Bab 38

7.2K 337 10
                                    

Di dalam mobil, Rudi terus berpikir ke mana mencari Dewi. Rudi juga sudah menghubungi Diana tapi, Diana mengatakan tidak bersama Dewi. Rudi makin frustasi, ia tidak tahu mencari Dewi ke mana lagi.

"Kenapa gua sangat bodoh? Kenapa gua bentak istri gua? Padahal papa sudah mengamanahkan untuk tidak membentak, Dewi!" teriak Rudi, lalu memukul stir mobil.

Cukup lama Rudi berpikir, dia teringat dengan makam papa Dewi. Tanpa membuang waktu Rudi langsung menjalankan mobilnya menuju ke pemakaman.

Sampai di sana, Rudi melihat Dewi duduk di tanah sambil memeluk nisan Papanya, seketika lututnya terasa lemas, dia tidak sanggup melihat istrinya seperti itu.

Dengan perlahan Rudi mendekati Dewi, ia melihat Dewi memejamkan matanya sambil menangis memanggil Papa. Rudi langsung duduk di samping Dewi, Dewi tidak menyadari kehadiran Rudi.

"Assalamualaikum, Pa. Rudi minta maaf sama Papa," ucap Rudi, Dewi yang kaget mendengar suara Rudi, langsung menoleh ke samping. Dewi melihat Rudi menunduk sambil menangis.

"Rudi, jahat sama Dewi, Pa. Rudi udah bentak Dewi, Rudi lupa dengan amanah Papa," Rudi terus berbicara, sedangkan Dewi terus menangis, ia tidak berani menyentuh Rudi. Dewi masih takut kepada Rudi.

Cukup lama Rudi berbicara, kemudian menoleh ke arah Dewi. Rudi melihat Dewi masih menunduk tidak berani melihatnya, Rudi merasa ada tetesan air yang jatuh ke tangannya, Rudi melihat ke atas, langit sangat mendung dan gemiris mulai turun.

"Sayang, kita pulang, ya. Udah mulai gerimis," bujuk Rudi lembut dibalas gelengan oleh Dewi.

"Kakak, minta maaf." ucap Rudi, Dewi hanya diam, dengan air matanya terus mengalir membuat Rudi semakin merasa bersalah.

Dengan segera Rudi menarik Dewi ke dalam pelukannya. Dewi sama sekali tidak membalas pelukan Rudi, Dewi hanya diam.

"Maaf, Kakak salah. Tolong maafin, Kakak." bisik Rudi di telinga Dewi, sedangkan Dewi terus menangis.

Rudi merasa hujan mulai deras, Rudi langsung melepaskan pelukannya, kemudian berdiri lalu menggendong Dewi ala bride style, membawanya ke dalam mobil.

Selama di perjalanan hanya ada keheningan, Dewi terus melihat ke arah jalanan. Sedangkan Rudi sesekali melihat ke arah Dewi. Saat lampu merah, Rudi melihat Bapak penjual gulali yang waktu pertama kali dia mengantar Dewi pulang, dengan segera Rudi menepikan mobil.

"Sayang, Kakak tinggal sebentar ya," ucap Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi, lalu Rudi keluar menghampiri si Bapak.

"Pak, saya beli semua gulalinya," ucap Rudi kepada si Bapak.

"Loh, adek yang beli sebulan yang lalu bukan? Yang borong gulali Bapak," tebak si bapak yang dibalas anggukan oleh Rudi.

Dengan segera si bapak memasukkan semua gulalinya ke dalam plastik besar, kemudian memberikannya kepada Rudi.

"Berapa, Pak?" tanya Rudi.

"75000 ribu, Dek," jawab si bapak, Rudi mengambil selembar uang merah, lalu menyerahkannya kepada si bapak.

"Ambil aja kembaliannya, Pak," ucap Rudi.

"Terima kasih banyak, Dek," balas si Bapak sedangkan Rudi hanya mengangguk, kemudian kembali ke mobil. Lalu memasukkan semua gulali di jok belakang.

"Kamu, mau gulali?" tanya Rudi yang dibalas gelengan oleh Dewi. Padahal Dewi sangat ingin memakan gulali, tapi ia masih takut kepada Rudi.

***
Sampai di rumah, Dewi langsung turun dari mobil tapi Rudi lebih dulu menggendongnya, Rudi membawa Dewi ke kamar, lalu merebahkannya di ranjang.

"Kamu, mau mandi?" tanya Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi. Rudi kembali turun ke bawah membawa masuk semua gulali.

Sebenarnya dalam hati, Rudi tidak suka melihat Dewi terus diam. Tapi, apa boleh buat Rudi tahu kalo Dewi takut padanya.

***
Selesai sholat isya, Rudi turun ke bawah membuatkan makanan untuk Dewi. Cukup lama Rudi berkutat di dapur memasak nasi goreng, setelah selesai Rudi langsung membawanya ke kamar.

Rudi melihat Dewi sudah tidur, matanya bengkak karena terlalu lama menangis. Rudi meletakkan makanannya di meja lalu duduk di samping Dewi.

Rudi membingkai wajah Dewi, kemudian mencium kedua mata Dewi lama, lalu beralih keseluruh wajahnya.

"Sayang ... bangun dulu," ucap Rudi lembut di telinga Dewi, membuat Dewi langsung membuka matanya, kemudian duduk.

"Makan dulu ya," bujuk Rudi yang dibalas anggukan oleh Dewi, kemudian Rudi menyuapi Dewi dengan telaten hingga habis.

"Mau makan gulali?" tanya Rudi dibalas gelengan oleh Dewi, kerena tidak tahan melihat Dewi terus diam, Rudi langsung mencium bibir Dewi membuat Dewi melotot.

"Jangan diamin Kakak, please," ucap Rudi memohon, kemudian Rudi naik ke ranjang menarik Dewi kedalam pelukannya.

"Kakak, tahu kakak salah. Tapi, jangan diam begini, jangan takut sama Kakak. Kakak nggak akan bentak kamu lagi," ucap Rudi lembut, membuat Dewi kembali menangis lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Rudi. Rudi mengelus-elus punggung Dewi hingga Dewi tidur.

***Bersambung***

Jangan lupa kasih vote 😊

Ketos Galak & Jutek itu Suamiku (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang