Bab 13

7.9K 330 3
                                    

1 bulan kemudian.

Rumah tangga Andre dan Diana biasa-biasa saja. Hari ini SMA 1 mengadakan kegiatan famget, dalam rangka merayakan kelas 12 yang sebentar lagi akan UAS.

Semua siswa-siswi wajib ikut mulai dari kelas 10-12. Andre dan Tina sangat senang, karena ini akan menjadi momen terakhir mereka bersama di sekolah dan akan segera melanjut ke perguruan tinggi.

Berbeda dengan Diana yang nampak cemas, karena akan cuti lagi untuk bekerja. Dewi yang melihat kegelisahan sahabatnya mencoba membantu.

"Na, lu kenapa?" tanya Dewi.

"Masa gua harus cuti lagi, Wi, kemaren aja gajinya dipotong, setengah dari gaji gua, gua kasih sama Kak Andre untuk membayar hutang, biaya gua berobat kemaren," jawab Diana panjang lebar, membuat Dewi langsung paham masalah sahabatnya.

'Apa Kak Andre nggak tahu ya. Kalo menafkahi istri itu hukumnya wajib. Dasar ketos gak tahu diri, gua tahu dia jalan mulu sama Tina, awas aja lu!' umpat Dewi dalam hati.

"Tenang aja, Na. Gua bakal bayar biaya famget lu, asal lu mau ikut. Nggak lucu ntar lu gak ikut, trus gua keliatan banget jomblonya, Na," rengek Dewi, dengan penuh harapan Diana mau menerima tawarannya.

Karena dari awal persahabatan mereka, Diana selalu nolak jika Dewi memberikan uang padanya, sudah lama Dewi selalu ingin membantu biaya sekolah Diana, tapi selalu di tolak oleh Diana, dengan alasan masih banyak yang lebih membutuhkan.

"Gua gak mau repotin lu, Wi," tolak Diana.

"Please, Na. Kali ini terima niat baik gua," ucap Dewi, sambil memohon. Karena tidak tega melihat sahabatnya akhirnya, Diana mengangguk membuat Dewi langsung memeluknya.

"Ok, besok lu datang jam 8 ya. Biar kita satu bus," ujar Dewi, yang diangguki oleh Diana.

"Satu lagi, lu jangan beli jajan apa-apa. Ntar gua yang bawain dari rumah," ancam Dewi, membuat Diana langsung terkekeh lalu mengangguk.

****
Malam hari, diana tengah packing pakaian yang akan ia bawa, seharian ini Diana tidak bertemu Andre, bahkan sudah malam pun Andre belum pulang.

"Mungkin Kak Andre lagi sama Kak Tina," gumam Diana kemudian ia tidur.

Tidak lama kemudian, terdengar Andre membuka pintu dengan belanjaan yang banyak di tangannya.

Diana yang mendengar itu, langsung keluar dari kamar untuk menghampiri Andre, sedangkan Andre yang melihat Diana hanya diam saja.

"Kakak, sudah makan?" tanya Diana yang dibalas anggukan oleh Andre.

"Ini jajanan buat apa, Kak? Banyak banget," tanya Diana.

"Kenapa? Lu mau ngemil? Ambil aja, itu jajanan gua sama Tina ntar di puncak," terang Andre.

Yang awalnya Diana ingin mengambil satu jajanan tersebut. Akhirnya, ia urungkan, ketika mendengar jajanan itu punya Andre dan Tina.

"Ya sudah Kak. Diana ke kamar dulu, ya," ucap Diana, membuat Andre mengernyit, bukannya tadi Diana mau ngambil jajanannya.

"Lu, nggak jadi ambil jajanannya?" tanya Andre.

"Nggak usah, Kak. Udah malam juga, Diana mau langsung tidur aja," ujar Diana, sedangkan Andre hanya mengangguk.

***

Pagi hari, Diana sudah siap berangkat ke sekolah, begitu juga dengan Andre dengan semua barang bawaannya.

"Lu bawa kunci satu, ya. Biar gua juga bawa satu," ujar Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.

"Diana, gua minta maaf. Kita nggak bisa berangkat bareng, soalnya gua mau jemput Tina," ucap Andre.

