Limerence

Bab 11

Halo, apa kabar kalian hari ini? Harus baik-baik aja, ya! Jangan lupa pake masker sama hand sanitizer!!! 🧸✨

Oiya, ramein bab ini dong, kalo rame besok malem up lagi :D

Happy reading ❤️

• • • •

Sudah seminggu waktu berlalu sejak insiden di lapangan basket. Waktu itu, darah yang keluar dr hidung Chaeri tak mau berhenti, hingga membuat gadis itu izin sampai jam sekolah usai. Untung saja sakitnya tidak sampai berhari-hari, walaupun merah di dahi Chaeri bertahan sampe 3 hari.

Hari ini study tour bertemakan 'mengenal alam lebih dalam' akan dilaksanakan. Study tour yang sangat dinantikan oleh para murid ini akan dilakukan di hutan dengan menginap satu malam di dalam tenda. Karena tempat membangun tenda tidak begitu luas, sekolah mengatur agar setiap kelas punya sesi masing-masing. Chaeri jadi agak khawatir karena tidak ada Chaesung, kelas temannya itu dapat sesi lusa.

Chaeri sudah tiba di sekolah sejak setengah jam lalu. Ia memang termasuk anak yang rajin, padahal saat ia tiba, kelasnya masih sepi. Tapi sekarang semua orang sudah berkumpul di dekat bus, sambil menunggu, mereka menata barang di bagasi.

Chaeri mengernyit, netranya menatap ke sekeliling. Belum ada Beomgyu di sana. Apakah pemuda itu tidak datang? Memikirkan hal itu membuat Chaeri mendengus kesal, pasalnya semalam, Beomgyu mengirim pesan padanya untuk dibawakan lolipop yang banyak. Sangat mendadak sehingga tidak tidur sampai tengah malam karena harus mencari toko permen yang masih buka.

Untungnya ketemu, tapi gadis itu hanya dapat lima buah, biarlah.

Chaeri mungkin akan terus merutuki Beomgyu dalam hati jika saja ponsel di dalam sakunya tidak bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk. Gadis itu mengeceknya, ternyata dari Beomgyu.

Beomgyu :
Aku akan tiba lima menit lagi.

“Kenapa dia laporan padaku.” Ucapan dan ekspresinya tidak kompak, karena tanpa sadar, Chaeri tersenyum lega setelah membacanya.

“Chaeri!”

Gadis itu menoleh kemudian mendapati Eunsang yang sedang berjalan menghampirinya. Tentu saja ia langsung memasukkan kembali ponselnya ke saku.

“Sejak kapan kau datang?” tanya pemuda itu saat sudah berada di hadapan Chaeri.

“Sejak setengah jam lalu mungkin?” Chaeri memiringkan kepalanya sedikit, mengira-ngira.

“Sungguh? Kenapa aku tidak melihatmu? Padahal aku sudah satu jam di sini!”

Yang diajak berbicara terkekeh pelan. “Aku tadi duduk di kelas, lalu ke kantin. Mungkin kau sibuk sampai tidak melihatku,” ujarnya.

“Ah, kau benar. Aku sangat sibuk hari ini, menjadi bendahara sekaligus panitia kegiatan memang melelahkan.”

Chaeri tersenyum kemudian mengepalkan kedua tangannya, memberi gestur semangat. “Semangat! Kau hebat, Lee Eunsang!”

Keduanya saling melempar senyum sampai tiba-tiba Chaeri merintih karena sebuah tas dilempar ke kakinya. Tas hitam yang cukup besar, pantas saja gadis itu kesakitan, untung tidak sampai jatuh. Sementara oknum yang melempar hanya menatap mereka datar— tidak, lebih tepatnya hanya menatap Chaeri.