Bab 4

9.1K 364 1
                                    

Part 4

🍀🍀

Setelah sampai di halaman rumah Diana, Andre langsung memarkirkan mobilnya. Tanpa membuang waktu Andre langsung mengetuk pintu rumah Diana.

Tok! Tok! Tok!

Diana yang mendengar ketukan dari luar sebenarnya ingin membukanya. Namun, karena kepala masih pusing dia memilih sedikit berteriak.

"Buka saja pintunya, tidak di kunci, kok!" Teriak Diana dari kamar.

Tidak lama kemudian terdengarlah pintu terbuka, Diana mengira itu adalah Dewi, teman sebangkunya.

Ceklek!

Andre memilih diam dan mencari keberadaan Diana. Sampai di kamar Diana, Andre kaget melihat dia berbaring di ranjang dengan seragam lengkap. Sedangkan Diana kaget bukan main melihat Andre ada di kamarnya.

"Kak, kok bisa ke sini?" tanya Diana, seakan tidak peduli pertanyaan Diana. Andre malah balik bertanya.

"Kenapa nggak masuk sekolah?" tanya Andre dingin, berbeda dengan Diana yang bingung dengan sikap ketos jutek itu.

"Em ... ng--ngak apa-apa, Kak," jawab Diana gelagapan, sedangkan Andre hanya menyergitkan keningnya.

"Apa kepalamu masih sakit?" tanya Andre, Diana bingung harus jujur atau berbohong.

"Em ... se--sedikit, Kak," lirih Diana.

"Kalo masih sakit, kenapa kemaren sok-sok an kuat minta pulang?" cecar Andre dengan tatapan tajam, sedangkan Diana hanya menunduk takut.

"Maaf." lirih Diana, sedangkan Andre hanya memutar mata malas.

"Ini tas lu, sekarang kita ke rumah sakit lagi," ajak Andre yang dibalas gelengan oleh Diana.

"Tidak perlu, Kak. Terima kasih banyak sudah membawa tasku eh, gua maksudnya," ucap Diana.

Karena malas berdebat dengan Diana, Andre mengambil kotak P3K di tasnya, lalu menyodorkannya ke arah Diana.

"Ini buat apa, Kak?" tanya Diana polos.

"Buat dimakan. Ya, buat obat kepala lu, lah. Gimana sih," kesal andre, sedangkan Diana hanya mengangguk tanda paham. Lalu Andre menyodorkan kantong plastik lagi ke arah Diana.

"Ini apa, Kak?" tanya Diana.

"Makanan, makanlah! Jangan sakiti dirimu," tegas Andre, sedangkan Diana hanya tersenyum.

'Walaupun ketos ini jahat, tapi dia sangat peduli,' batin Diana.

"Apa Kakak mau minum, biar saya eh gua ambilkan, Kak?" tanya Diana ramah yang di balas gelengan oleh Andre.

"Sudah, jangan pikirin gua. Pikirin diri lu sendiri," perintah Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.

"Makasih Kak, sudah menjenguk Diana," ucap Diana sopan.

"Jangan berpikir aneh-aneh. Gua jenguk lu karena gua yang bikin lu kayak gini," ujar Andre penuh penekanan.

"Iya, Kak," jawab Diana sambil menunduk, Andre yang melihat Diana takut sebenarnya merasa kasihan, tapi apa boleh buat dia memang harus terkesan jutek.

"Ya sudah, kalo begitu gua pamit," ucap Andre.

"Iya, Kak." Jawab Diana, kemudian ia hendak turun dari ranjang ingin mengantarkan Andre ke depan. Namun, langsung di cegah oleh Andre.

"Tidak usah, lu istirahat aja, jangan banyak gerak dulu," ujar Andre dengan tatapan dingin, yang dibalas anggukan oleh Diana.

"Gua pamit, assalamu'alaikum," ucap Andre.

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang