*Magrib*Andre dan Diana sedang melaksanakan sholat Magrib berjamaah, begitu selesai Andre mengulurkan tangannya untuk di salam oleh Diana dengan senang hati Diana menerima uluran tangan suaminya, lalu menciumnya lama.
Andre tersenyum, melihat Diana yang sangat mudah bahagia dengan perhatian-perhatian kecil yang dia berikan, kemudian Andre meraih wajah Diana lalu Andre mencium kening Diana, kemudian beralih keseluruhan wajahnya.
Setelah itu Andre berdzikir di temani Diana di sampingnya, hingga masuk waktu isya, kemudian mereka sholat isya.
Jam menunjukkan pukul 20.00, Andre dan Diana sedang menonton televisi. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, sebenarnya Diana ingin membukakan pintu, tapi dilarang oleh Andre.
"Biar aku aja. Kamu lanjut nontonnya ya," saran Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.
Andre membuka pintu dan melihat siapa yang datang, ternyata kedua orang tuanya. Andre menyalami Abi dan Uminya, lalu mempersilahkan masuk.
Umi Andre langsung menghampiri Diana, lalu memeluk menantunya yang udah sangat sehat. Sedangkan Abi dan Andre di ruang tamu mengobrol. Kemudian Umi mengajak Diana bergabung ke ruang tamu, Diana langsung mengangguk.
"Abi, lihat menantu kita udah sembuh. Pipinya juga udah mulai Chubby," ucap Umi Andre sambil mencium pipi Diana karena gemas.
Sedangkan Diana hanya terkekeh, lalu memeluk mertuanya seperti anak kecil yang rindu sama ibunya.
Umi sangat senang dengan tingkah manja menantunya, karena dari dulu, Umi sangat ingin mempunyai anak perempuan.
Andre yang melihat keakraban keduanya hanya tersenyum, sedangkan Abi menepuk-nepuk bahu anaknya.
"Ndre, Abi pengen kamu kuliah di Indonesia aja, sekalian urus perusahaan, Abi," ujar Abi yang dibalas anggukan oleh Andre.
Diana sangat senang, melihat Andre mau kuliah di Indonesia. Sedangkan Andre hanya tersenyum ke arah Diana.
Jam menunjukkan pukul 22.00, kedua orang tua Andre pamit pulang, padahal sudah dilarang oleh Andre. Tapi, orang tuanya tetap kekeh ingin pulang.
Andre mengunci pintu lalu mengajak Diana tidur ke kamar.
"Sayang tidur, yuk. Udah larut," ajak Andre yang balas anggukan oleh Diana.
Andre langsung membopong tubuh Diana, merebahkannya di ranjang, kemudian Andre naik ke ranjang, lalu memeluk Diana, sedangkan Diana membenamkan wajahnya di dada bidang Andre hingga mereka tertidur.
***
Pukul 4.00 Diana dan Andre malaksanakan sholat subuh, setelah itu, Diana beranjak ke dapur ingin memasak sedangkan Andre tidur lagi.
Jam 8.00, Diana sudah selesai ritual memasak, bi Inah baru datang langsung mencuci pakaian dan bersih-bersih.
Diana menghampiri suaminya yang masih tidur, lalu membangunkannya.
"Kak," ucap Diana sambil menggoyang-goyangkan lengan Andre.
"Eugh ... kenapa, sayang?" tanya Andre.
"Makan, yuk. Bentar lagi Dewi sama Kak Rudi mau datang ke sini,"
"Tahu dari mana?"
"Tadi Dewi nelpon," jawab Diana, sedangkan Andre hanya manggut-manggut.
Tiba-tiba Andre mencium bibir Diana, sontak Diana kaget, lalu mendorong tubuh Andre.
"Morning kiss, sayang," Goda Andre, kemudian beranjak ke kamar mandi. Sedangkan Diana pipinya sudah bersemu merah.
"Ketos dingin, jutek, mesum," gumam Diana lalu turun ke bawah, karena mendengar ketukan pintu.
Begitu Diana turun, Dewi dan Rudi sudah di meja makan.
"Ih, datang-datang kayak maling. Kagak nyapa, main nyambar makanan aja," kesal Diana.
"Laper, Na. Belum makan kita," ujar Rudi dengan mulut penuh perkedel sedangkan Dewi hanya terkekeh.
Tidak lama kemudian, Andre turun lalu salaman dengan Rudi, sedangkan Diana sedang mengobrol dengan Dewi.
"Na, lu udah sembuh total apa masih ada yang sakit?" tanya Dewi.
"Alhamdulillah udah sembuh, Wi. Makasih ya, selalu bantuin gua," jawab Diana yang dibalas anggukan oleh Dewi.
"Rudi, ngomong-ngomong lu ada hubungan apa sama Dewi, kok bareng mulu?" tanya Andre.
"Calon makmum," jawab Rudi ngaur sambil memakan perkedel buatan Diana. Sedangkan Dewi langsung melotot.
Diana yang mendengar itu langsung terkekeh, kemudian menyenggol lengan Dewi. Sedangkan Andre langsung tertawa melihat ekspresi Dewi yang terlihat sangat buas.
"Kak, kalo ngomong dipikirin dulu, kenapa?" tanya Dewi kesal dengan mata masih melotot.
"Udah dipikirin matang-matang, kok. Tinggal lu nya aja, mau gak?" tanya Rudi, membuat Dewi benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Rudi.
"Udah, udah. Ayo, kita makan dulu" Andre melerai Dewi dan Rudi, kemudian mereka makan bersama.
***
Jam 13.00, Rudi dan Dewi pamit pulang. Rudi mengantarkan Dewi pulang, sepanjang perjalanan hanya ada keheningan.
"Ekhem ... lu udah punya pacar belom?" tanya Rudi memecahkan keheningan.
"Be--belum, Kak," jawab Dewi sedikit grogi.
"Gua boleh minta nomor whatsapp lu, gak?" tanya Rudi. Tapi, Dewi tetap diam.
"Kalo gak dikasih juga gak apa-apa kok. Gua gak maksa, hehe," ucap Rudi cengengesan.
"Eh, eng--enggak kok, Kak. Boleh kok," jawab Dewi gugup, dengan senyum mengembang Rudi menyerahkan ponselnya untuk Dewi.
Dengan ragu-ragu, Dewi mengambil ponsel Rudi, lalu memasukkan nomor whatsapp nya, kemudian Dewi menyerahkannya lagi pada Rudi.
"Thank you ya," ujar Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi.
"Lu udah lama sahabat sama si Diana?"
"Lumayan Kak, dari kelas 10 gua udah temen baik sama Diana karena dia orang baik, jujur dan yang paling gua salutin sama Diana, dia sangat mandiri walaupun hidup sebatang kara," jawab Dewi, hingga air matanya ikut menetes.
"Lu sayang banget ya, sama Diana? Makanya pas tahu Diana sakit kemaren, lu marah banget sama Andre," tanya Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi.
"Diana udah gua anggap sebagai saudara kandung gua sendiri, makanya kalo liat Diana sedih gua juga ikutan sedih," jawab Dewi menunduk.
Rudi tersenyum melihat ketulusan Dewi pada Diana.
'Wanita yang patut diperjuangkan,' batin Rudi.
***Bersambung***
Jangan lupa kasih vote 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)
Teen Fiction****Terbit**** "Lu cemburu?" "Kan dari awal gua udah bilang kalo gua cuma anggap lu sebagai sahabat. Jadi, ngapain lu harus cemburu," Jangan lupa follow author ya 🙏 Happy reading 🍃🍃