"

****

GhostFriend {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang