Bab 9

406 87 12
                                    

Hi, apa kabar? Udah senyum belum hari ini? Kalau belum, senyum yuk! Kayak gini, iii :D

Happy reading 💜

• • • •

“Kalian tahu tidak? Beomgyu meminta Chaeri menjadi budaknya!”

“Ku dengar, itu untuk membalas kebaikan Beomgyu yang membayar biaya study tour-nya.”

“Semiskin apa dia sampai tidak bisa membayar 100.000 won?”

“Ah, Beomgyu kita memang malaikat.”

Chaeri memilih untuk terus melangkah, membiarkan desas-desus itu menemani perjalanannya menuju parkiran. Ia baru saja kembali dari lapangan basket setelah mengambil tas Beomgyu yang tergeletak di tengah-tengah.

Namun, tiba-tiba saja orang-orang itu berkerumun, kemudian menghalangi jalan Chaeri. Gadis itu terpaksa berhenti, tangannya dengan kuat memegang kruk, sedikit gugup.

Hey, kau! Kau dengar semua ucapan kami, kan? Kenapa diam saja?” tanya seorang gadis berambut merah.

Chaeri dengan berani menatap ke arah mereka, ada lima orang berdiri di depannya. Dengan menghela napas panjang, gadis itu mencoba menjawab.

“Untuk apa aku membalas ucapan kalian? Buang-buang waktu.”

Walau tangannya gemetar, tapi tatapannya tak gentar.

Kelima gadis itu melotot, tidak percaya dengan ucapan Chaeri.

“Kau berani pada kami?!” teriak salah satunya yang dikuncir kuda.

Chaeri tersentak. Koridor yang dilaluinya ini sangat sepi, maklum karena sekolah juga sudah bubar. Terlebih, ini koridor paling belakang, jarang yang menggunakannya. Jika dari lapangan basket, jalan ini yang paling dekat untuk menuju ke parkiran.

“U-Untuk apa aku takut?” Gadis itu menggigit bibir dalamnya, sebenarnya ia sangat takut.

“Dasar gila! Kau pikir kau ini siapa?” Salah satu dari lima gadis itu mendorongnya hingga terhuyung ke belakang. “Kau cuma seorang murid buangan di sini! Ayahmu bekerja sebagai supir taksi, dan kau sebagai budak! Apa kau pikir dirimu yang sangat menjijikkan itu pantas ada di sini?!”

Tidak hanya dicaci maki seperti itu, kini tubuh Chaeri diseret ke kamar mandi dekat sana. Didudukkan di pojok sebelum seluruh tubuhnya disiram air. Membuat seragamnya basah kuyup.

Tapi Chaeri tidak menangis. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Ia mencoba melawan, tapi tubuhnya lemah. Kruknya sudah terlepas, tas Beomgyu juga terlempar di depan kamar mandi.

Kelima gadis itu tak berhenti menyiramnya dengan air. Sampai Chaeri menggigil baru mereka tertawa puas.

“Kau harus berterima kasih karena kami telah memandikanmu secara gratis.”

Gadis yang dikuncir satu itu berjongkok, menyamai tingginya dengan Chaeri yang duduk. Tangannya mengusap rambut Chaeri yang basah, kemudian menarik rambut itu hingga kepala Chaeri mendongak.

“Kau sebenarnya cantik, tapi sangat bodoh. Kenapa kau tidak melawan saat di-bully begini? Dasar bodoh!”

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang