Bab 31

7.6K 394 11
                                    

***

Hari menunjukkan pukul 13.30. Dewi dan Diana pulang sekolah. Diana yang sudah dijemput oleh supir suruhan Andre, begitu juga dengan Dewi yang di jemput oleh supirnya.

Bagitu Dewi sampai ke rumah, ia langsung membersihkan dirinya. Setelah selesai, Dewi keruang tengah untuk menonton televisi. Ketika Dewi sedang asyik menonton televisi. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Dewi melihat nomor yang tidak di kenal, tanpa membuang waktu Dewi langsung mengangkat nya.

Via telepon

[Halo, assalamualaikum] ucap Dewi.

[Walaikumussalam, apa benar ini dengan keluarga Pak Andi]

[Iya benar. Saya anaknya, ada yang bisa di bantu?]

[Begini, Pak Andi mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit pahlawan]

Dewi yang kaget mendengarnya langsung menangis.

[Ba--baik, Pak. Saya akan ke sana] ucap Dewi panik dan langsung mematikan sambungan telepon, Dewi bergegas mencari hijabnya ke kamar. Tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi, tanpa melihat siapa yang menelepon Dewi langsung mengangkatnya.

[Halo]ucap Dewi sambil menangis.

[Dewi, lu kenapa? Kok nangis?] tanya Rudi juga ikut panik.

[Kak, pa--papa,]ucap Dewi tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

[Dewi, coba tenang. Papa kenapa, hem?] tanya Rudi berusaha tenang. Dewi yang mendengar itu langsung berusaha tenang sambil menarik nafas.

[Pa--papa kecelakaan, Kak," ucap Dewi, Rudi yang kaget mendengarnya langsung menutup mulutnya. Kemudian Rudi berusaha tenang kembali.

[Papa dirawat di mana? Kakak segera ke sana] ucap Rudi.

[Di rumah sakit Pahlawan, Kak] ucap Dewi

[Ok, sekarang kakak kesana, ya. Assalamu'alaikum] ucap Rudi.

[Wa'alaikumussalam] jawab Dewi.

Di rumah sakit, Rudi sampai terlebih dahulu kemudian disusul Dewi dari belakang. Rudi yang melihat Dewi berlari dengan mata sembab langsung mencegahnya.

"Ayo, ke ruangan Papa sama-sama, Kakak gak tahu dimana ruangannya," ucap Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi.

Sepanjang jalan, Rudi mengirimkan pesan kepada Andre. Tak lama kemudian Dewi dan Rudi sudah sampai di ruang rawat papa Dewi.

Begitu Dewi membuka knop pintu, ia kembali menangis, Rudi yang melihat itu berusaha menenangkan Dewi.

"Jangan menangis, ayo kita lihat papa. Beri semangat, jangan menangis," ucap Rudi menenangkan Dewi sedangkan Dewi hanya mengangguk.

Dewi dan Rudi mendekati papa Dewi, sedangkan papa Dewi yang melihat anak dan calon menantunya datang, langsung tersenyum. Dewi langsung memeluk Papanya sambil menangis.

"Sudah. Papa gak papa, kok," ucap papa Dewi sedangkan Dewi hanya menggeleng pertanda tidak percaya apa yang papanya katakan.

"Nak Rudi, papa mau minta tolong sama kamu. Apabila Papa di panggil oleh yang maha kuasa, tolong jaga Dewi, Nak. Jaga dia sebagaimana kamu menjaga diri kamu sebaik yang kamu bisa," pesan papa Dewi pada Rudi, sedangkan Dewi makin terisak dipelukan Papanya.

"Papa nggak boleh ngomong gitu, Pa. insyaallah, papa sembuh," ucap Rudi sambil memegang tangan papa Dewi.

Papa Dewi yang melihat calon menantunya sangat peduli hanya bisa tersenyum. Kemudian papa Dewi mengelus hijab putrinya.

"Nak, kalo Papa udah nggak ada di dunia ini. Berbaktilah pada suamimu dan hormati mertuamu," ucap papa Dewi. Dewi langsung melepas pelukannya kemudian menggeleng.

"Papa nggak boleh ngomong gitu. Dewi gak punya siapa-siapa lagi," ucap Dewi menangis.

"Kan ada Nak, Rudi," ucap papa Dewi sambil tersenyum sedangkan Dewi terus menggeleng.
***

Andre yang baru saja sampai ke rumah langsung disambut oleh Diana. Andre tersenyum melihat istrinya sangat cantik menyambutnya.

Andre mengucapkan salam kemudian dibalas oleh Diana sambil menyodorkan tangannya meminta tangan Andre. Andre yang paham maksud Diana langsung membalas tangan Diana kemudian di salam oleh Diana.

"Istri Kakak cantik banget, sih," puji Andre sambil mencium pipi Diana membuat Diana langsung menunduk karena malu.

Andre yang melihat Diana malu langsung terkekeh, kemudian menarik Diana ke pelukannya, dengan segera Diana membalas pelukan suaminya. Karena Diana sangat suka bau maskulin suaminya.

"Kakak mandi dulu, ya. Udah lengket banget soalnya," ucap Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.

Tak lama kemudian Andre sudah selesai dengan ritual mandinya, kemudian ia menyusul Diana ke ruang tengah.

Diana yang melihat Andre datang, langsung bergelayut manja di lengan Andre. Sedangkan Andre hanya tersenyum melihat sifat manja Diana.

Andre membuka ponselnya. Ia melihat ada pesan dari Rudi, dengan segera Andre membacanya.

"Astagfirullah," ucap Andre spontan membuat Diana langsung melihat ke arah Andre.

"Kenapa, Kak?" tanya Diana.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ucap Andre, sedangkan Diana masih bingung.

"Ngapain, kak?" tanya Diana membuat Andre bingung bagaimana cara mengatakannya supaya Diana tidak panik.

"Em ... tapi, janji jangan nangis," perintah Andre yang langsung dibalas anggukan oleh Diana.

"Papanya Dewi kecelakaan," ucap Andre membuat Diana panik bukan main.

"Ka--kapan, kak," ucap Diana.

"Tadi janji apa?" tanya Andre membuat Diana langsung menghapus air matanya.

"Kak, ayo ke rumah sakit," ajak Diana menarik-narik tangan Andre sedangkan Andre hanya menurut.

Sampai di rumah sakit, Diana langsung memeluk Dewi sedangkan Andre langsung menyapa Rudi dan papa Dewi.

"Na. Papa gua," ucap Dewi sambil menangis di pelukan Diana.

"Iya Wi, gua tau. Insyaallah papa sembuh, kok," ucap Diana menenangkan Dewi.

"Tapi, Papa gua ngomong masalah kematian mulu, Na. Gua belum sanggup kehilangan, papa," ucap Dewi membuat Diana ikut menangis. Diana teringat dengan almarhum ayah dan bundanya.

"Sabar, Wi. Papa bisa melewati musibah, ini," ucap Diana sambil menangis.

***Bersambung***

Tinggalkan jejak ya🤗

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang