Bab 38

147 31 14
                                    

• • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • •

Akhir pekan sudah hadir kembali. Itu artinya sudah satu minggu usia hubungan Chaeri dan Beomgyu. Masih begitu pendek, tapi Chaeri merasa sudah menjalaninya selama berbulan-bulan.

Mungkin karena penantian panjangnya, yang membuatnya sudah terbiasa bersama Beomgyu. Selama satu minggu itu pula pasangan ini selalu menempel bak permen karet. Chaeri tidak mengerti kenapa Beomgyu jadi semanja ini, padahal sebelum pacaran hobi pemuda itu adalah mengganggunya.

Terkadang, Beomgyu menjadi seperti bocah yang akan marah jika permintaannya tidak dituruti. Contohnya hari ini. Pemuda itu jam empat pagi meneror telpon dan chat Chaeri, membuat gadis itu terbangun paksa. Begini kira-kira obrolan mereka pagi ini.

Bersiaplah Chaeri, kau harus ke rumahku jam sepuluh nanti.

“A-Apa? Tapi ini masih jam empat pagi, Gyu. Untuk apa aku bersiap pagi-pagi buta begini.”

Hehe, takutnya kau bangun kesiangan nanti.

“Memangnya ada apa, sih? Penting sekali?”

Iya, kau harus datang. Dandan yang cantik, ya, nanti kujemput.

“Hm...? Baiklah. Kalau begitu aku tidur lagi, ya, aku sangat mengantuk.”

Baiklah, jangan sampai lupa, ya, Putri Tidur.

Tapi yang sialan, karena Beomgyu mengatakan bahwa hal ini penting sekali, Chaeri jadi berdebar dan tidak bisa melanjutkan tidurnya. Gadis itu malah langsung beranjak ke lemari usai bertelepon. Mengobrak-abrik isi lemari itu untuk mencari pakaian yang cocok.

Hampir dua jam Chaeri disibukkan dengan kegiatan penuh kelabilan tersebut. Sampai akhirnya ia memutuskan mandi dan membuat sarapan untuknya dan sang ayah. Setelah itu barulah ia berkutat di meja rias.

Dengan mengandalkan kemampuannya yang masih di batas dasar, Chaeri mulai memoles wajahnya dengan make up. Ia juga mulai mengerjakan rambutnya. Ia tadinya berpikir ingin mengepang rambutnya saja, tapi kemudian ia teringat kalau Beomgyu sangat menyukai rambutnya. Maka Chaeri memilih untuk membiarkan rambutnya terurai, dan hanya menjepitkan jepitan kecil di bagian belakang rambutnya.

Beralih ke pakaian, setelah mengalami dilema cukup lama, Chaeri akhirnya mengambil salah satu dress miliknya. Itu dress cantik sepanjang lutut, berwarna krem dengan motif bunga-bunga kecil. Dress itu jarang sekali ia pakai, padahal itu adalah hadiah dari sang ayah saat mendapatkan gaji pertamanya.

Gadis itu menyelesaikan semuanya pada pukul sembilan lewat lima belas. Sekali lagi ia menatap cermin, menatap pantulan dirinya yang menurutnya tidak begitu buruk. Chaeri menghela napas, semoga Beomgyu tidak kecewa dengan penampilannya.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang