Jam 4.00 subuh, Diana terbangun ingin menggeliat. Namun, aktivitasnya terhenti saat melihat tangan Andre masih setia memeluk pinggangnya dengan erat.
Diana kemudian mendongak melihat lebih intens seperti apa wajah suaminya itu, hidung yang mancung, disertai tahi lalat di dekat hidungnya menambah kesan manis pada wajah Andre, bibir yang tipis serta rahang yang kokoh, membuat Diana semakin terkesan melihat indahnya ciptaan tuhan tersebut.
Tidak lama kemudian Diana sadar belum sholat subuh, kemudian dengan hati-hati Diana membangunkan Andre yang masih sangat lelap, karena cuaca yang begitu dingin.
"Kak, bangun ... udah subuh," ucap Diana.
"Eugh, udah subuh ya?" tanya Andre sambil menggeliat meregangkan otot-ototnya, sedangkan Diana yang melihat itu hanya mengangguk.
Kemudian Diana beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, tidak lama kemudian Diana keluar untuk melaksanakan sholat subuh. Namun, dicegah oleh Andre.
"Jangan sholat dulu. Tunggu gua, kita sholat berjama'ah," ujar Andre, kemudian berlalu ke kamar mandi, ada rasa senang yang menjalar dihati Diana, kala Andre mengajaknya sholat berjama'ah.
Tidak lama kemudian keluarlah Andre dari kamar mandi, dengan muka yang masih basah bekas air wudhu, menambahkan kesan ketampanan Andre di hati Diana.
Kemudian mereka sholat subuh berjama'ah. Setelah selesai, Diana sangat berharap Andre mau menyodorkan tangannya untuk di salam oleh Diana, karena Diana tidak punya keberanian untuk memintanya terlebih dahulu. Namun, harapannya sirna kala Andre langsung melipat sajadah.
Hari menunjukkan pukul 8.00 pagi, Diana takut Andre lapar, ia langsung menuju dapur, tapi sayangnya beras Diana sudah habis di masak tadi malam. Kemudian Diana menghampiri Andre yang masih setia dengan benda pipihnya.
"Kak, apa Kakak lapar?" tanya Diana, Andre hanya menyergit melihat perhatian Diana.
"Memangnya, kenapa?" tanya Andre.
"Eh, nggak Kak. Maksud Diana kalo Kakak lapar, Diana mau beli beras dulu ke warung depan rumah dulu," jawab Diana.
"Gak usah. Kita pulang sekarang ya," ajak Andre yang dibalas anggukan oleh Diana.
Di dalam mobil, hanya ada keheningan. Diana yang asyik dengan pikirannya sendiri sambil melihat ke luar jendela, berbeda dengan Andre yang bingung bagaimana cara mengembalikan uang Diana.
"Temenin gua belanja ke supermarket ya," pinta Andre memecahkan keheningan.
"Iya Kak, tapi Kakak mau belanja apa di supermarket?" tanya Diana.
"Gua pengen beli bahan dapur, gua suka masakan lu. Lu mau kan masak tiap hari, biar lebih sehat?" tanya Andre yang langsung dibalas anggukan oleh Diana, tidak lupa senyuman di bibirnya yang membuat Andre senang melihatnya.
"Em ... Diana gua pengen kita sahabatan. Apa lu mau jadi sahabat gua?" tanya Andre.
Sebenarnya ada rasa sakit dalam hati Diana saat Andre hanya menganggapnya sebagai sahabat, tapi satu sisi Diana berpikir ini awal dirinya untuk berusah merebut hati suaminya.
"Iya Kak, Diana mau jadi sahabat Kakak," jawab Diana yang membuat Andre tersenyum lega mendengarnya.
"Maaf ya, Diana. Gua belum bisa anggap lu sebagai istri gua," ucap Andre.
"Nggak apa-apa kok, Kak. Diana tahu kok posisi Diana," jawab Diana dengan senyum sedikit dipaksakan. Sedangkan Andre yang mendengar jawaban Diana hanya diam.
30 menit kemudian, mereka sampai di supermarket, Andre yang bingung harus beli apa aja langsung minta tolong sama Diana.
"Diana, gua bingung mau beli yang mana aja," ujar Andre polos, sedangkan Diana hanya tersenyum lalu menggeleng.
Tidak lama kemudian, Diana sudah selesai mengambil semua keperluan dapur, sekarang mereka tinggal membayarnya. Saat hendak keluar dari supermarket, datanglah seorang wanita cantik menghampiri mereka.
"Andre, tumben lu ke supermarket?" tanya wanita itu siapa lagi kalo bukan Tina. Diana yang melihat itu hanya diam, kemudian Tina melihat ke arah Diana.
"Andre, dia siapa?" tanya Tina tidak mengenali Diana, karena ketika jadi pelayan di kafe, Diana menggunakan seragam khusus.
"Eh, dia sepupu gua," ucap Andre, sedangkan Tina hanya manggut-manggut.
"Andre nonton yuk, mumpung hari minggu," ajak Tina, Diana yang mengerti maksud Tina, langsung pamit pulang.
"Ya udah, kalo gitu Diana pulang duluan ya, Kak," pamit Diana menatap Andre dan Tina bergantian, lalu mengambil alih semua barang yang dari tangan Andre.
Sebenarnya Diana merasa belanjaannya sangat berat karena ada beras di dalamnya. Namun, Diana tahan sampai keluar dari supermarket.
Andre yang melihat punggung Diana mulai menjauh, dengan beban berat di tangannya hanya bisa diam.
POV Andre
Gua berpikir keras bagaimana cara mengembalikan uang Diana, tanpa harus menyinggung perasaannya sedikitpun.
Kemudian terlintas ide di otak gua untuk membelikan uang Diana tersebut untuk keperluan dapur, karena gua lihat diana sangat suka makanan yang ia masak sendiri.
Sampai di supermarket gua bingung harus membeli apa, karena sejak gua lahir gua gak pernah di ajak sama umi untuk beli keperluan dapur.
Kemudian gua minta tolong sama Diana untuk memilih apa saja yang diperlukan, gua lihat Diana tersenyum, lalu tangannya mengambil apa saja yang diperlukan.
Setelah selesai membayar di kasir, kami hendak keluar, tapi langsung disamperin oleh Tina, gua yang bingung harus jawab apa saat Tina menanyakan siapa Diana. Tanpa pikir panjang gua langsung mengatakan kalau Diana sepupu gua.
Sebenarnya, gua ada rasa pengen menolak, saat Tina mengajak nonton karena gua pikir gak mungkin Diana bawa barang seberat ini ke rumah sendirian.
Namun, dugaan gua salah, Diana langsung pamit pulang dan mengambil alih semua barang, gua tahu dia kesusahan membawanya, tapi dia tahan.
****
Sampai di rumah Diana langsung masuk, lalu meletakkan semua barang bawaannya, Diana melihat tangannya sudah merah karena barangnya sangat berat.Tanpa membuang waktu, Diana langsung menyusun barang lalu bergegas memasak, Diana takut nanti Andre pulang dalam keadaan lapar.
'Kak Andre lapar gak ya? Yang benar saja mana mungkin Kak Andre lapar? Sedangkan ia sekarang lagi jalan,' batin Diana.
Setelah 30 menit berkutat di dapur. Akhirnya, semuanya selesai juga, karena merasa sangat capek dan bosan, akhirnya Diana memutuskan untuk menonton televisi, hingga ia tertidur di sofa.
Jam 13.00 Andre pulang ke rumah, ia melihat pintu tidak dikunci, kemudian ia masuk dan melihat Diana tertidur di sofa.
Andre mendekati Diana, ia melihat tangan Diana merah akibat membawa belanjaan yang sangat berat tadi.
Dengan segera Andre mengambil kain dan es batu, kemudian ia kompreskan ke tangan Diana agar tidak bengkak.
Diana merasa dingin di tangannya langsung membuka matanya, alangkah terkejutnya Diana melihat Andre mengompres kedua tangannya.
"Kak," lirih Diana.
"Sudah, tangannya jangan digerakin dulu, nanti bengkak," ucap Andre, yang diangguki oleh Diana.
"Apa Kakak sudah makan?" tanya Diana.
"Belum," jawab Andre, seketika senyum Diana mengembang.
"Ya udah Kak, makan dulu. Diana udah masak tadi," ucap Diana girang.
"Lu, udah makan?" tanya Andre balik.
"Hehe, belum Kak," jawab Diana sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Andre hanya mengernyit melihat tingkah konyol Diana.
"Ya udah, ayok makan bareng," ajak Andre, yang diangguki oleh Diana.
***Bersambung***
Jangan lupa kasih vote 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)
Teen Fiction****Terbit**** "Lu cemburu?" "Kan dari awal gua udah bilang kalo gua cuma anggap lu sebagai sahabat. Jadi, ngapain lu harus cemburu," Jangan lupa follow author ya 🙏 Happy reading 🍃🍃