Jangan lupa vote and comment.
***
"Bangun Ris," Yusuf mencoba membangunkan Auris yang sejak tadi sangat sulit di bangunkan, padahal sudah jam delapan pagi. Setelah subuhan mereka emang tidur kembali. "Ris," Yusuf mengelitik kaki Auris dan percuma Auris tidak kunjung ingin membuka mata.
"Em," Auris hanya bergumam dan malah memeluk Yusuf dengan erat. Yusuf dapat merasakan hembusan nafas pelan Auris di lehernya, ia membiarkan Auris untuk memeluknya.
Auris semakin ingin terus melanjutkan tertidurnya saat usapan tangan Yusuf dipunggung Auris semakin menyenangkan. Rasa-rasanya ini semua hanya mimpi bagi Auris, dan Auris tidak ingin bangun dari mimpi indah ini. Semua yang ada di kehidupan Auris saat ini membuat Auris jadi merasa gelisah sendiri, Auris takut jika orang ia sayangi akan pergi.
Yusuf mengeser badan Auris agak menjauh, Yusuf berniat untuk mandi. Kali ini Yusuf akan membiarkan Auris tidur lebih lama.
Sekitaran 30 menit Yusuf mandi. Dengan rambut yang basah Yusuf melihat Auris yang duduk dengan mata memerah.
"Kok bangun?" Auris hanya menatap sekilas Yusuf lalu kembali menatap ke arah jendela.
"Nggak ada," dusta Auris, padahal Auris kebangun karena tidak ada Yusuf disamping nya.
"Apa hari ini bayi nya sehat?" tanya Yusuf yang sudah berjalan mendekat ke arah Auris, sambil mengelus perut buncit Auris dari balik selimut.
"Setiap hari sehat, kecuali Ibunya," jawab Auris. Yusuf terkejut dan duduk di samping Auris agak lebih dekat dengan istrinya.
"Sakit apa?" tanya Yusuf memegang lengan Auris dengan erat. Mata Yusuf sangat jelas dengan kekhawatiran. Pasalnya ketika di rumah sakit, Dokter tidak mengatakan jika Auris memiliki penyakit yang serius.
"Jantung," ucap Auris tanpa wajah kesedihan sedikit pun. Yusuf tidak dapat menyembunyikan wajah terkejutnya. Takut kehilangan, tualah yang di rasakan oleh Yusuf saat ini. Penyakit jantung bukanlah penyakit yang biasa, Yusuf bisa saja kehilangan Auris apalagi wanita nya sedang hamil.
Yusuf dengan reflek duduk di samping Auris dan memeluk wanita hamilnya dengan wrat.
"Kenapa nggak bilang dari awal?" tanya Yusuf dengan nada lirih. Mata Yusuf sudah memerah, ia takut benar-benar takut. Penjakit jantung! Itu adalah penyakit yang sangat mengerikan.
"Udah lama gue sakit beginian, sejak ketemu ma lo Suf," Auris hanya mengelus rambut lebat Yusuf, senang karena Yusuf memeluknya.
"Jenis penyakit jantung apa?" tanya Yusuf tercekat. Selama berada didekat Auris, Yusuf tidak pernah melihat Auris kesakitan karena penyakit jantung.
"Cinta."
Yusuf yang awalnya tegang langsung lemas seketika. Benar-benar, Auris berhasil membuat Yusuf jadi senam jantung.
"Ini coba rasain," Auris mengambil tangan besar Yusuf dan mengarahkan tangan Yusuf ke arah jantung Auris.
Yusuf dapat merasakan detak jantung Auris yang berdetak cepat. Sekarang Yusuf benar-benar bisa menangkap maksud dari penyakit jantung itu. Karena terlanjut kesal, Yusuf melepaskan pelukan itu dan membelakangi Auris.
"Em Suf, gue mau mandi dulu ya," tanpa rasa bersalah, Auris bangun dan mandi. Yusuf menghela nafasnya dengan kesal mencoba untuk menghilangkan rasa kesalnya.
Yusuf tidak boleh marah dan seharusanya Yusuf bersyukur karena Auris tidak sakit.
***
Pagi ini, Auris dan Yusuf duduk di atas kasur dengan tv yang menyala. Sampai jam delapan pun mereka tidak kunjung ke luar, dan Auris yakin sebentar lagi papa nya akan masuk secara paksa karena tadi malam Auris tidak membuka pintu saat papanya mengetuk pintu untuk mengantar makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurista || S E L E S A I
Teen FictionPART MASING LENGKAP!!!! ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, KEJADIAN, LATAR, SUASANA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA ITU DILUAR DUGAAN SAYA! ⚠️ JANGAN BACA DIWAKTU SHALAT, TETAP JADIKAN AL-QURAN PALING UTAMA UNTUK DIBACA ⚠...