-41-

7.3K 589 188
                                    

Komen perparagraf ya😷 biar author nya lbih semangat wkwk

Komen perparagraf ya😷 biar author nya lbih semangat wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[#yusufpigiskolslngkuhsmputriwkwk]
😚

***


Hari ini tepat hari di mana Yusuf dan semua murid akan melaksanakan Try Out. Yusuf tidak belajar sama sekali. Dengan malas Yusuf berjalan masuk menuju ruang komputer.

"Suf." seseorang menepuk bahunya dengan keras. Yusuf bahkan terkejut karena tepukan itu.

"Em." Balas Yusuf pada Dika yang sudah berada di samping kanannya dan Deffin yang berada di sebelah kiri Yusuf. Dan Rendy, entahlah Yusuf tidak tahu Rendy ada di mana.

"Suf, lo harus lihat mading."

"Lihat apa emangnya?" Tanya Yusuf sambil mengernyitkan dahinya.

"Foto-foto lo yang di Mall tertempel di situ."

Yusuf langsung menghentikan jalannya dan menatap Dika dengan tanda tanya.

"Gue udah tau semua, karena video lo itu viral banget. Kalau di sosmed banyak yang hujat lo dan Putri, tapi kalau di sekolah ini beda Suf, di sini banyak yang ngehujat Auris. Soalnya kan lo juga tau, kalau rata-rata semua murid di sini sudah tau kalau si Auris suka sama lo, dan mereka juga tau kalau lo nggak suka sama Auris. Jadi mereka beranggapan kalau si Auris itu marah karena cemburu yang nggak jelas. Di grup lating pun banyak yang hujat Auris." Jelas Dika panjang lebar.

Yusuf tidak melanjutkan jalannya, pikirannya sudah ke mana-mana. Ia jadi membayangkan bagaimana nanti jika Auris kembali ke sekolah. Pasti Auris akan tambah marah.

"Suf." Panggil Dika karena Yusuf hanya diam.

Seakan tersadar, Yusuf langsung berlari menuju mading. Langsung saja Yusuf mendorong orang-orang yang berdiri di depan mading.

Yusuf menatap mading dengan marah. Di sana foto Auris yang di edit dengan tidak pantas dan juga foto-foto mereka di Mall. Yusuf merobek semua foto-foto itu.

"Lo semua jangan hujat Auris. Di sini yang salah gue. Kalau mau hujat, mau ngehina. Lakuin itu buat gue aja." teriak Yusuf dengan wajah yang sudah memerah.

"MINGGIR LO SEMUA." otomatis mereka semua bergeser dan membiarkan Yusuf lewat.

"Tenang Suf." Deffin menepuk bahu Yusuf berulang kali, berniat menenangkan.

"Gimana ni? Kalau gini Auris makin marah pasti sama gue." Yusuf mengusap rambutnya kasar sambil menghela nafasnya gusar.

"Lo doa aja supaya ini semua bakalan baik-baik aja. Gue mau nanya, si Auris di rawat mana? Gue mau jenguk dia." ucap Deffin

"Ya di mana?" sambung Dika.

"Nanti gue kirim alamatnya."

***

Aurista || S E L E S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang