ᴘᴀʀᴋ ᴄнᴀᴇʀɪ

640 113 51
                                    

Chaeri's pov

Ini sudah hampir sebulan semenjak kecelakaan yang menimpaku terjadi. Dimana karena kecelakaan itu, aku kehilangan kemampuan berjalanku. Tidak tidak, aku tidak lumpuh. Tapi salah satu kakiku mengalami cedera cukup parah, kaki sebelah kanan tepatnya. Rasanya benar-benar menyakitkan, tapi dokter bilang itu tidak perlu dioperasi, asal aku rajin untuk menjalani pengobatan di rumah sakit.

Aku malah diberikan kursi roda sebagai ganti kakiku. Awalnya sangat kaku, tapi lama kelamaan aku terbiasa memakainya.

Omong-omong, namaku Park Chaeri.

Pada awalnya, aku dikenal sebagai anak manis, ramah, yang ditakdirkan menjadi kaya raya. Tapi semuanya berubah hanya karena satu masalah; perusahaan ayahku mengalami kebangkrutan hebat. Kami pun terpaksa pindah ke sebuah rumah kecil karena ayah banyak terlilit hutang. Sekarang ayahku harus bekerja menjadi supir taksi untuk bertahan hidup, karena jika melamar di tempat lain pun sepertinya tidak akan bisa. Kasus kebangkrutan ayah mungkin bisa menjadi catatan hitam bagi lapangan pekerjaan. Dan ayah diharuskan segera punya pekerjaan. Apalagi dengan kondisiku yang seperti ini, membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk pengobatan. Memikirkan itu membuatku merasa sangat bersalah.

Aku tinggal hanya berdua dengan ayahku. Ibuku sudah meninggal lima tahun lalu, saat aku baru tamat sekolah dasar. Sekarang umurku menginjak 18 tahun, umur yang pas untuk siswi kelas 3 SMA.

Oh iya, ada satu hal lain yang membuat kehidupanku berubah drastis. Ini murni kesalahanku, karena aku tidak bisa menahan perasaanku kala itu. Perasaan yang tidak seharusnya ada karena itu benar-benar menyulitkan.

Aku yang dulunya cukup populer karena orang-orang menilai diriku yang cukup asyik untuk diajak berteman, harus kehilangan citra itu hanya karena memutuskan untuk bersangkutan dengan seorang Choi Beomgyu dalam kehidupanku.

Tepat saat ku tempelkan lolipop kelima ku untuknya, seseorang memergokiku. Membuat rumor-rumor tidak mengenakkan yang sayangnya memang benar, hanya saja, semakin beredar semakin berlebihan dan terkesan menjijikan. Membuatku akhirnya mendapat julukan 'pengejar hati' si pangeran sekolah.

Benar-benar gila.

Tapi aku sungguh menyukainya. Aku tidak bisa berhenti, seakan hidupku memang ditujukan hanya untuknya.

Aku ingat betul, aku mulai menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya. Itu sudah cukup lama, saat masa orientasi siswa baru tepatnya. Saat itu seluruh siswa diharuskan melakukan perkenalan di depan, dan Beomgyu benar-benar terlihat keren di mataku. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan, dasinya yang sedikit longgar karena kancing atas kemejanya terbuka, dan sepatu berwarna merah miliknya benar-benar mencuri perhatianku waktu itu. Tapi aku sadar kalau bukan hanya aku, melainkan hampir seluruh siswi menatap sama kagumnya sepertiku.

Dan itu benar-benar membuatku tidak percaya diri.

Tapi siapa sangka saat hari perkemahan aku malah berkesempatan mengobrol dengannya. Benar-benar di luar dugaan karena waktu itu aku sedang duduk sendirian di depan api unggun dan dia tiba-tiba saja bergabung. Dia tidak bisa tidur, sama sepertiku. Lalu kami terlibat dalam perbincangan ringan, hanya sebentar karena Beomgyu tiba-tiba mendapat sebuah panggilan di telponnya. Hal itu ku jadikan kesempatan untuk kembali ke tendaku, menormalkan detak jantung dan pipiku yang seketika merona.

Aku salah tingkah.

Lalu aku mengintip saat Beomgyu kebingungan menyadari aku tidak ada. Tapi tidak terlalu kentara, karena pria itu langsung memposisikan dirinya lagi di depan api unggun. Menikmati kobaran api yang bisa menghangatkan dinginnya malam.

Lagi-lagi ia tampak sangat keren dan juga tampan. Tapi, Beomgyu memang selalu tampan.

Di dalam tenda, aku mengingat lagi senyumnya yang sehangat matahari. Tawanya yang terdengar manis, apalagi dengan dimple di sebelah pipinya. Aku merasa benar-benar jatuh cinta.

Tapi tiba-tiba, Beomgyu berubah seratus delapan puluh derajat hanya karena mengetahui kalau aku menyukainya. Maksudku, apa salahnya? Bukankah banyak gadis lain yang juga mengaguminya sama sepertiku, kenapa hanya aku yang ditindas, seakan menyukainya adalah sebuah kesalahan besar.

Beomgyu menjadi dingin, kejam, dan tidak berperasaan.

Tapi seakan hatiku kebal, walau sudah merasakan sakit begitu sering. Perasaanku padanya tidak berkurang sedikitpun, bahkan mungkin akan bertambah dari hari ke hari.

Karena mulai sekarang, kami sekelas.

Tidak hanya itu, kami juga duduk sebangku.

Aku tahu, mulai hari itu pasti akan menjadi hari yang melelahkan. Aku yakin seribu persen, Beomgyu sudah mempersiapkan segalanya seperti biasa. Maka dari itu, aku sudah siap menerima segala konsekuensinya. Lagipula aku cukup senang bisa duduk berdua dengannya--- err, walau dia tidak.

Tidak apa-apa, aku masih bisa bertahan.

Setidaknya aku akan bertahan sampai hatiku benar-benar sudah menyerah.

• • • 🌸 • • •

A/N

Ini juga masih perkenalan, bab 1 nya di next part !!

Lanjut atau unpub nih?

Jangan lupa dukungannya temen-temen 🙌💖

Nih dikasih bonus foto cewek cantik :

Nih dikasih bonus foto cewek cantik :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loh kok cermin, kak?

Karena cewek cantiknya ya kalian sendiri ☺❤

You as Park Chaeri

Jeje as jodohnya Beomgyu — eh, ngga :D

🐻🐻🐻

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang