Bab 21

8.4K 367 7
                                    


Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, acara party sudah selesai. Sekarang Andre berada di rumah Rudi, Rudi yang sedari tadi sudah tidur karena kecapean, sedangkan Andre, dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, dia selalu teringat pada Diana.

***
Sama halnya dengan Diana, ia selalu merinding karena sendirian di rumah. Karena takutnya, ia sampai membawa makanan dan minumannya ke kamar, ia tidak berani keluar kamar semenjak Andre pergi.

"Kak Andre, kuliah di mana, ya? Mungkin saja dia bakalan kuliah di UI, secara 'kan Kak Andre pintar, kalo Kak Andre sudah kuliah. Apa gua bakalan ceraiin? Saat Kak Andre mulai masuk kuliah, pernikahan kami tepat satu tahun," gumamnya pada dirinya sendiri.

Karena sudah capek ngomong-ngomong sendiri, akhirnya Diana memutuskan untuk tidur, tapi tidak bisa karena rasa was-was dalam hatinya masih belum hilang.

***
Andre yang sama sekali belum bisa memejamkan matanya, memutuskan untuk pulang.

"Rudi, gua pulang sekarang," ucapnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rudi.

"Eugh ... besok aja, Ndre. Udah mau pagi," jawab Rudi, lalu tidur kembali. Tanpa membuang waktu, Andre langsung menyambar kunci mobilnya, lalu pulang.

Sampai di rumahnya, Andre langsung masuk karena mengira Diana sudah tidur, sedangkan Diana yang mendengar ada suara-suara langsung merinding. Tapi, ia berusaha melawan rasa takutnya, karena ia mengira itu adalah maling.

Dengan segera Diana mengambil kotak pensilnya, sebagai alat untuk memukul Andre yang ia kira maling. Andre yang merasa sangat haus, langsung menuju dapur dan membuka kulkas, dia jongkok mencari minuman sarang burung kesukaannya.

Diana yang melihat orang di balik kulkas, langsung bersiap-siap ingin memukulnya.

'Unik juga ya maling zaman sekarang, bukannya nyuri barang berharga. Eh, malah nyuri makanan, awas lu ya!' batin Diana geram.

Begitu Andre berdiri dan menutup kulkas, Diana langsung menumbuk Andre.

Bugh, bugh, bugh!

"Mampus lu! berani-beraninya lu maling makanan di rumah gua!" gertaknya pada Andre sambil memukulinya.

Bugh, bugh, bugh!

"Aw ... eh, ampun. Ini gu-" belum sempat Andre ngomong, sudah langsung dipotong olehnya.

"Siapa? Maling 'kan!" bentaknya, sedangkan Andre masih menutupi kepalanya dengan tangannya, karena Diana masih terus memukulinya.

'Sumpah! nih cewek galak bener kalo ngamuk,' batin Andre, karena dia sudah merasa cepak dengan pukulan Diana yang tidak terasa.

Dengan segera Andre menangkap kedua tangan Diana lalu menghimpitnya dikulkas. Mata Diana melotot tidak menyangka kalo yang ia pukuli adalah Andre.

"K--kak," ucapnya tidak percaya.

"Iya, ini gua. Kenapa?" tanya Andre semakin mempersempit jarak mereka.

"M--maaf, Kak. Diana gak tahu, Diana kira maling, soalnya Kakak bilang bakal nginap," jawabnya lalu menunduk.

"Gua gak bisa tidur di rumah Rudi, makanya gua pulang," ucapnya, sedangkan Diana hanya mengangguk.

"Kenapa nggak tidur, hem?" tanyanya, membuat Diana mendongak.

"Diana juga nggak bisa tidur Kak, takut ada hantu," jawabnya polos, membuat Andre tertawa.

"Lu masih mau tidur atau begadang aja bareng gua?" tanya Andre, membuat Diana bingung.

"Bagadang? Trus kita ngapain, Kak?" tanya Diana balik. Sedangkan Andre hanya diam, lalu mengambil beberapa cemilan dan minuman.

Lalu dia menarik Diana ke ruang tengah, sedangkan Diana yang masih bingung, hanya menurut saja ke mana Andre membawanya.

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang