Bab 29

8.1K 376 12
                                    

***
3 hari kemudian, Diana kembali sekolah, begitu juga dengan Andre yang sibuk dengan tugas kantor belum lagi kuliahnya.

Di kampus, Andre dan Rudi sedang ngobrol, di taman samping kampus karena berhubung belum ada kelas.

"Ndre, menurut lu Dewi orangnya gimana?" tanya Rudi, Andre yang awalnya bingung langsung tersenyum.

"Kenapa emang? Tumben lu kepo?" tanya Andre balik membuat Rudi cengengesan.

"Hehe ... gak apa-apa. Cuma gua mau minta pendapat lu aja tentang Dewi," ujar Rudi, Andre nampak berfikir sejenak.

"Menurut gua, Dewi sama Diana gak jauh beda. Cuma Dewi dari kalangan yang terbilang cukup, beda dengan Diana yang serba kekurangan. Tapi, kalo soal sifat sama pemikiran, mungkin mereka banyak persamaan. Dewi kalo sudah mengenal orang dengan baik, gua liat dia benar-benar sayang, contohnya aja kemaren ketika Diana sakit, Dewi benar-benar sangat murka melihat gua, Dewi juga selalu ada buat Diana apapun yang terjadi.

Terkadang gua iri sama Dewi sampai segitu perdulinya terhadap Diana, sedangkan gua menyesal dulu baru sadar. Bagaimana jika dengan suaminya, pasti Dewi akan lebih dari itu," terang Andre panjang lebar membuat Rudi langsung tersenyum.

"Lu setuju nggak kalo gua lamar, Dewi?" tanya Rudi membuat Andre menyergit.

"Lu yakin. Pikirin secara matang, dulu, jangan sampai kayak gua, Diana selalu tertekan gara-gara sikap gua," nasehat Andre membuat Rudi langsung tertawa.

"Lah, kita mah beda, sikap aja 360 derajat kita beda. Lagian ini 'kan keinginan gua, beda sama lu yang dijodohin gara-gara kesalahan lu juga," ledek Rudi sambil tertawa, membuat Andre langsung mendengus kesal.

"Tapi nggak apa-apa, sih. Gua malahan bersyukur gara-gara kesalahan gua setahun yang lalu, membuat Diana benar-benar jadi istri gua," ujar Andre.

"Elleh ... sekarang lu baru ngakuin Diana sebagai istri, setahun yang lalu lu anggap dia apa? Sampai hampir sekarat gara-gara lu. Menurut gua, Diana cewek yang paling sabar ngadepin sikap lu, yang kayak kulkas plus penjahat," ledek Rudi membuat Andre langsung menoyor kepala Rudi.

"Aws ... sakit, lu gila, ya? Apa sama Diana lu juga bersikap sekasar, ini?" tanya Rudi membuat Andre langsung menggeleng.

"Udah, ah! Malas bahas masa lalu, gua pengen berubah menjadi yang lebih baik buat Diana sampai kapanpun," ucap Andre semangat membuat Rudi langsung mengacungkan jempol di depan muka Andre.

"Jadi gimana? Lu setuju nggak kalo gua nikah?" tanya Rudi.

"Iya setuju. Temui lah orang tua Dewi," balas Andre membuat Rudi langsung mengangguk. Kemudian mereka masuk ke dalam kelas.

***
Pukul 13.30 Diana dan Dewi pulang sekolah, Dewi langsung pamit karena sudah di jemput. Sedangkan Diana nampak berpikir ingin pergi bekerja atau tidak. Tapi, kalo Diana tidak pergi hari ini adalah hari gajian Diana.

Tanpa membuang waktu Diana langsung berangkat ke kafe lalu bekerja.

***
Pukul 16.00 Andre baru pulang ke rumah, karena habis kuliah Andre menuju kantor. Begitu Andre masuk dia tidak melihat Diana, Andre langsung mencari bi Inah ke dapur.

"Bi, Diana sudah pulang?" tanya Andre.

"Belum, Den," jawab Bi Inah, Andre langsung mengangguk kemudian menuju kamar.

Andre langsung menelpon Dewi menanyakan Diana. Tapi, Dewi mengatakan tidak bersama Diana terakhir bersama tadi pukul 13.30.

Andre langsung panik, kemudian Andre teringat kalau Diana selalu bekerja setelah pulang sekolah. Andre emosi pada dirinya sendiri, kenapa ia lupa untuk melarang Diana bekerja.

Andre langsung menyusul ke tempat Diana bekerja, begitu Andre masuk ke dalam kafe, dia melihat seorang Bapak yang sedang memarahi Diana.

"Kamu gimana, sih? Beberapa hari tidak bekerja, begitu kamu bekerja juga tidak becus! Ini gaji kamu!" bentak bapak tersebut sambil melemparkan amplop ke meja depan Diana.

"Maafkan saya, Pak." ucap Diana sambil menunduk. Andre yang melihat itu langsung emosi, ia tidak rela istrinya dibentak-bentak lagi.

Andre langsung menghampiri Diana dan juga Bapak yang di depan Diana, emosi Andre benar-benar sudah di ubun-ubun. Diana yang melihat Andre di sampingnya langsung kaget.

"Mulai sekarang Diana tidak akan bekerja disini, lagi. Ambil uangmu!" bentak Andre melemparkan kembali amplop ke depan Bapak tersebut. Sedangkan Bapak tersebut hanya diam, sekaligus bingung siapa Andre.

Andre menarik Diana keluar dari kafe tersebut, kemudian memasukkan Diana ke dalam mobil. Diana menunduk tidak berani melihat Andre, Diana tahu Andre pasti akan marah besar padanya.

Andre menyetir dengan keadaan emosi, kemudian Andre melihat ke arah Diana. Andre tahu pasti Diana sangat ketakutan karena bentakan Bapak tadi yang merupakan bos Diana, di tambah lagi bentakan Andre terhadap Bapak tersebut.

Andre langsung menepikan mobil, lalu merengkuh Diana yang masih menunduk, dengan segera Diana membalas pelukan Andre.

Tangis Diana pecah dipelukan Andre. Andre yang mendengar itu, membiarkan Diana menumpahkan segala kesedihannya di dada bidangnya, Andre mengelus-elus punggung Diana memberi ketenangan.

Hampir 10 menit Diana menangis, Andre langsung melepas pelukannya, lalu beralih ke mata Diana, Andre mencium kedua mata Diana yang terlihat mulai membengkak.

"K--kak maafin Diana," ucap Diana takut, sedangkan Andre yang melihat ketakutan Diana langsung memegang kedua bahu Diana lalu menatap manik Diana.

"Kakak, boleh minta satu keinginan, gak?" tanya Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.

"Jangan bekerja, lagi. Kakak mohon, biarkan Kakak yang mencari nafkah untuk keluarga kecil kita, please," ucap Andre memohon.

Diana yang melihat suaminya memohon langsung mengangguk, dengan air mata yang kembali turun. Andre yang melihat Diana mengangguk, langsung tersenyum lalu menarik tubuh Diana kepelukannya.

"Makasih, sayang," ujar Andre sambil mencium kepala Diana yang berbalut hijab, sedangkan Diana hanya mengangguk lalu mempererat pelukannya.

"Udah dulu ya pelukannya. Nanti kita lanjut di rumah," ucap Andre dengan nada menggoda, sedangkan Diana mendengus kesal lalu melepas pelukannya.

Andre yang melihat itu, langsung mencium bibir Diana sekilas, lalu kembali menyetir, sedangkan Diana memukul pelan lengan Andre, kemudian mereka berdua tertawa.

***Bersambung***

Jangan lupa kasih vote 😊

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang