Bab 8

464 90 25
                                    

Klik bintangnya dulu yuk sebelum baca ! :D

Happy reading ❤

• • • •

“Aku ingin kau menjadi budakku selama satu bulan.”

Chaeri melotot saat mendengar ucapan Beomgyu yang berdiri di hadapannya. Saat ini mereka berada di rooftop sekolah setelah tadi pemuda itu memintanya ke sana.

Maka dengan terpaksa Chaeri menurutinya, walau berjalan dengan tongkat kruknya, bahkan hampir terpeleset saat menaiki tangga. Setelah sampai, Chaeri hanya menemukan Beomgyu yang berdiri, terlihat menunggu. Tidak ada dua temannya seperti biasa, mungkin diusir oleh pemuda itu.

“Kenapa? Kau tidak terima?” Beomgyu bertanya karena Chaeri hanya diam sambil terus melotot.

“Kenapa budak? Aku akan bekerja saja dan mengembalikan uangmu secepatnya,” jawabnya. Bagaimanapun juga, diminta menjadi budak itu adalah sesuatu yang sangat rendah dan kejam.

Sementara Beomgyu tersenyum remeh. “Bisakah? Kalau bisa silakan saja, tapi kau bayar hari ini juga.”

Bola mata Chaeri semakin membesar. Tentu saja ia tidak bisa. Bahkan untuk mendapatkan sepersepuluh dari uang itu ia belum tentu bisa.

“Aku tidak memintamu untuk membayarnya!” teriaknya emosi.

“Tapi kau butuh, kan? Kau merasa lega saat aku membayarnya.” Beomgyu menyeringai. “Bukankah lebih baik berurusan denganku daripada teman-teman di kelas yang pasti akan terus memojokkanmu?”

Chaeri terdiam. Beomgyu ada benarnya, tapi ia masih tidak terima.

Melihat ekspresi Chaeri yang begitu membuat Beomgyu mengangguk. “Jadi sudah deal ya, kau menjadi budakku.”

Gadis itu menggertakkan giginya. Ia marah, tapi tidak bisa meluapkan emosinya. Ia merasa direndahkan. “Choi Beomgyu,” ucapnya geram, masih tidak percaya dengan permintaan Beomgyu.

“Kenapa kau takut, Chaeri? Bukankah kau sudah terbiasa menjadi budak?” Beomgyu menyeringai.

“Budak cintaku,” lanjutnya kemudian tertawa.

Chaeri sekarang benar-benar marah. Matanya memerah karena harus menahan air mata yang ingin keluar, ia tidak mau terlihat lemah. Ia kesal, di saat dirinya sudah mau melupakan Beomgyu, tentang perasaannya dan semuanya, pemuda itu malah mengungkitnya lagi.

“Ah iya, aku lupa. Itu dulu, sekarang tidak lagi kan? Sekarang kau sudah melupakan perasaanmu kan?” Beomgyu meledek dengan wajah menyebalkan.

Lalu ia tertawa lagi. Entah menertawai kebungkaman Chaeri atau kegugupan gadis itu yang berarti yang dikatakan Beomgyu belum menjadi fakta.

Chaeri masih menyukainya, Beomgyu yakin akan hal itu.

Namun Beomgyu tidak ingin memojokkan gadis itu. Ia masih ingin menikmati permainannya. Tapi ia ingin sedikit menggoda Chaeri saat ini.

Karena itulah Beomgyu meletakkan satu tangannya di atas kepala gadis itu, mengacak surainya dengan pelan. Sesuai dugaan, pipi Chaeri memerah.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang