Bab 37

7.3K 329 8
                                    

***
Samar-samar Andre mendengar suara adzan subuh, dengan susah payah ia membuka matanya yang masih sangat berat, karena begadang semalaman menjaga Diana.

Andre mengecek suhu tubuh Diana. Ternyata, demamnya sudah turun, membuat Andre langsung bernafas lega, dengan lembut Andre membangunkan Diana.

"Sayang, bangun ... kita sholat subuh dulu," ucap Andre lembut ditelinga Diana, membuat Diana langsung menggeliat, lalu membuka matanya.

"Sholat subuh yuk," ajak Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.

Andre masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, sementara Diana mempersiapkan peralatan sholat. Setelah Andre keluar, Diana langsung masuk mengambil wudhu, kemudian mereka sholat subuh berjamaah.

***

Pukul 6.30, Diana sudah rapi dengan pakaian sekolahnya. Sebenarnya Andre sudah melarang Diana untuk sekolah hari ini, tapi Diana tidak mau karena lagi ujian akhir.

Setelah Andre mengantarkan Diana ke sekolah. Andre langsung bergegas ke kampus, karena ada mata kuliah pagi.

***

Andre dan Rudi sedang mengikuti perkuliahan, tiba-tiba masuk notif di ponsel Rudi. Secara diam-diam Rudi mengecek ponselnya, emosi Rudi langsung naik, melihat foto-foto Dewi dengan seorang pria.

Andre yang melihat perubahan Rudi langsung bingung. Rudi terlihat tidak sabar ingin keluar dari kelas.

Pukul 13.30, perkuliahan kedua telah selesai. Andre mengajak Rudi ke mushola, tapi Rudi menolak dengan alasan ingin pulang sebentar.

***

Sampai di rumahnya, Rudi langsung membuka pintu dengan kasar. Dewi yang sedang menonton televisi langsung kaget, melihat Rudi datang tanpa salam.

"Udah pulang, Kak?" tanya Dewi ingin meraih tangan Rudi, tapi langsung ditepis kasar oleh Rudi, Dewi yang kaget berusaha untuk positif thinking mungkin Rudi lagi capek.

"Senang di sekolah, punya pacar baru?" tanya Rudi dengan nada mengejek, membuat Dewi langsung bingung.

"Dewi nggak punya pacar, Kak," balas Dewi meyakinkan Rudi.

"Oh, masa? Tapi, sayangnya aku bukan tipe orang yang mudah di bodohi," ucap Rudi dengan senyum mengejek, membuat Dewi semakin bingung.

"Apa maksud Kakak? Dewi nggak ngerti," tanya Dewi. Rudi langsung mengambil ponselnya, lalu memperlihatkannya di depan mata Dewi.

Mata Dewi langsung terbelalak melihat foto itu, Dewi dan pria itu terlihat seolah-olah sedang berpelukan. Dewi langsung teringat dengan pria yang menemuinya di depan pagar, setelah Diana dijemput oleh supir.

Tapi, Dewi dan pria itu tidak berpelukan, pria itu hanya bertanya di mana ruang kepala sekolah. Lalu Dewi menunjuk ke arah ruang kepala sekolah.

"Kak, sepertinya Kakak salah paham," ucap Dewi ingin meluruskan kejadiannya.

"Aku nggak butuh penjelasanmu Dewi, asal kamu tahu! Aku adalah pria yang belum pernah pacaran sebelum menikah dan sekarang apa yang kudapatkan? Aku kira bakal indah, tapi ternyata aku salah, aku terlalu mudah mempercayai muka polosmu!" bentak Rudi, membuat tubuh Dewi langsung gemetar. Bibir Dewi tidak bisa berkata apa-apa karena terlalu takut.

Rudi langsung pergi meninggalkan Dewi yang masih ketakutan, air mata Dewi terus mengalir. Dewi tidak menyangka Rudi tega membentaknya.

Dewi langsung keluar dari rumah, tujuan utamanya sekarang adalah makam Papanya. Dewi ingin bertemu dengan Papanya.

***

Sampai di kampus, Andre terus memperhatikan Rudi, Andre melihat kemarahan di mata Rudi.

"Lu kenapa, Rudi?" tanya Andre, yang dibalas gelengan oleh Rudi.

"Ayolah, gua sahabat lu. Apa salahnya berbagi masalah, siapa tahu gua bisa bantu lu," ucap Andre membuat Rudi terdiam sejenak.

"Dewi selingkuh, Ndre," ucap Rudi, membuat Andre langsung kaget.

"Lu tahu dari mana?" tanya Andre, Rudi langsung menyodorkan ponselnya. Andre yang melihat foto-foto tersebut masih belum yakin.

"Apa lu kenal siapa pengirimnya?" tanya Andre yang dibalas gelengan oleh Rudi. Andre nampak berpikir cukup lama.

"Apa lu membentak Dewi?" tanya Andre, sedangkan Rudi hanya mengangguk.

"Bodoh! Lu jangan sampai kayak gua. Nuduh tanpa bukti yang kuat," bentak Andre membuat Rudi bingung.

"Maksud lu?" tanya Rudi.

Andre langsung menceritakan semua yang terjadi pada Diana kemaren, Rudi kaget mendengar semua apa yang dikatakan Andre.

"Berarti waktu Dewi nelpon tadi malam itu-" ucapan Rudi terpotong kala Andre mengangguk.

"Firasat Dewi memang benar, Diana lagi nggak baik-baik saja. Cuma gua nggak mau buat Dewi khawatir," ucap Andre, membuat Rudi langsung terdiam.

"Gua yakin ada yang sengaja ingin menghancurkan rumah tangga kita, kemungkinan besar pelakunya orang yang sama dan yang kita kenal," ucap Andre.

"Apa yang harus gua lakuin?" tanya Rudi dengan nada bersalah.

"Pulanglah, minta maaf sama Dewi. Karena gua nggak pengen kita berdua sama-sama nyakitin istri tanpa bukti yang jelas dan akurat. Setelah lu minta maaf, besok atau lusa kita sama-sama mencari siapa dalang dibalik semua ini," ujar Andre membuat Rudi langsung mengangguk, kemudian bergegas pulang.

***
Sampai di rumah, Rudi tidak melihat Dewi, Rudi mencari keseluruhan ruangan namun, hasilnya nihil.

"Dewi, kamu di mana, sayang?" teriak Rudi, namun tidak ada sahutan. Tanpa membuang waktu Rudi langsung bergegas ke rumah almarhum papa Dewi.

***
Sampai di sana, Rudi melihat pembantu sedang menyapu di teras, dengan segera Rudi menghampirinya.

"Bi, apakah Dewi datang ke sini?" tanya Rudi tanpa mengucap salam, membuat pembantu tersebut kaget, lalu mengelus dadanya.

"Tidak, Den. Bukannya non Dewi sama Aden, ya?" tanya pembantu balik.

"I--iya, Bi. Cuma Dewi lagi nggak di rumah, saya kira di sini. Iya sudah, kalau begitu saya pamit, assalamualaikum," ucap Rudi gelagapan lalu pergi.

"Walaikumussalam, apa non Dewi sama den Rudi lagi bertengkar, ya?" gumam pembantu tersebut.

***Bersambung***

Jangan lupa kasih vote 🤗

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang