Bab 5

462 100 49
                                    

Hi, apa kabar?

Maaf lama banget updatenya, semoga masih ada yang baca hshshs :( Awalnya aku ragu untuk update ngerasa nggak pede lagi sama cerita ini. Tapi aku akhirnya tetep coba nulis lagi, karena alur cerita ini salah satu alur fav aku :D

Btw, kalo kalian sadar, cerita ini ganti judul hehe :D Terus covernya ganti juga, dibikinin sama seulwoonbi xixi thank u beb ❤

Udah deh, langsung aja dibaca. Happy reading !! 🌸

• • • • •

Chaeri baru masuk sekolah hari ini setelah dua hari sebelumnya absen karena harus ke rumah sakit. Kini ia tak lagi memakai kursi roda, melainkan kruk yang ditahan oleh kedua lengannya. Sengaja untuk melatih kakinya agak sanggup menapak lagi.

Hal itu sebenarnya memicu kemarahan Beomgyu- karena mereka seharusnya presentasi kemarin, sedangkan file tugas mereka dibawa oleh Chaeri.

Sehingga saat Chaeri sampai kelas tadi, ia tidak menemukan kursinya di tempatnya, melainkan berada di atas lemari besar di pojok ruangan.

Gadis itu berdiri dengan bingung di depan mejanya, sesekali melirik Beomgyu yang sibuk mengunyah permen karet sambil kakinya dinaikkan ke atas meja.

"B-Beomgyu ..." lirih gadis itu putus asa. Tidak tahu lagi harus bagaimana selain meminta belas kasihan dari pria di hadapannya ini.

Pria itu hanya melirik sekilas, dan malah tersenyum miring lalu berucap, "Ku kira kau sudah pindah sekolah."

Chaeri mengigit bibir dalamnya, menyadari bahwa keadaan akan tetap sulit, sedangkan bel masuk sepuluh menit lagi berbunyi. Tidak berani juga meminta tolong kepada teman yang lain, karena yang ia dapati sebagai balasan pastilah hanya cemoohan.

Mengerti kegelisahan Chaeri, Beomgyu menurunkan kakinya, lalu menatap Chaeri dengan raut wajah menyebalkan. Sempat membuat gelembung dari permen karet yang dikunyahnya sebelum mengatakan sesuatu.

"Kemarin aku bersusah-payah untuk meletakkan kursimu ke atas lemari. Jika kau ingin kursi itu kembali, maka bersusah-payah lah juga."

Pria itu melirik kaki Chaeri. "Ambil sendiri, kakimu juga sudah bisa berdiri."

Belum sempat Chaeri menjawab, mereka dikejutkan oleh seseorang yang datang. Itu Eunsang, datang dengan mendorong mejanya.

"Chaeri-ya, aku akan mengambilkan kursimu. Kau bisa duduk di kursiku dulu untuk sementara."

Chaeri agak terkejut sebenarnya, karena Eunsang sudah memposisikan mejanya di depan lemari. Sedangkan dirinya sudah berdiri di atas meja itu.

"Eunsang-ah, t-tidak perlu. Aku tidak apa-apa," ucap Chaeri yang merasa tidak enak, juga risih karena kini teman-teman sekelasnya memberikan tatapan aneh.

Chaeri mencoba menghentikan Eunsang, tapi terlambat, pria itu sudah berhasil membawa kursinya turun, dengan senyum manis yang tak hilang dari wajahnya.

"Gomawo," ucap Chaeri tulus saat kursinya sudah ditempatkan ke tempat semula.

Eunsang tersenyum kemudian mengangguk. "Aku tidak bisa diam saja melihat temanku dalam kesulitan seperti itu."

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang