Bab 15

486 87 40
                                    

Sebelum baca, ayo coba senyum dulu, kaya emot '😄' ya!

pssst, bab ini lumayan panjang & penting karena ngejelasin hubungan beomgyu sama chaeri dari awal. bacanya pelan-pelan, ya :D

💌 happy reading 💌

• • • •

Chaeri menatap sekeliling dengan bingung, bertanya-tanya dalam hati tentang alasan Beomgyu membawanya ke tempat duka ini.

Pemakaman.

Tadi pemuda itu seperti terburu-buru, tidak sempat lagi menjawab satu pun pertanyaan dari Chaeri. Bahkan ia mengabaikan teriakan satpam sekolah kala mobil merahnya meluncur keluar dari gerbang. Membuat Chaeri menjadi takut.

Sesampainya di sana, Beomgyu dengan tergesa-gesa menarik pergelangan tangan Chaeri, tidak kencang namun terkesan cepat. Langkah pemuda itu memelan saat melewati papan nama yang berbaris rapi. Pemakaman itu pun tampak asri, hijau dan menenangkan.

Beomgyu melepaskan tangan Chaeri saat sampai di deretan makam yang berada di paling ujung. Kemudian dengan hati-hati ia menghampiri salah satu makam. Pemuda itu sempat berdoa sebentar sebelum memanggil Chaeri untuk menyusulnya.

Maka dengan ragu Chaeri mulai melangkah.

Langkah pertama begitu penuh dengan kebimbangan.

Langkah kedua begitu mendebarkan.

Ia meneruskan sisa langkahnya dengan perasaan tak karuan, sampai saat sudah ada di depan makam yang dimaksud Beomgyu, ia refleks mundur.

Diamatinya papan nama yang bertuliskan Yoon Haein itu, kemudian menggeleng tak percaya. Terlebih setelah Chaeri melihat sebuah foto yang berada di atas tanah hijau itu.

Kakinya bergetar saat mengambil langkah mundur lagi.

Ketika ada setetes air yang menggenang di pelupuk matanya, Chaeri membuang muka, hendak pergi tetapi Beomgyu menahannya.

Dengan memegang tangan Chaeri, Beomgyu berbicara pada makam itu.

“Bu, Bami datang lagi. Tidak sendiri, sekarang bersama Cherry.”

Seakan lututnya tidak kuat untuk menopang tubuh lagi, Chaeri merosot, terduduk di depan makam tersebut. Air matanya tumpah ruah bersamaan dengan rintik hujan yang perlahan turun.

Isak tangisnya semakin kuat kala merasakan tangan Beomgyu mengusal puncak kepalanya sambil membisikkan sebuah kalimat.

“Sudah, jangan menangis lagi. Setidaknya sapa ibu dulu, beliau pasti senang kau datang.”

• • • 🌸 • • •

Chaeri sudah berada di mobil Beomgyu lagi sekarang. Karena hujan semakin deras mengguyur kota, mereka memutuskan untuk pergi dari area pemakaman.

Gadis itu melamun sambil menatap ke jendela, mengamati tetesan air hujan yang meninggalkan embun. Berbagai pemikiran memenuhi otaknya saat itu. Jujur, Chaeri belum bisa menelan semua fakta yang ia dapat hari ini secara bulat-bulat. Apalagi dua fakta yang sangat menggangu pikirannya sekarang.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang