Bagian Empat Puluh Sembilan

195 11 1
                                    

"Jeng lo harus bangun supaya kita sama sama bisa jengukin ica" Ucap Sinta yang mengenggam tangan ajeng yang sedari tadi masih belum sadar.

"Jangan tinggalin gue please, gue nggak sanggup kalo harus kehilangan kalian please bangun jeng" Sinta meluapkan segala kesedihannya dirinya sudah sangat sedih dengan keadaan Ica ditambah lagi dengan keadaan ajeng yang sampai sekarang belum sadar sadar.

****

"Sayang bangun ini mama nak"
Ya Alexa dan Arga langsung kerumah sakit saat tiba tiba alex menghubunginya dan menceritakan semua yang terjadi dengan putrinya.

"Tuhan jangan ambil anakku aku mohon, aku sudah kehilangan putriku cukup sekali itu aku merasakan kehilangan anak dan biarkan sekarang aku menebus semuany tolong sadarkan ica hiks hiks"

Arga terus mengengam dan mencium tangan putrinya berharap tangan itu bergerak dan mata itu terbuka lagi sungguh ia sangat merindukan putrinya ini ia ingin menebus semua kesalahannya selama ini.

Tok!Tok! Tok!

"Permisi sebaiknya bapak ibu menunggu diluar saja karena ini sudah jam pasien istirahat buk pak"

Arga pun menghapus air mata istrinya dan mencoba tersenyum seolah olah dengan senyuman itu semuanya akan baik baik saja.

****

"Ica gue disini ca jangan kesana"

Sinta terbangun saat mendengar ajeng yang menyebut nyebut nama Ica padahal ajeng belum sadar sama sekali, dia pun keluar memanggil siapa saja yang sedang ada diluar.

"Alex ikut gue sekarang" Ucap Sinta yang menemukan alex di depan kamar Ica, ia yakin bahwa Ica juga pasti belum sadar.

"Kenapa sin, ajeng belum masih belum sadar"

Sinta pun mengangguk mengiyakan ucapan alex.

"Genggam tangan gue ca sini"

"Nah ini maksudnya gue nggak ngerti kenapa dari tadi ajeng terus terusan menyebut nama Ica"

Alex yang mendengar itupun langsung berlari keluar menemui dokter yang menangani ajeng.

"Dok saya mohon tolong pindahkan pasien atas nama ajeng ke ruangan pasien bernama Ica Kayla Putri sekarang dok"

"Maaf nak kami tidak bisa memindahkan sembarang pasien jika bukan dari pihak keluarganya yang meminta"

Cukup sudah kesabaran alex.

Alex pun mencengkram leher dokter itu dan berteriak dengan lantang.

"Kalo saya suruh sekarang ya sekarang! Atau hitungan detik rumah sakit ini akan rata di tangan saya mengerti!"

"Baik baik saya akan mengurusnya nanti"

"Apa anda belum paham dengan kalimat sekarang hem?"

"Suster tolong pindahkan pasien bernama Ajeng Liora ke ruang pasien Ica Kayla Putri sekarang" Teriak dokter itu.

Sinta tidak mengerti kenapa alex seperti ini, sungguh baru sekarang ia melihat alex benar benar marah.

Alexa dan Arga dibuat terkejut saat tiba tiba ada pasien yang juga masuk ke dalam ruangan putrinya ingin membantah tapi aura yang dikeluarkan alex benar benar membuat semua orang tidak ingin menanyakan apapun untuk sekarang.

Alex pun menyatukan tangan ajeng dan Ica ia berharap apa yang dipikirkan nya berhasil untuk membuat dua wanita ini sadar kembali.

Tidak ada tanda apa pun dari yang alex lakukan...

Alexa, Arga, Ratna, Reno, Alvian, Devin, dan Sinta sudah berkumpul di ruangan itu menyaksikan semua yang dilakukan oleh alex untuk membuat kedua wanita itu sadar semuanya pun tak luput untuk membantu lewat doa.

"Sin kemari" Ucap alex dengan tegas.

Sinta pun menuruti perintah alex.

"Sekarang lo salurin semua rasa persahabatan kalian selama ini semuanya sin"

Baik Sinta mengerti sekarang apa yang alex lakukan sedari tadi.

Sinta pun mengenggam tangan kedua sahabatnya dan membayangkan momen momen persahabatan mereka semuanya terekam jelas di otaknya tidak sedikit pun momen yang terlewati semuanya telah Sinta luapkan dalam emosinya dan memohon untuk keselamatan sahabatnya..

"Gue mohon buka mata kalian, gue sayang kalian gue mohon sadar. Kalian tau betapa banyak orang yang menunggu kalian sadar semua orang disini menyayangi kalian termasuk gue orang yang sangat sangat mengharapkan kalian sadar please Jangan tinggalin kita gue mohon bangun jeng, ca gue kangen momen momen bareng kalian, please bangun"

Tes! Air mata Sinta jatuh bersamaan dengan air mata yang keluar dari kelopak mata ajeng dan Ica...

Sinta pun mengecup kedua tangan itu dan tangan itu tiba tiba bergerak Sinta sangat senang dengan apa yang dirasakannya sekarang.

"Sinta dan Ica sadar" Ucap Sinta yang memeluk vian sungguh ini keajaiban terimakasih Tuhan.

Alex bersyukur ternyata caranya berhasil dia sangat bahagia melihat gadisnya sudah sadar sekarang.

Alexa dan Arga menghampiri Ica dan memeluknya dengan erat.

Ica pun membalas pelukan papa mamanya sungguh ia sangat merindukan pelukan yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Maafin mama dan papa ya sayang"

"Iya ma Ica udah maafin kalian kok"

Ica pun mengarahkan pandangannya ke ajeng...

"Lo beneran ajeng nya kita kan" Tanya Ica.

"Iya ca ini gue ajeng"

Ajeng sudah merentangkan tangan begitupun Ica bersiap berpelukan tapi Ica mengurungkannya saat merasa ada yang kurang.

Semua orang disana menahan tawa saat melihat muka murung ajeng yang malu dengan kejahilan Ica.

"Sin sini dong"

"Iya sini" Balas ajeng

Sinta pun mendekati kedua sahabatnya itu mereka pun berpelukan dengan erat.

"Akhirnya kita kumpul lagi" Ucap ajeng yang hanya di dengar oleh Sinta dan Ica.

"Gue sayang kalian" Ucap Sinta

"Aaaaa soswet" Vian yang tiba tiba datang bergabung ingin memeluk ketiga wanita ini tapi tidak jadi saat melihat tatapan tajam dari mata alex.

"Santai bro gue cuma mau bersihin debu debu nakal di rambut gebetan gue hehehe" Ucap vian yang cengengesan tidak jelas.

Alex mengedipkan matanya saat pandangannya bertemu dengan gadisnya itu.

"Mama kagum sama persahabatan kalian"

Sinta, Ica dan ajeng pun tersenyum menanggapinya.

*******
T
A
M
A
T

Maaf ya jika tidak sesuai dengan ekspetasi kalian, makasih untuk semua yang sudah baca cerita pertama aku makasih banget😊 tanpa kalian mungkin aku nggak bakal buat cerita ini sampai selesai. Oh ya jangan lupa mampir di cerita aku yang bentar lagi publis ya😁

Makasih sekali lagi untuk semua yang udah baca cerita ini🥰

Salam kenal untuk semuanya.
Ikrhyu16_

GhostFriend {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang