PROLOG

78.1K 4.6K 207
                                    


•~•~•

Suasana kantin sekolah dimana seorang Athaya Lilly Kalinara bersekolah tampak seperti biasanya, sangat ramai. Beberapa anak sedang memesan makanan dan ada yang sudah duduk makan bersama teman-temannya.

Semua anak tampak sangat menikmati suasana istirahat yang terasa menyenangkan, setidaknya bagi mereka. Athaya iri memiliki banyak teman sementara dirinya terjebak di kandang setan.

"Kamu kenapa melamun, sayang?" Athaya menoleh kearah Kennan, kekasihnya dan tersenyum, kemudian menggeleng, "Engga, cuma aku iri aja sama mereka,"

Tanpa sadar Athaya mengucapkan kata-kata kramat itu dan selanjutnya benar saja, Kennan menggengam pergelangan tangan Athaya dengan keras hingga memerah.

"Kamu iri sama mereka? Sadar Athaya! Temen itu racun buat kamu! Mereka semua jahat, cuma aku yang baik sama kamu!" bentak Kennan.

Athaya berdecih dalam hati, dulu mungkin dia akan percaya kata-kata itu, tetapi semakin lama ia muak, benar-benar muak. Entahlah siapa yang racun sesungguhnya bagi hidup Athaya, kekasihnya? Seorang teman? Atau dirinya sendiri?

"Kamu denger aku gak sih!?" Kennan meninggikan suaranya. Beberapa anak sampai menoleh ke arah meja mereka, Athaya tersenyum paksa. "Iya, aku denger kok."

"Cepet makan yang banyak, jangan pakai sambel, kamu minumnya minuman aku aja, jangan minum es, gak sehat buat kamu." Kennan memberikan minumannya pada Athaya lalu menjauhkan sambel bakso itu dari jangkuan Athaya.

Athaya seperti biasanya hanya menurut. Ia tidak ingin membuat Kennan mengamuk dan membuatnya jadi pusat perhatian atau laki-laki itu mencengkram pergelangan tangannya lagi hingga memerah. Yang lebih parah mungkin menamparnya.

Semua hal terasa menyengsarakan, Athaya bukan tidak tahu sedang berada dalam kandang setan, hanya saja seolah ada borgol di kedua kakinya untuknya melarikan diri. Selain itu, Athaya tahu ia tidak bisa melarikan diri karena bukan hanya dia saja yang akan terluka, tetapi akan ada orang lain yang terluka karena dirinya.

Rasanya terkadang memang menyengsarakan, tetapi disatu sisi, Athaya hanya memiliki Kennan sebagai sandarannya. Ia tidak tahu apa jadinya jika tidak ada lelaki itu, terdengar bodoh, ia pikir sepertinya ia menyukai laki-laki setan ini. Dulu laki-laki ini penuh dengan cinta sebelum berubah menjadi sosok mengerikan saat ini.

Kantin sekolah yang semulanya ramai, kini tambah ramai Ketika segerombol lelaki dan seorang perempuan memasukinya. Gerombolan tersebut dapat dipastikan gerombolan anak-anak hitz di sekolah mereka.

Jujur dulu Athaya tidak begitu peduli, bahkan keberadaan mereka saja baru ia ketahui beberapa waktu lalu meski hampir setahun lebih ia bersekolah ini.

Perlu diingat, Athaya tidak pandai bergaul, sejak awal yang ia kenal hanya Kennan, bahkan di kelasnya saja ia tidak memiliki teman. Bagaimana bisa? Entahlah Athaya memang tidak pandai mencari teman dan teman-temannya tampak enggan berteman dengannya.

Namun, kini tatapan mata yang tajam itu mampu menbuat Athaya membeku, seperti sekarang ini, Athaya mengabaikan Kennan yang sibuk dengan ocehannya dan matanya terpaku pada mata tajam itu yang ia rasa juga melihat kearahnya beberapa saat sebelum gadis di rangkulan laki-laki itu mengalihkan perhatian laki-laki itu.

Kennan yang tidak mendengar sautan dari kekasihnya, memandangi Athaya, "Kamu liatin siapa ?!" dengan nada tak suka yang sangat kentara.

Athaya langsung buru-buru memalingkan pandangannya kearah Kennan, "Ah... itu aku liatin...kayanya batagor enak ya?" cicit Athaya.

Kennan memicingkan matanya curiga, "Jangan boong sama aku, kamu tau kan akibatnya, sayang?"

Athaya mengangguk ragu, "Aku engga boong kok."

"Gak, kamu gak boleh makanan batagor Athaya, gak sehat, ini bakso aja udah gak sehat buat kamu, besok kayanya kamu harus masak sendiri buat bekel, salad aja ya? Biar sehat,"

Athaya dengan pasrah hanya mengganguk dan sebelum Kennan mengajaknya bangkit untuk masuk ke kelasnya, Athaya menoleh kesudut seberang dimana sepasang mata elang itu berada, tanpa sadar Athaya tersenyum meski lelaki disana sibuk mendengar ocehan temannya dengan wajah datar dan kakunya itu.

Satu kata, laki-laki itu tampan dan Athaya merasa terlindungi meski hanya dengan tatapan itu, Athaya sendiri tidak tahu dan tidak yakin dengan yang ia rasakan beberapa waktu belakangan ini.

Mungkin nanti ia akan tahu?

<bersambung>

!!! SPAM NEXT !!!


.


.
.

FOLLOW INSTAGRAM AKU YA!

JANGAN LUPA UPLOAD TTG CERITA INI DAN TAG AKU YA, MANIS❤🦋❤🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JANGAN LUPA UPLOAD TTG CERITA INI DAN TAG AKU YA, MANIS❤🦋❤🦋

DITUNGGU LOH YA
XOXO

TIKTOK JUGA YA 😂😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIKTOK JUGA YA 😂😂😂

SEE YOU!

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang