Bab 20

8.3K 345 3
                                    

Hari menunjukkan pukul 13.00, kelas 12 sedang asyik berfoto-foto. Dari kejauhan Diana melihat Andre dan Tina sangat bahagia, sedangkan Dewi hanya memutar mata malas.

"Ih ... Kak Andre ganteng banget, sih. Ajak foto yuk," ucap siswi-siswi kelas 10 dan 11.

"Na, lu mau foto juga nggak?" tanya Dewi dengan nada menggoda, sedangkan Diana hanya menggeleng.

"Pulang yuk, Wi. Gua masih mau kerja," ajaknya yang dibalas anggukan oleh dewi.

"Yuk. Tapi, lewat situ," tunjuk Dewi, yang menyarankan melewati Andre, sedangkan Diana langsung menggeleng.

Tanpa membuang waktu, Dewi langsung menarik Diana melewati Andre yang sedang berfoto-foto. Rudi yang melihat Diana lewat langsung berteriak.

"Nana eh, Diana!" teriak Rudi, membuat Dewi dan Diana menoleh ke arah Rudi, begitu juga Andre, dia langsung melihat ke arah Diana.

Diana langsung malu, kemudian menunduk karena semua mata tertuju padanya, gara-gara Rudi yang suaranya nggak ada akhlak.

"Ye ... lu kata yang manggil lu tanah, pake acara nunduk segala, ini gua kembarannya Afgan loh," crocos Rudi, membuat Dewi langsung tertawa.

"Eh, lu ngapain ketawa, fans baru gua ya?" tanyanya, membuat Dewi langsung melongo tidak percaya kalo Rudi mempunyai tingkat pede melebihi orang normal.

"Udah dulu bengongnya, gua tahu gua ganteng. Yuk, kita foto-foto mumpung ada ketos sama Afgan di sini," ujar Rudi membuat Dewi gemas, sambil melewati Rudi, ia sengaja menginjak kaki Rudi membuatnya langsung meringis kesakitan.

"Aws ... gila! Ini orang apa gajah yang lewat? sakit banget," ringis Rudi sambil mengelus sepatutnya.

"Eh, Diana. Sini, foto-foto bareng kita," ajak Tina pada Diana, sedangkan Diana hanya mengangguk, kemudian ia menitipkan ponselnya pada Dewi.

Andre terus memperhatikan Diana yang terus menunduk, Tina membuat Diana di tengah-tengah, membuatnya risih berada di tengah antara Andre dan Tina.

"Ok, liat ke mari!" teriak Rudi sambil mengarahkan kamera, begitu juga dengan Dewi, ia mengambil foto di ponsel Diana tentunya dengan memotong Tina.

"Woy ... Diana! kamera lu di tanah apa di sini?!" teriaknya mulai kesal, karena Diana terus menunduk.

Melihat hal itu, Andre langsung menggenggam tangan Diana dari bawah, otomatis Diana mendongak ke atas begitu juga dengan Andre ia melihat tepat di wajah Diana. Dewi yang melihat hal itu langsung menangkap gambarnya.

"Gambar yang romantis," gumam Dewi pelan, kemudian ia mengganti wallpaper Diana dengan gambar tersebut.

Setelah acara foto-foto Diana dan Dewi pamit pulang duluan, karena Diana masih harus bekerja. Dewi menyerahkan ponsel Diana, tanpa membuka ponselnya terlebih dahulu, Diana langsung memasukkan ke dalam tasnya.

***

Pukul 18.30, Diana baru sampai ke rumah karena banyak pesanan hari ini. Begitu Diana masuk, ia melihat Andre sangat rapi ntah mau ke mana? Ia tidak tahu.

"Baru pulang?" tanya Andre lembut, membuat Diana langsung menunduk, lalu mengangguk.

"Gua ada acara party kelas 12 malam ini, mungkin gua bakal nginap di rumah teman. Lu gak apa-apa gua tinggal sendiri?" tanya Andre, Diana yang mendengar Andre bakal nginap, langsung merinding pasalnya rumah Andre sangat luas dan tidak ada orang lain di dalam, kecuali ia dan Andre.

Dengan berat hati ia mengangguk, sedangkan Andre bergegas berangkat ke acara tersebut.

***
Diana masuk ke dalam kamarnya, kemudian membuka ponselnya, alangkah terkejutnya ia melihat wallpapernya terpampang fotonya dengan Andre yang saling memandang.

"Dasar, Dewi. Ada aja kerjaannya hehe," ucapnya sambil tertawa.

***
Di tempat lain Andre dan teman-temannya sedang berpesta, sekaligus curhat masalah kuliah yang akan mereka jalani.

"Andre, lu mau ngambil ke mana?" tanya Tina.

"Gua belum tahu, antara gua di Indonesia, tapi selalu membuat seseorang tertekan atau gua ke London untuk menghindari seseorang," ucapnya tanpa sadar.

"Siapa maksud lu, Andre?" tanya Tina, membuatnya langsung tersadar.

"Eh, enggak. Lu ngambil ke mana?" tanyanya mengalihkan perhatian Tina.

"Gua pengen di Indonesia aja," jawab Tina sedangkan Andre hanya manggut-manggut.

"Kalian kok nggak satu universitas, sih, pengen ngerasain pacaran jarak jauh, ya?" tanya Rudi dengan nada menggoda, membuat Andre langsung menjitak kepala Rudi.

'Keputusan gua bener gak, ya? Kalo ninggalin Diana supaya ia bisa bebas. Tapi, apa gua bisa hidup tanpa bantuan Diana?' batin Andre mulai bimbang.

*** Bersambung***

Tinggalkan jejak ya 🤗

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang