Bab 23

227 52 5
                                    

H A L O ! ! !

aku lagi mood nulis ahaha, padahal niatnya mau nanti nanti aja update nya. rejeki kalian yg udah nunggu deh ini 😋

tapi part ini ga gitu panjang ya, semoga kalian tetep suka dan enjoy bacanya

happy reading !

• • • •

Empat hari berlalu.

Chaeri meletakkan penanya setelah selesai menulis tugas dari guru kimianya. Gadis itu memeriksa tugasnya sebelum berdiri untuk mengumpulkan ke meja guru. Kebetulan, guru kimia sedang tidak bisa mengajar, jadi tugas yang diberikan hanya dikumpulkan di meja.

Bersamaan dengan Chaeri meletakkan bukunya di atas tumpukkan buku temannya, Ryujin datang untuk mengumpulkan juga. Tatapan mereka bertemu, canggung. Chaeri buru-buru menjauh dengan kembali ke bangkunya, ia tidak mau mendengar permintaan maaf lagi dari Ryujin.

Gadis itu kini merebahkan sisi kiri kepalanya untuk menatap kursi sebelahnya yang kosong. Omong-omong, selama empat hari juga Beomgyu tidak masuk sekolah, tanpa alasan. Tidak ada yang memberi kabar soal Beomgyu, maka kehadiran pemuda itu ditulis alfa. Bahkan, jabatan ketua kelas kini digantikan oleh Heeseung.

Chaeri sebenarnya penasaran juga tentang ke mana perginya Beomgyu. Ia bertanya-tanya apa alasan Beomgyu menghilang seperti ini. Apa karena bertengkar dengannya waktu itu? Chaeri menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin. Ia terlalu percaya diri, Beomgyu tidak mungkin bolos hanya karenanya.

Gadis itu merubah posisinya, kini menatap Ryujin yang sedang bermain ponsel di barisan tengah. Pernah terbesit pemikiran untuk menanyakan perihal pemuda itu pada Ryujin, karena instingnya bilang, Ryujin tahu tentang ini. Tapi Chaeri tidak bisa. Chaeri sudah memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan pemuda itu, bahkan ia sudah berjanji. Maka ia akan mencoba untuk tidak peduli lagi.

Semilir angin yang masuk dari celah-celah jendela membuat mata Chaeri terpejam. Rasa kantuknya mulai datang, mampu mengalihkan pemikirannya tentang Beomgyu. Tidak bisa menahan, akhirnya gadis itu jatuh tertidur perlahan.

• • • 🌸 • • •

Sudah sepuluh menit Chaeri duduk di kursi depan deretan loker. Bel pulang sudah berbunyi daritadi, tapi Chaeri masih harus menunggu Jaemin yang sedang ada di kamar mandi untuk berganti pakaian. Pemuda itu bilang, ia ingin mengajak Chaeri makan ceker pedas yang ada di dekat panti mereka.

Kakinya mengetuk-ngetuk lantai, ia sangat bosan. Jujur saja, Chaeri sedang mencoba agar matanya tidak melihat ke arah depan, tepat di pintu loker yang bernomor 133. Ia menghela napas.

Tidak bertemu empat hari dengan Beomgyu adalah hal aneh baginya. Dulu waktu ia sakit dan harus dirawat, tiap hari tanpa ada Beomgyu bagaikan makan ceker ayam tanpa bumbu pedas, tidak lengkap. Tidak bisa bohong, rasanya masih begitu sampai sekarang.

Chaeri tidak mengerti kenapa ia seperti ini. Apakah Beomgyu memakai pelet? Rasanya sangat tidak mungkin.

Namun, ia akui dirinya hampir berhasil. Bukan tentang melupakan perasaannya untuk Beomgyu, tapi melupakan harapannya pada Beomgyu. Lagipula pemuda itu sudah berjanji tidak akan mengganggunya lagi, dan Chaeri juga berjanji tidak akan datang padanya lagi.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang