-6-

7.2K 451 23
                                    

Cabe Cabean (5)

Anara bego
[Woi ke club yuk]

Bella jomblo lumutan
[Hayyuk, udah lama kita nggak ke sana]

Anara bego
[@Anara bego@Mia dodol]

Adel si cupu
[Aku nggak di ajak?]

Anara bego
[Alah lo basi, gue ajak pun nggak pernah mau]

Adel jomlo lumutan
[Hehhehehehehehehe]

Mia dodol
[Gue pasti ikut]

[Gue mau sih tapi
kan lo semua juga tau kalau
gue udah kawin, dan gue
yakin banget si Yusuf nggak
bakalan izinin]

Anara bego
[Sok banget tu si Yusuf, kayak udah bener banget dia]

Bella jomlo lumutan
[Tulah, lo kabur aja diam-diam]

[Oke deh. Nanti malam ya, lo
tunggu gue disimpangan
jalan]

Auris segera meletakkan ponselnya di samping tempat ia duduk setelah selesai memberi kabar pada taman-temannya. Auris menatap ragu ke arah Yusuf yang sedang duduk di ruang tv, menonton tv dengan serius.

"Kenapa natap gitu, mau duit?" Tanya Yusuf yang memergoki Auria menatapnya dengan ragu-ragu.

"Iya." Akhirnya hanya itu yang bisa Auris jawab, lagi pula saat ini Auris emang membutuhkan uang untuk pergi bersama teman-temannya. Walaupun Auris tau mereka pasti akan membayar semua yang dibeli oleh Auris nanti.

"Buat apa?" Tanya Yusuf.

"Buat jalan sama temen." Jawab Auris dengan sedikit ragu.

"Kapan?" Tanya Yusuf lagi. Auris mendengus, bahkan Yusuf lebih cerewet dari pada Papanya. Auris benar-benar tidak suka jika ada orang yang terlalu ikut campur dalam kehidupannya, tapi mengingat Yusuf orang yang membuatnya jadi bucin Auris memilih untuk sabar.

"Malam ini." Jawab Auris.

"Kemana?"

"Udah deh Suf, banyak kali tanya. Gue sama teman itu mau ke Mall." Dusta Auris.

"Nggak ada keluar malam." Ujar Yusuf dengan penekanan setiap katanya, bertanda tidak ingin dibantah.

"Eh tapi lo juga keluar malam kan." Auris tidak terima dengan penolakan yang di lakukan oleh Yusuf.

"Gue cowok dan lo cewek." Ya, suami selalu benar itulah yang sering Auris dengar. Auris beranjar dari duduknya mendekat ke arah Yusuf, menjambak kasar rambut Yusuf lalu lari menuju kamar dan menutup pintu.

"KDRT selalu tu anak, kalau gue balas nanti nangis." Gerutu Yusuf pelan.

***

Auris melihat ke bawah tempat tidur di mana Yusuf yang sudah tertidur di bawahnya. Auris merasa saat ini waktu yang tepat untuk melarikan dari Yusuf, tanpa menimbulkan suara Auris turun dari tempat tidurnya menuju koper untuk mengambil baju. Auris emang belum merapikan bajunya dan Yusuf karena jujur Auris tidak rapi dalam melipat baju.

Auris melihat baju-bajunya, Auris mencari-cari baju yang pantas ia gunakan untuk pergi ke club bersama dengan teman-temannya.

Akhirnya Auris memilih menggunakan Hot spant ketat hitam dengan atasan tantopnya bewarna putih. Auris berjalan pelan-pelan keluar dari rumah agar Yusuf tidak terbangun dari tidurnya, menutup pintu kamar dengan pelan.

Tiba di dekat persimpangan jalan, Auris melihat sebuah mobil berwarna merah terparkir, itu pasti temannya. Dan tepat sekali mereka semua ada di dalam mobil.

"Aduh deg-degan gue." Ucap Auris sambil mengipaskan badannya yang berkeringat.

"Yaudah kita berangkat sekarang." Jawab Anara.

Aurista || S E L E S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang