Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Revisi ✔
Jgn Lupa Vote & Coment 🦁💓
Happy Reading Guys 💐
Sorry Typo 🔎
"Dia adik perempuan kesayanganku yang menjadi Leader yang disegani oleh semua orang. Gadis kecil yang sangat tangguh walau badai menerpa nya. Aku sebagai kakak nya sangat bangga dengan semua pencapaian nya. Menurutku dia gadis yang misterius yang akan mengejutkan dan menggemparkan dunia dengan aksi nya"
Devan Kenzo Alvian Bruckley Alexander
Aku keluar dari mobil Marcedes-Benz Maybach Exelero karena pintu mobil dibuka oleh Kak Morgan lalu diikuti oleh bang Devan dan Bang Devon.
"Wuihh sweet banget deh princess sama cowo ciee," goda Bang Devan membuat kak Morgan salah tingkah sedangkan aku memutar bola mata malas.
"Maaf bang seperti abang salah paham saya sama Queen tidak memiliki hubungan apa-apa hanya...," ucapan kak Morgan aku potong sebelum membuka rahasiaku.
"Berteman bang," sela ku cepat aku menatap kak Morgan dengan tatapan tajam membuat kak Morgan meneguk ludah kasar.
"Hampir saja keceplosan padahal Queen belum membuka identitas sebenar nya," ucap kak Morgan di batinnya. Aku mengacuhkan nya dan masuk ke dalam markas GDM & SDG.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," salamku sebelum masuk ke dalam Markas GDM & SDG.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab semua orang yang ada di dalam tanpa terkecuali.
"Selamat siang Queen," sapa salah satu anggota Mafia yang sedang memainkan piano.
Ya memang aku sengaja menaruh beberapa alat musik di markas seperti gitar, piano, drum, biola, dll, agar bisa membuat semua anggota tidak terlalu bosan di markas GDM & SDG.
"Juga kak Rasya," ucapku menjawab.
Kutoleh ke ke belakang bang Devan dan bang Devon dengan mimik wajah kebingungan.
"Bang Devan, bang Devon duduk," suruhku ke bang Devan dan Bang Devon untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
Setelah itu bang Devan dan Bang Devon pun duduk di sofa.
"I..iya," ucap keduanya gugup dan sedikit ketakutan, aku menahan senyum ku saat melihat kegugupan keduanya.
"Gk usah gugup apalagi takut mereka tak akan melukai bang Devan sama Bang Devon," lanjut ku menenangkan Bang Devan dan bang Devon agar tidak takut mereka berdua hanya mengangguk.
