Bab 6

457 91 39
                                    

Hi, aku double update nih hehe. Jangan lupa dukungannya yaaa !!

Happy reading ❤

• • • •

“Sebenarnya ... Aku menyukaimu.”

Chaeri terus menunduk, tangannya tidak berhenti meremat sesuatu di saku roknya. Ia benar-benar bingung sekaligus terkejut saat Beomgyu mengatakan— ah mungkin bisa dibilang menyatakan perasaannya secara tiba-tiba.

Hey, siapa juga yang tidak akan terkejut saat seseorang yang dicintai membalas perasaannya.

Ada sedikit rasa percaya diri Chaeri yang muncul karena Beomgyu hanya diam saja, mungkin pria itu menunggu jawabannya. Chaeri menggigit bibir bawahnya gugup, ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya itu.

Namun saat hatinya kembali yakin akan bayang-bayang harap yang terlampau tinggi, Chaeri bahkan sudah membayangkan euphoria-nya saat nanti mereka bersama. Tiba-tiba Beomgyu berucap, yang membuat semuanya seketika buyar, karena Chaeri harus kembali dihadapkan dengan kenyataan.

“Itu yang ingin Eunsang katakan padamu.” Pria itu tersenyum miring saat melihat Chaeri menatapnya tak percaya. Baru saja ia melihat pipi merah gadis itu yang terlihat menggemaskan, sekarang sudah berganti dengan tatapan kecewanya. Entah kenapa, Beomgyu selalu suka mengerjai gadis itu.

“Kau pikir apa? Aku akan menyatakan perasaan padamu? Jangan terlalu berharap,” lanjutnya dengan mendengus geli.

Chaeri menelan salivanya susah payah, seakan menelan kembali mimpi-mimpinya yang sudah mencapai langit penuh bintang. Ingin sekali ia tertawa menyadari kebodohannya. Jadi ia dipermainkan oleh pria yang selalu dipujanya dalam hati itu? Ck, memalukan sekali.

Terlebih dari rasa malu itu sendiri, hatinya terluka hebat. Kalaupun memang Beomgyu tidak menyukainya, seharusnya tidak perlu berkata begitu. Itu hanya akan menambah luka dan mengurangi rasa percaya diri Chaeri.

Perlahan gadis itu menyingkirkan tangan Beomgyu dari lengannya, sempat memberikan tatapan terlukanya sebelum akhirnya melangkah menjauhi Beomgyu.

Ah jadi itu ya tujuan Beomgyu membantunya? Pria itu seakan memberi harapan lebih pada Chaeri, lalu menghempasnya begitu saja.

Ternyata sesakit ini, ya.

Belum ada tiga langkah berjalan, Chaeri sudah terjatuh. Rasa kesal yang meluap-luap membuat pandangannya jadi tidak fokus, keseimbangannya pun tak perlu dijelaskan karena Chaeri sendiri memang belum terbiasa menggunakan kruk.

Gadis itu tidak bisa berhenti mengumpat dalam hati saat merasakan Beomgyu mendekatinya lalu berjongkok di sampingnya.

“Kau benar-benar ingin aku berhenti jadi ketua kelas, ya?” tanya pria itu sinis.

Chaeri susah payah menahan air matanya agar tidak tumpah ruah di hadapan pria ini. Ia tidak sudi menangisi pria yang sudah dicintainya bertahun-tahun itu hanya karena berkata pedas padanya.

Akhirnya, gadis itu menatap Beomgyu tajam. Tapi Beomgyu malah menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Mata merah gadis itu membuatnya merasa puas. Perlahan ia tersenyum miring.

“Kau gila, ya, Choi Beomgyu?”

Ingin sekali Chaeri mengatakan kalimat itu sekarang, tapi rasanya tidak sanggup. Sungguh, Chaeri benar-benar benci fakta bahwa dirinya selalu jadi lemah saat berhadapan dengan Beomgyu.

Tapi Chaeri tetap akan memberanikan diri untuk berbuat sesuatu. Ia tidak ingin terus menerus direndahkan. Ia ingin Beomgyu tahu, kalau dirinya bisa menjadi tegas juga.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang