Bab 45

7.2K 342 18
                                    

Part 45

☘️☘️☘️

Di perjalanan pulang hanya ada keheningan Andre fokus menyetir sedangkan Rudi asyik dengan pikiran sendiri.

"Eh tunggu, masa kita pulang dengan keadaan babak belur gini nanti yang ada Dewi dan Diana panik lagi," ucap Rudi mengagetkan Andre, Andre yang kaget mendengar Rudi langsung menepikan mobil.

"Iya juga ya, kita cari mesjid aja kali ya? Bersihin muka dulu," saran Andre.

"Boleh juga tuh," balas Rudi kemudian Andre kembali menyetir mencari mesjid terdekat.

Tidak lama kemudian Andre melihat mesjid dengan segera Andre menepikan mobilnya kemudian masuk ke pekarangan mesjid sambil celingak-celinguk mencari toilet mesjid, setelah selesai Andre dan Rudi kembali ke mobil.

Andre kembali menyetir sedangkan Rudi sedang berkaca melihat wajahnya sedikit lebam.

"Ndre, kayaknya bakal ketahuan deh sama Dewi dan Diana soalnya muka gua lebam nih," ucap Rudi menunjukkan wajahnya pada Andre.

"Iya sih, tapi biarlah kita bisa manja-manja sama mereka," jawab Andre sambil tersenyum.

"Manja apaan? Dua hari lagi mereka perpisahan masa kita pergi dengan wajah begini," kesal Rudi.

"Tenang aja, mereka tahu yang terbaik untuk wajah kita," ujar Andre sambil terkekeh membuat Rudi ikut terkekeh.

"Ya udah sana! Apartemen lu udah nyampe," usir Andre membuat Rudi kesal.

"Ye, biasa aja kali," jawab Rudi kesal kemudian turun dari mobil Andre.

Tanpa membuang waktu Andre menjalankan mobilnya menuju ke apartemennya.

***
"Assalamu'alaikum," ucap Rudi di ambang pintu Dewi yang sedang menonton televisi langsung berdiri menghampiri Rudi.

"Wa'alaikumussalam, udah selesai Kak kerjaannya?" tanya Dewi karena belum melihat wajah Rudi.

Setelah selesai mengunci pintu, Rudi langsung berbalik menghadap Dewi.

"Astagfirullah, muka Kakak kenapa?" tanya Dewi panik, Rudi yang melihat Dewi panik hanya tersenyum kemudian memeluk Dewi.

"Kakak nggak apa-apa sayang, cuma terjatuh tadi makanya luka dikit," jawab Rudi berbohong.

Dewi langsung melepas pelukan Rudi kemudian menarik Rudi menuju sofa, Dewi mendudukkan Rudi lalu bergegas mengambil kotak P3K.

"Kenapa bisa jatuh, Kak?" tanya dewi sambil mengobati luka Rudi.

"Karena mikirin kamu, Kakak sampai nggak liat jalan," jawab Rudi membuat Dewi menyergit.

"Nggak usah bohong deh, Kak," kesal Dewi membuat Rudi terkekeh.

"Sebenarnya luka Kakak cepat sembuh dengan satu syarat," ucap Rudi membuat Dewi penasaran.

"Apa obatnya Kak?" tanya Dewi tapi Rudi malah diam membuat Dewi semakin bingung.

"Apa Kak?" tanya Dewi lagi sambil menarik-narik tangan Rudi.

"Tapi harus dipenuhi," tantang Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi.

"Cium semua luka Kakak," ucap Rudi membuat Dewi langsung mendengus kesal.

"Itu mah modus Kakak aja," kesal Dewi.

"Ya sudah kalo nggak mau," ujar Rudi pura-pura ngambek kemudian berdiri, Dewi yang melihat Rudi ingin pergi langsung menarik tangan Rudi dengan kuat hingga Rudi terjatuh ke sofa dengan posisi Dewi di bawah dan Rudi di atas.

"Hem ... tadi katanya nggak mau cium sekarang kok malah narik Kakak dengan posisi begini, mau ngapain?" tanya Rudi dengan nada menggoda membuat Dewi langsung blushing.

Tanpa membuang waktu Dewi langsung mencium semua luka yang ada di wajah Rudi, Rudi yang merasakan bibir Dewi manyentuh wajahnya hanya tersenyum.

"Sudah," ucap Dewi semangat membuat Rudi terkekeh.

"Kak awas ... berat tahu," kesal Dewi sambil memukul dada Rudi membuat Rudi gemas dan langsung mencium bibir Dewi.

Dewi yang merasakan ciuman suaminya hanya diam. Cukup lama Rudi mencium Dewi kemudian Rudi berbaring dengan posisi miring di samping Dewi.

"Kakak capek pengen tidur," rengek Rudi pada Dewi membuat Dewi tersenyum lalu memeluk Rudi dan mengusap-usap punggung Rudi.

***
Andre yang baru saja sampai di rumahnya langsung masuk dan mengucap salam. Tapi, tidak ada sahutan sama sekali Andre mencari Diana ke dapur namun hasilnya nihil, tanpa membuang waktu Andre langsung naik ke atas.

Begitu Andre sampai di ambang pintu, Andre langsung tersenyum melihat Diana sedang melompat-lompat ingin mengambil album pernikahan mereka di atas lemari.

Andre mendekati Diana dari belakang kemudian mengambil album tersebut membuat Diana kaget dan langsung berbalik.

Wajah Diana menabrak dada bidang Andre membuat Diana meringis Andre yang melihat Diana meringis langsung meletakkan album di meja samping lemari lalu beralih membingkai wajah Diana membuat Diana langsung mendongak melihat Andre.

"Wajah Kakak kenapa?" tanya Diana panik lalu membingkai wajah Andre membuat Andre langsung tersenyum kemudian mencium tangan Diana yang berada di pipinya.

"Nggak apa-apa, cuma terjatuh tadi," jawab Andre berbohong membuat Diana langsung bingung.

"Emang Kakak jatuhnya gimana? Kenapa bisa lebam gini?" tanya Diana lagi tapi Andre tidak menjawab Andre malah memeluk Diana dengan erat.

'Yang harusnya jalang itu lu Tina,' batin Andre.

Diana langsung membalas pelukan Andre lalu mengusap-usap punggung suaminya.

"Ada apa, Kak?" bisik Diana lembut di telinga Andre membuat Andre langsung melepas pelukannya lalu menggeleng kemudian menarik Diana ke ranjang.

"Kakak pengen tidur," rengek Andre.

"Ya sudah, tidur aja Kak," jawab Diana tapi dibalas gelengan oleh Andre.

"Temani Kakak, kita tidur bareng," rengek Andre membuat Diana tersenyum lalu mengangguk.

Diana terus memeluk Andre hingga Andre tertidur, Diana yang melihat Andre sudah tidur dengan pelan ia melepaskan pelukannya kemudian mengambil kotak P3K lalu mengobati luka Andre dengan hati-hati agar Andre tidak bangun.

***Bersambung***

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang