-25-

7.3K 555 111
                                    

"Mandi lo sana." Yusuf membuka pembicaraan, memecahkan keheningan yang melanda mereka. Dari tadi di motor hingga sekarang Auris terus saja mendiamkan Yusuf, padahal Auris lah yang salah karena sudah berbohong. Seharusnya Yusuf lah yang harus marah.

"Siapa ya?" Tanya Auris pura-pura tidak mengenal Yusuf. Ia menaikan kakinya ke atas meja kecil yang berada di depan tv. Auris juga menaikan volume dari tv yang sebelumnya emang sudah menyala.

"Yang sopan kalau duduk." Ucap Yusuf.

"Kayak lo sopan aja kalau duduk." Auris menatap sinis Yusuf. Pria di depannya ini sangat suka menasehatinya, padahal Yusuf juga melakukan hal yang sama.

"Cih." Ucap Yusuf kesal.

Auris kegirangan, rasanya membuat Yusuf kesal membuat mood Auris kembali membaik. Dan rasa kesalnya sedikit terkurangi.

"Eh lo ikut camping nggak?" Tanya Yusuf yang sudah duduk di samping Auris. Sekolah mereka mengadakan sebuah camping. Untuk kenangan mereka, sebenarnya agak sedikit aneh. Bukannya biasanya orang akan berkemah setelah ikut ujian? Tapi mendengar ucapan osis yang mengatakan untuk hiburan agar tidak terlalu stress saat ujian, Yusuf dan lainnya pun setuju dengan rencana yang disusun oleh ketua osis sekolah mereka.

"Kapan?" Tanya Auris.

"Dua hari lagi." Jawab Yusuf.

"Kok gue nggak tau?"

"Emang belum diberitahu, karena lo ada di rumah ini sekalian aja gue kasih tau. Jadi gimana lo ikut nggak? Lebih baik nggak usah ikut, lo bisa nginap di rumah kawan lo aja dulu."

"Jeh kenapa gitu?" Tanya Auris tidak terima. Enak saja ia ingin di tinggal. Lagi pula Auris tidak akan percaya bahwa Yusuf bisa menjaga kesetiaan ketika Auris tidak ada.

"Gue sibuk nanti. Lo pasti bakalan nganggu gue." Jawab Yusuf sambil mencemot makanan yang ada pada pangkuan Auris.

"Nggak ya. Pede amat lo gue ngangguin, gue kan udah besar, udah bisa jaga diri sendiri." Jawab Auris dengan pede. Walaupun ia tau bahwa dirinya sendiri memiliki sifat menyusahkan. "Elo ikut?" Tanya Auris serius.

"Ya ikut lah. Gue kan anggota osis."

"Cih itu aja belagu, cuman anggota doang."

"Gue ketua keamanan. Emang lo nggak tau kalau gue pernah jadi ketua osis?"

"Tau, tapi di keluarin kan? Hahahaha." Auris ketawa terbahak-bahak menertawakan Yusuf. Emang saat pemilihan pertama yang menang adalah Yusuf, hanya saja karena ketahuan cabut di gerbang sekolah selama lebih dari tiga kali. Guru di sekolah mencabut predikat itu dan menyuruh Agam yang saat itu menjadi wakil ntuk menjadi ketua dan menjadikan ketua keamanan sebagai wakil osis. Dan Yusuf yang diperintahkan untuk menjadi ketua keamanan. "Dan anehnya lo itu jadi ketua keamanan, Ibu Siti kenapa sih. Kan ketua keamanan jaga keamanan sekolah, dan lihat lo jaga diri sendiri buat nggak nakal aja susah." Yusuf hanya menatap sinis Auris. Kalau tau begini Yusuf tidak akan mengajak Auris bicara.

"Btw, si Putri ikut nggak?" Yusuf menatap heran pada Auris, kenapa bawa-bawa Putri? Hal ini membuat Yusuf curiga apa Auris ingin melakukan sesuatu pada Putri. Karena dari wajah Auris sangat tampak seperti tukang bully.

"Ada, emang kenapa?" Putri yang juga anggota osis membuat Yusuf tau jika Putri juga akan ikut.

"Em gue ikut. Gue nggak bakalan ganggu lo kok. Pliss" Balas Auris. Tidak akan ia biarkan Yusuf dekat-dekat dengan Putri si bermuka dua itu.

"Terserah. "

***

"SEMUA MURID LANGSUNG MASUK KE DALAM BUS. TOLONG SETELAH MASUK CANTUMKAN NAMA KALIAN PADA PENJAGA BUS. SEKIAN TERIMA KASIH." Intruksi Agam, ketua osis. Setelah mengabsen semua murid sekolah yang mengikuti camping, para murid langsung memasuki Bus mereka masing.

Aurista || S E L E S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang