"Aaa jangan sentuh gue." Bentak Adel sambil mencoba melepaskan sesuatu yang menempel di bahunya.
"Ini gue." Ucap seseorang yang Adel kenal. Langsung saja Adel melepaskan pelukannya pada Auris dan melihat ke belakang. Adel bernafas lega saat melihat Yusuflah yang berada di belakangnya. Sungguh Yusuf sangat cepat sampai ke sini.
"Ini kenapa bisa begini?" Tanya Yusuf dengan terengah-engah, akibat terlalu cepat berlari. Yusuf memegang wajah Auris yang memucat. Membawa Auris kepelukannya dan langsung mengendong Auris menuju tenda.
"Ini kenapa bisa begini sih?" Tanya Yusuf lagi tiba di tenda Auris. Pasalnya sejak tadi Adel hanya diam saat ia menanyai akibat Auris bisa seperti ini.
"Gue nggak tau Suf. Kayaknya Auris lihat setan deh." Jawab Adel.
"Ini." Mia yang sudah terbangun karena ulah Adel, menyerahkan minyak angin kepada Yusuf.
"Iya kayaknya apa yang lo bilang benar." Setelah mengucapkan itu Yusuf mendekatkan minyak angin ke dekat hidung Auris. Tapi percuma Auris tidak kunjung bangun, melihat situasi ini semakin membuat Yusuf, Adel dan Mia semakin khawatir.
"Bismillah. " Setelah membaca ayat kursi Yusuf menepuk pelan pipi Auris.
"Bangun Ris." Lagi Yusuf kembali mencoba membangunkan Auris dengan memegang pipinya yang dingin, walaupun dingin tapi banyak keringat yang mengelilingi badan Auris. Auris hanya bergumam kecil tanpa membuka matanya.
"Ini." Mia menyerahkan selembar kain pada Yusuf, sebelum menbalut badan Auris dengan selimut. Yusuf terlebih dahulu mengusapkan minyak angin ke perut, dahi, punggung, kaki dan telapak tangan Auris. Mia dan Adel yang menyaksikan itu tidak menyangka, mereka bertanya-tanya apa hubungan Auris dan Yusuf sudah membaik?
"Lo tidur sama Auris aja malam ini. Gue sama Adel bisa tidur di tenda Anara sama Bella. Soalnya kami takutnya kalau Auris kesurupan." Ucap Mia tanpa berpikir. Yusuf yang mendengar itu menatap tidak suka pada Mia.
"Eh nggak kok. Auris nggak bakalan kesurupan." Ucap Mia yang sadar jika Yusuf tidak suka dengan perkataannya barusan. "Ayo Mia." Lanjut Mia lagi sambil menarik tangan Adel untuk segera keluar dari tenda.
Saat Adel dan Mia sudah keluar dari tenda. Yusuf langsung menutup tendanya dan memilih berbaring di samping Auris. Merapikan selimut Auris dan tidur di samping Auris. Baru saja tidur selama tiga puluh menit, suara isakan tangis membuat Yusuf terjaga dari tidurnya. Melihat ke sebelah tempatnya tidur, rupanya Auris lah yang sedang menangis dalam tidurnya.
"Bangun Ris." Yusuf menepuk pipi Auris berkali-kali dan mengoyangkan bahu Auris agar segera bangun.
"Erghh.." Lenguhan Auris terdengar, dan membuka matanya dengan mata yang sudah memerah.
"Alhamdulillah. Kenapa mimpi ya?" Tanya Yusuf lagi sambil mengelap keringat dari wajah Auris dengan menggunakan tangannya.
Yusuf bangun dari baringannya dan duduk di samping Auris. Ia menunduk menatap Auris yang hanya diam tidak menjawab pertanyaan.
"Lo kenapa sih. Ngomong, jangan kayak orang kesurupan."
"Emm. Anak gue di ambil sama dia Suf." Ucap Auris sambil terisak-isak lirih.
"Apanya yang di ambil?" Tanya Yusuf heran sambil menatap aneh Auris.
"Dia, huaaaa." Auris kembali menangis. Lalu Auris memeluk pinggang Yusuf dengan erat. Menumpahkan segala ketakutannya dengan menangis.
"Tenang, nggak usah panik. Itu setan Ris. Lo harus kuat ngelawannya. Bayi nya nggak di ambil, gue saksinya. Dia masih ada di sini." Yusuf mengelus lembut perut Auris pelan. "Sekarang baca doa tidur, abistu langsung tidur." Yusuf mengelus punggung Auris. Membantu Auris untuk kembali berbaring. Yusuf pun ikut menidurkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurista || S E L E S A I
Teen FictionPART MASING LENGKAP!!!! ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, KEJADIAN, LATAR, SUASANA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA ITU DILUAR DUGAAN SAYA! ⚠️ JANGAN BACA DIWAKTU SHALAT, TETAP JADIKAN AL-QURAN PALING UTAMA UNTUK DIBACA ⚠...