BANYAK KATA-KATA TIDAK BAIK DISINI, TOLONG SEMUANYA JANGAN DICONTOH YA!!!!
***
Yusuf berlari dengan sekuat tenaga menuju kelas dua belas ips 3. Jam sebentar lagi menunjukkan bahwa guru pelajaran pertama akan masuk, ia telat karena rencananya gagal.
Yusuf berniat tidak sekolah pada hari ini dengan nongkrong di warung kopi, tapi hal itu menjadi bencana bagi Yusuf, ketika ia melihat Ayahnya berjalan dengan galak sambil membawa batu. Yusuf yang melihat itu langsung berlari menuju sekolah sambil berteriak 'Yusuf ke sekolah kok Yah'.
"Woi Yusuf ngapain lo kesini." Dika bertanya dengan ngegas. Dika yang sedari tadi main ponsel mengalihkan pandangan matanya ke arah Yusuf yang baru saja datang, tumben temannya ini telat bisanya Yusuf duluan yang datang dibandingkan dengannya.
"Ya belajarlah taik." Balas Yusuf dengan tidak selo. Dika memang gesrek, Yusuf kesekeloh ya tentu belajar.
"Sellow lah bambang." Dika ketawa terbahak bahak. Benarkan Yusuf bilang Dika emang tidak waras, masalah sepela aja dia ketawa.
"Apa lo sini berantem." Yusuf memajukan tubuhnya seakan akan mengajak Dika berantem yang dibalas Dika dengan menendang kursi mejanya.
"Assalamualaikum." Seisi kelas langsung terdiam setiba guru matematika masuk ke dalam kelas.
"Walaikumsalam." Jawab semua murid kelas kecuali Yusuf yang menambahkan dengan kata ' Cekgu'. Ibu Sinta sang guru matematika hanya menatap malas Yusuf.
"Oke anak-anak kumpulkan PR kalian ke depan." Bagaikan kesambar petir Yusuf langsung kelimpungan membuka tas. Yusuf lupa bahwa ia tidak membawa buku satupun karena berniat untuk bolos, jadi PR yang ia kerjakan dua hari yang lalu tertinggal rumah.
"Deffin bagi PR lo." Pinta Yusuf sambil menarik kerah maju Deffin, orang yang ditarik kerahnya pun mendengus geram.
"Ni." Deffin melempar bukunya dengan pelan ke belakang tempat Yusuf duduk. Yusuf langsung bersemangat mengerjakan pekerjaan rumah menjadi pekerjaan sekolah, jika tidak karena keluarganya Yusuf tidak ingin mengerjakan soal-soal ini.
"Ngapain kamu Yusuf?" Suara Ibu Sinta membuat Yusuf langsung mengangkat wajahnya sambil tersenyum dengan lebar, berharap dengam senyumannya Ibu Sinta akan luluh.
"Lagi..lagi...lagi." Yusuf benar-benar binggung sekarang ingin menjawab apa.
"Sekarang keluar dari kelas saya, dan keliling lapangan selama sepuluh menit." Yusuf langsung berbinar biasanya Ibu Sinta akan menyuruhnya membersihkan kamar mandi. Jika keliling lapangan Yusuf tidak mempermasalahkan sama sekali, lagi pula ini masih pagi.
" Siap Buk." Ucap Yusuf dengan senyuman manis dan tangan yang seperi hormat bendera lalu langsung berlari keluar kelas.
"Kamu Dika ngapain bengong, cepat nyusul Yusuf kamu pikir saya nggak tau kamu tidak mengerjakan PR?" Dika mengangguk dan lansung keluar dari kelas menyusul Yusuf.
"Woi Yusuf tungguin gue." Yusuf menghentikan langkahnya menunggu Dika sejajar dengannya.
Mereka pun kembali melanjutkan mengelilingi lapangan, di bagian tenggah lapangan Yusuf melihat ada cewek yang ia suka baru saja keluar dari masjid. Itu Putri anak IPA 2 yang Yusuf suka, pasti sekarang Putri sedang melaksanakan kegiatan rohis.
"Ngapain berdiri lo Suf?" Tanya Dika sambil mendorong pela bahu Yusuf.
"Oh pasti liatin Putri ya? Cari cewek lain aja, si Putri nggak bakalan mau sama orang kayak lo." Ucap Dika. Yusuf menatap sinis Dika.
"Abang Yusuf." Perasaan memucah pada dirinya langsung hilang ketika cewek di depannya ini menghalangi pandangan matanya untuk melihat Putri.
"Apaan sih lo" Yusuf mendorong pelan tangan Auris yang bergelantungan seperti monyet di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurista || S E L E S A I
Teen FictionPART MASING LENGKAP!!!! ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, KEJADIAN, LATAR, SUASANA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA ITU DILUAR DUGAAN SAYA! ⚠️ JANGAN BACA DIWAKTU SHALAT, TETAP JADIKAN AL-QURAN PALING UTAMA UNTUK DIBACA ⚠...