"Nggak apa-apa, Kak." jawab Diana, kemudian ia keluar rumah, dengan membawa tas ranselnya, Diana sedikit kesusahan karena sangat berat.

Andre yang melihat Diana sudah pergi, langsung bergegas keluar rumah, tidak lupa menguncinya terlebih dahulu.

***

Diana sudah sampai ke sekolah langsung di sambut oleh Dewi dan membantu Diana menaikkan tasnya ke dalam bus. Tidak lama kemudian Andre datang dengan Tina.

Andre yang mengangkat semua barang Tina ke dalam bus, membuat Dewi semakin geram melihatnya.

Dewi melihat ke arah Diana yang hanya diam, memperhatikan adegan yang menurut Dewi itu sangat menyebalkan.

"Na, ayo kita masuk ke dalam bus," ajak Dewi untuk mengalihkan perhatian Diana, sedangkan Diana hanya menurut.

Tidak lama kemudian, masuklah Andre dan Tina, mereka duduk tepat di hadapan Diana dan Dewi, sedangkan Diana hanya memilih menunduk mengambil ponsel dan earphonenya.

"Lu, punya ponsel, Na?" tanya Dewi.

"Iya, Wi. Di beliin Kak Andre," ucap Diana jujur, membuat Dewi manggut-manggut.

Andre yang sedang asyik mengobrol dengan Tina, sesekali melirik ke arah Diana yang menunduk sambil mendengarkan musik.

'Apa suami zaman sekarang begini modelnya? Bercanda ria dengan wanita lain tepat dihadapan istrinya sendiri,' batin Dewi meronta, ingin menjambak rambut si ketos.

***
Sampai di puncak mereka langsung memasang tenda, Andre sudah selesai memasang tendanya dengan tenda Tina.

Diana yang masih belum bisa memasang tendanya bersama Dewi, karena Dewi lagi pergi bersama guru olahraga ntah ke mana. Jadi, Diana sendiri yang memasang tenda.

Andre yang dari tadi melihat Diana memasang tenda tidak jadi-jadi. Akhirnya, Andre menghampiri Diana, karena hari sudah mau malam.

"Bisa nggak pasang tendanya?" tanya Andre membuat Diana kaget, kemudian ia menggeleng pertanda tidak bisa.

Andre dengan cekatan mengambil tenda dari tangan Diana, kemudian memasangnya, sedangkan Diana hanya diam memperhatikan Andre.

Tidak lama kemudian, datanglah Tina menghampiri Andre lalu melihat Diana yang disamping Andre.

"Hey ... lu sepupunya Andre bukan?" tanya Tina pada Diana, yang langsung dibalas anggukan oleh Diana.

"Kenalin gua Tina, pacarnya Kakak sepupumu," ucap Tina dengan senyum mengembang sambil mengulurkan tangannya.

"Diana, Kak." balas Diana sambil membalas uluran tangan Tina. Sedangkan Andre hanya diam melihat interaksi keduanya.

Dewi yang sudah dari tadi datang mendengar semuanya, Dewi sangat sedih melihat sahabatnya sama sekali tidak dianggap sebagai istri.

"Na, masuk ke tenda yuk. Capek banget," rengek Dewi pada Diana membuat diana terkekeh, lalu mengangguk.

"Kak, makasih, ya. Udah didiriin tendanya," ucap Diana pada Andre, sedangkan Andre hanya mengangguk.

"Ya udah, kalo gitu kami pamit ke dalam ya, kak," ketus Dewi yang sudah muak melihat Andre.

POV Andre

Gua lihat Diana dari tadi pagi seperti murung dan malas berbicara dengan gua. Di dalam bus gua lihat Diana hanya menunduk, berbeda dengan Dewi yang melihat gua seperti melihat penjahat.

Begitu gua selesai memasang tenda, gua melihat Diana yang nggak bisa memasang tenda. Karena hari sudah mulai gelap. Akhirnya, gua samperin Diana untuk membantunya.

Saat gua sedang memasang tenda, terdengar suara Tina yang mengajak kenalan dengan Diana, begitu gua selesai gua langsung berbalik melihat mereka berdua.

Tidak jauh dari belakang Diana, ada Dewi yang berdiri dengan muka yang sangat tidak suka melihat gua.

'Ada apa dengan Dewi?'

***Bersambung***

Tinggalkan jejak

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang