-36-

7K 595 238
                                    

Auris terdiam membatu, menatap permandangan di depannya dengan tidak percaya. Rasanya Auris ingin menghilang dari bumi ini. Kenapa rasanya dunia ini tidak adil padanya? Kenapa semuanya jadi semakin menyakitkan? Ia tidak menyangka akhir dari semua perjuangannya selama ini akan membuahkan hasil yang sungguh menyakitkan. Apa yang kurang dari dirinya?

Iya, Auris kurang cinta dari Yusuf.

Lihat bagaimana Putri tertawa bahagia saat Yusuf mengeluarkan uang dari dompet dan membayar semua belanjaan Putri. 

Auris bahkan hanya sekali di belanjakan seperti itu dan itu juga karena Yusuf sudah membakar bajunya.

Dan lihat betapa mahal baju yang di pegang oleh Putri. Auris sangat tahu berapa harga baju itu, baju yang sangat ingin dibelinya. Tapi Auris tidak mempunyai uang untuk membeli baju itu.

Sekarang Auris juga sadar jika Yusuf juga berbohong tentang masalah pekerjaannya. Tidak mungkin seseorang yang bekerja di restoran dan hanya bekerja pada malam hari bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

Mertua Auris pun tidak mungkin memberikan uang segitu banyak pada Yusuf. Karena Auris tahu jika hubungan Ayah mertuanya dengan Yusuf juga masih belum membaik.

Kenapa Yusuf membohongi Auris? Apa Yusuf takut Auris akan mengambil uangnya? Apa Yusuf takut jika Auris akan meminta segala hal padanya?

Semakin banyak pertanyaan semakin Auris merasa tidak ada gunanya ia sekarang.

Penikahan yang sangat diimpikan berakhir menyedihkan. Sekarang apa bedanya jika ia menikah dengan Ghali ataupun Yusuf.

Selama ini Auris merasa semuanya baik-baik saja. Tanpa cincin! Tanpa pesta! Tanpa baju impian! Dan tanpa pengakuan! Dan Auris sadar jika ini penikahan yang tidak diinginkan oleh Yusuf, jadi Auris tidak masalah jika semua itu tidak ada padanya.
Tapi Auris hanya tidak menyangka jika ketiadaan semua yang diimpikan itu kalah sakit nya di bandingkan dengan permandangan di depannya.

Brakkk!!!

Anara, Bella, Mia dan Adel hanya diam menatap Yusuf dan Putri. Mereka juga tidak tahu harus berkata apa lagi. Tapi saat mendengar suara meja yang beradu dengan tangan membuat Anara dan yang lainnya terkejut. Dan langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah Auris.

"DASAR PELAKOR." Teriak Auris dengan sekuat tenaganya, tidak memperdulikan semua lirikan para pengunjung lainnya.

Dengan rasa panas yang sudah keluar dari tubuhnya Auris langsung berjalan menuju Putri dan Yusuf. Anara dan yang lainnya ikut mengekor Auris.

Plakk. Tamparan kuat mengenai pipi Yusuf. Yusuf menatap Auris dengan pandangan bertanya sambil memegang pipinya yang memerah.

"Lo selingkuhin gue? Apa hebatnya perempuan itu dibandingkan gue Suf? Apa hebatnya dia, sampai-sampai lo dengan mudahnya mengeluarkan uang lo untuk dia dibandingkan gue? Kenapa lo selingkuh? Kenapa lo bohong soal keuangan lo? Lo takut gue habisin uang lo gitu?" Auris mendorong sekuat tenaga pundak Yusuf hingga terdorong ke belakang.

"Selingkuh lo bilang? Jangan banyak halu deh Ris." Bukan, bukan Yusuf yang membalas ucapannya tapi Putri.

Auris membalikkan badannya menatap Putri dengan pandangan tajamnya ia tidak lagi memperdulikan Yusuf yang berada di belakangnya.

"Lo nggak tau apa-apa. Jadi lebih baik lo diam."

"Lo salah paham Ris. Ayo pulang. Put gue pulang dulu ya." Ajak Yusuf dengan tangan yang sudah menarik tangan Auris agar segera beranjak.

"Lepasin." Auris menghentakkan tangan Yusuf hingga terlepas begitu saja dari tangannya.

"Em. Gue sama Yusuf cuman jalan-jalan biasa aja kok. Kok lo jadi naik darah?" Balas Putri lagi sambil tersenyum sinis pada Auris. "Kenapa lo kurang belain ya?" Tanya Putri dengan suara yang kecil dan mulutnya yang didekatkan ke telinga Auris. Hingga tidak ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.

Aurista || S E L E S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang