Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • •
Ternyata Beomgyu membawanya ke sebuah taman bunga yang letaknya tidak jauh dari restoran tadi. Ini taman yang cukup terkenal karena luas dan cantik. Chaeri sendiri beberapa kali mencoba mengajak sang ayah ke sini, tapi belum terlaksana juga.
“Cantik sekali!” seru gadis itu tepat setelah turun dari mobil. Chaeri dengan antusias berjalan mengitari taman, mengabsen deretan bunga yang tumbuh di sana.
Beomgyu ikut tersenyum melihatnya. Pemuda itu sesekali mengecek ponselnya yang menampilkan ruang obrolannya dengan Bibi Lim.
Beomgyu : Bibi, apakah semuanya sudah siap?
Bibi Lim : Belum, Tuan Muda Nanti akan ku kabari jika semuanya beres
Beomgyu : Baiklah.
“Beomgyu!”
Beomgyu langsung menoleh mendengar panggilan itu, lalu mendapati Chaeri yang sudah berjongkok di depan jejeran bunga.
“Bolehkah aku memetiknya? Cantik sekali....” mohon Chaeri dengan wajah memelas.
Beomgyu melirik ke kanan dan kiri, di bagian sana cukup sepi. Lalu Beomgyu mengangguk. “Diam-diam saja, ya, aku malas berdebat dengan penjaga taman.”
“Baik!”
Seantusias itu respon Chaeri. Gadis itu dengan hati-hati langsung mengambil satu tangkai, bahkan ia mengucapkan maaf saat memetiknya. Momen yang membuat Beomgyu gemas dan tidak tahan untuk tidak memotretnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chaeri menghampiri Beomgyu dengan setangkai bunga di tangannya, bersamaan dengan Beomgyu yang sedang mengecek hasil jepretannya.
“Cantik, ya!” seru Chaeri tidak ada habisnya memuji bunga itu.
“Iya, cantik sekali,” sahut Beomgyu yang sebenarnya bukan membalas pujian Chaeri, karena matanya masih setia menatap layar ponselnya yang menampilkan foto gadis itu.