Pagi itu, tidak seperti biasanya, rumah keluarga Danendra mendadak sesepi kuburan. Meskipun keluarga mereka tidak seperti keluarga Arkana yang mulutnya selalu berkicau 24/7, tapi suasana rumah tidak pernah sesepi ini.
Biasanya ada suara TV atau minimal speaker bluetooth milik Ana yang menyalakan lagu-lagu Korea kesukaannya. Tapi pagi ini, semua mendadak hening.
Tidak ada suara lain selain suara sendok garpu yang menari diatas piring.
"Kenapa pada diem dah..." Celetuk Juna yang tak betah dengan aura mencekam ini.
"Gapapa"
Juna kaget karena ketiga orang disana menjawab secara bersamaan.
"Kompak amat... Pada kenapa sih?" Juna jadi takut mereka kesurupan massal.
Ting!
Jingga menaruh sendoknya dan langsung menyambar air minum disana.
"Kakak mau pergi sama Lentera. Kalau kalian mau pergi, jangan lupa izin sama Bi Laksmi" ucap Jingga sambil berdiri dan meninggalkan meja makan.
Ketara sekali mood Jingga sedang tidak baik-baik saja.
"Kakak juga mau pergi. Kamu jaga rumah ya" ucap Pesona tanpa ekspresi.
"Lah Kak Ana mau kemana?"
Ana menarik nafas panjang.
"Yohan pulang hari ini. I'll ask for clarity and stop all my wishes. Kalau dia serius sama kakak, I'll treat you. Tapi kalau engga..." Ana menggantung sedikit kalimatnya, lalu ia tersenyum "...berdoa aja semoga kakak ga bunuh diri"
"KAK!"
Ana tertawa "Bercanda Juna~~~ ya kali bunuh diri cuma gara-gara dia? Palingan nangis doang"
Juna berdecak "Jangan suka bercanda! Kalau didenger Tuhan gimana?"
Selli hampir aja kelepasan ketawa. Tapi dia langsung tahan. Soalnya dia lagi mode badmood yang nunggu Juna peka.
"Iya-iya ga lagiiii.... Udah ya kakak pergi~ Dadah!! Selli! Jagain Juna ya~"
Selli tersenyum "iya kak"
Setelah itu Selli kembali memasang wajah datarnya.
"Buset buset itu muka... Pada kenapa sih hari ini? Mau kasih gw surprise? Ulang tahun gw masih bulan depan!" Ucap Juna dengan wajah kesal.
Selli tidak menggubris dan langsung membereskan bekas makannya dan mencuci piring sendiri.
"Ga usah dicuci, ada Bi Laksmi" Juna seperti bicara sendiri, Selli benar-benar tidak menggubrisnya.
//Kasian banget cogan dicuekin//
Setelah semua piring bersih, Selli masuk ke kamar. Juna cuma bisa melongo sambil introspeksi diri.
Gw salah apa...
Sedangkan di sisi lain, Selli malah asyik chattingan sama Kak Sean. Seenggaknya Kak Sean tau kondisinya sekarang dan dia ga khawatir karena kenal baik sama keluarga Juna.
Dia tau mereka orang-orang baik.
Tok tok tok
Selli menaruh handphonenya dan membukakan pintu untuk—entah siapa—
Begitu Selli membuka pintu, Juna sudah berdiri manis disana. Dengan satu tangan bertolak pinggang.
"Lo nyuekin gw?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Juna.
Selli menaikan satu alisnya, lalu menggeleng "Engga. Ngapain juga nyuekin lo?"
Juna mendengus "Gw salah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [END]
General Fiction[Ineffable Universe Phase 1] "I always grateful for everything I have. Home, job, friends- -and also you." -Pradipta Jingga Danendra