Bab 8

7.9K 341 2
                                    

"Ya allah, apakah cara gua ini yang terbaik? Supaya gua nggak akan jatuh cinta sama Diana?" gumam Andre dengan mengusap wajahnya kasar.

Sedangkan Diana dikamar hanya bisa menangis, meratapi takdir yang harus ia terima. Rasanya niat Diana yang ingin mengambil hati Andre, down seketika, hingga akhirnya Diana tertidur.

***
Subuh jam 4.00, Diana terjaga dari tidurnya, ia memutuskan untuk mengurangi bertemu dengan Andre. Setelah mandi dan sholat Diana langsung membersihkan rumah.

Hari menunjukkan jam 5.30, Diana merasa lapar, ia bergegas ke dapur untuk memasak sesuatu, tapi apa yang Diana dapat, tidak ada bahan makanan sedikitpun.

Akhirnya, Diana memilih berangkat sekolah duluan, karena Diana masih harus jalan kaki ke sekolah, Diana tidak punya uang lebih, untuk ongkos naik angkot.

Jam 6.30, Andre sudah rapi ingin berangkat sekolah, alangkah terkejutnya Andre melihat rumah sudah bersih dan rapi.

Akhirnya, Andre memutuskan melihat Diana ke kamarnya, tapi Andre tidak menemukannya, tidak mau ambil pusing, akhirnya Andre berangkat sekolah.

Sebelum masuk ke sekolah Andre mencari rumah makan untuk sarapan, setelah itu Andre masuk ke sekolah. Berhubung hari ini Andre harus naik ke mimbar, untuk menyampaikan beberapa progres kerja OSIS.

Andre sudah berada di atas mimbar, matanya celingak-celinguk mencari keberadaan Diana, yang dari tadi pagi belum ia temukan.

Matanya tertuju kebarisan kelas 10, Andre melihat Diana di barisan paling belakang, yang sedang menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, karena kepanasan, tanpa disadari ia tersenyum melihat Diana.

Cukup lama Andre berbicara di mimbar, tiba-tiba terdengar suara riuh anak kelas 10, mengatakan ada yang pingsan.

Andre yang melihat hal itu, langsung mengakhiri pembicaraannya dan menyuruh anak-anak masuk ke kelas masing-masing.

Andre mendekat ke arah kerumunan, kemudian menyuruh mereka bubar.

"Ayo, adek-adek silahkan masuk ke kelas masing-masing, biar ini kakak yang urus," perintah Andre yang dituruti oleh anak-anak, begitu Andre berbalik melihat siapa yang pingsan, Andre sangat terkejut melihat Diana lah yang pingsan.

Tanpa membuang waktu, Andre membopong tubuh Diana ke UKS yang di ikuti oleh Dewi dari belakang, karena kebetulan Dewi anak UKS, Dewi yang memeriksa Diana.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Andre.

"Maag Diana kambuh, sepertinya Diana belum makan apa-apa dari pagi," terang Dewi pada Andre, Andre langsung teringat bahwa di rumahnya tidak ada bahan makanan bahkan beras sedikitpun.

"Gua boleh minta tolong gak? Jagain Diana sebentar, gua mau beli makan untuknya," ucap Andre yang diangguki oleh Dewi.

Tanpa membuang waktu Andre pergi membeli makanan untuk Diana.

***

Tidak lama kemudian, Andre sampai di UKS, segera Andre menyuruh Dewi kembali ke kelas, karena harus mengikuti pembelajaran.

Andre berjalan mendekat ke arah Diana, ia melihat wajah diana pucat entah dorongan dari mana, tangannya berani menyentuh wajah Diana, tidak lama setelah itu, terdengar suara ringisan dari Diana.

"Eugh ... aws ... kepala gua pusing," ucap Diana tidak mengetahui keberadaan Andre.

Begitu Diana membuka matanya, Diana langsung terkejut melihat Andre di depannya, kemudian Diana menunduk.

"Makanlah," ujar Andre sambil menyodorkan makanan kepada diana, tapi Diana menggeleng.

"Gak usah, Kak. Kan, diperjanjian Diana nggak boleh minta apa-apa sama Kakak," ucap Diana jujur, membuat Andre kaget mendengar penuturannya Diana.

"Sudah jangan membantah, makanlah," ujar Andre memaksa, membuat Diana mau tidak mau mengambil makanan tersebut.

"Lu tadi naik apa ke sini?" tanya Andre penasaran.

"Jalan kaki, Kak," jawab Diana, yang membuat Andre langsung tersentak, jarak rumahnya ke sekolah cukup jauh.

"Lu berangkat jam berapa?" tanya Andre lagi, membuat Diana sedikit bingung.

"Jam 5.40, Kak," jawab Diana, mendengar jawaban Diana, Andre merasa bersalah.

"Kenapa gak naik angkot, aja?" tanya Andre, yang masih setia menemani Diana makan.

"Diana belum gajian, Kak. Tapi, nggak apa-apa kok, Diana udah biasa jalan kaki," ucap diana sambil tersenyum membuat Andre benar-benar kasihan melihat istrinya.

'Sejahat itukah gua jadi suami?' batin Andre sambil melihat wajah pucat Diana, yang masih berusaha tersenyum.

"Nanti pulang sekolah, pulang bareng siapa?" tanya Andre lagi.

"Ehm ... maaf ya, Kak? Nanti pulang sekolah, Diana harus kerja dulu, belum bisa pulang ke rumah," ucap Diana menunduk.

Sedangkan Andre yang melihat itu tidak tahu harus menjawab apa, Andre merasa menjadi orang paling kejam saat ini.

"Iya," ucap Andre datar.

Tidak lama kemudian mereka berdua kembali ke kelas masing-masing, untuk mengikuti pembelajaran.

**Bersambung**

Jangan lupa kasih vote 😊

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang