Bab 4

484 106 59
                                    

Halo semuanya, apa kabar? Semoga masih baik-baik aja ya :D

Udah bab 4 nih, mohon dukungannya ♡

Happy reading ❤

• • • • •

Hari ini Beomgyu datang ke sekolah lebih telat dari biasanya. Ia sengaja, lagipula tidak ada guru yang berani menghukumnya. Jika iya, mungkin hanya sekadar menegur saja.

Beomgyu ini bisa dibilang permata berharga milik sekolah. Jadi mau senakal apapun ia, tidak akan ada yang menghukumnya dengan berat. Mereka tentu saja tidak mau kehilangan permata berharga.

Namun sayangnya, dengan otak kelewat cerdas yang dimilikinya, Beomgyu terkadang melakukan hal-hal gila.

Seperti pagi ini ketika ia memarkirkan mobilnya di tengah parkiran guru. Tidak peduli dengan teguran security, pria itu melangkah santai memasuki gedung.

Melewati koridor yang sudah sepi, karena bel memang sudah berbunyi sejak lima menit lalu. Kemudian langkahnya berhenti di depan deretan loker di koridor utama. Ia menghampiri satu pintu bertuliskan namanya, kemudian membuka pintu itu dengan kunci yang barusan ia ambil dari saku celananya.

Helaan napas terdengar saat pintu itu berhasil terbuka. Beomgyu menatap malas dua mini paper bag dan setumpuk surat yang ada di lokernya.

Beomgyu menyingkirkan barang-barang tersebut kemudian mengambil sepatu basket miliknya dan sebuah handuk kecil, lalu memasukkan kedua barang itu ke dalam tas.

Setelah selesai, ia langsung menutup dan mengunci pintu loker tersebut. Tidak langsung pergi, tetapi seperti biasa mengambil permen bulat berwarna-warni yang selalu menempel di pintu lokernya.

Beomgyu menatap lolipop itu lamat-lamat, lebih tepatnya membaca tulisan di sticky note nya.

Ulat yang menggelikan itu bisa menjadi kupu-kupu yang sangat cantik. Ingat itu.

Sudut bibirnya sedikit terangkat, merasa lucu saat membacanya. Kemudian seperti biasa ia melepas sticky note itu, merematnya, kemudian menyimpannya di dalam saku celana.

Pandangannya beralih ke arah Jimin si penjaga loker yang sedang tertidur di kursinya.

Beomgyu menghampirinya, menepuk bahunya pelan untuk membangunkab pria itu.

Jimin akhirnya terbangun dan terkejut mendapati Beomgyu di hadapannya. “Astaga, kau mengagetkanku.”

Beomgyu menatap meja di depan Jimin yang penuh dengan bungkusan, dari plastik hingga paper bag. Dan salah satunya sama dengan yang berada di lokernya.

Pria itu menghela napas. “Jadi benar, ya, kau yang memberikan kunci lokerku pada mereka.”

“A-Apa?”

“Tidak. Sekarang, aku ingin minta kunci cadangan lokerku saja. Loker nomor 133, atas nama Choi Beomgyu.”

Jimin sedikit panik. “Untuk apa kau memintanya? Memangnya kuncimu hilang?”

“Tidak. Aku hanya tidak suka privasiku diganggu.”

“Tapi aku tidak—”

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang